Lintasan Sejarah 25 Februari 2018
Hari ini, Ahad tanggal 25 Februari 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 8 Jumadil Akhir 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 6 Isfand 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Perang Saudara di Suriah Meletus
64 tahun yang lalu, tanggal 25 Februari 1954, terjadilah perang antara pejuang kebebasan Suriah melawan pemerintahan Adib al-Shishakli.
Sebelumnya, Kolonel Shishakli meraih kekuasaan melalui kudeta tahun 1951 terhadap presiden saat itu, Hashem Atasi. Shishakli memerintah dengan sistem dikator militer dan pada tahun 1953, ia menetapkan undang-undang baru yang amat membatasi kebebasan rakyat sipil.
Perjuangan penggulingan Shishakli dilakukan oleh kelompok-kelompok nasionalis, yang terdiri dari buruh, petani, dan mahasiswa. Mereka kemudian memilih Hashem Atasi, yang juga merupakan pemimpin Partai Sosialis Syria, kembali menjadi Presiden dan mengembalikan UU Syria kepada UU tahun 1950.
Ayatullah Syafrafuddin Amili Meninggal Dunia
62 tahun yang lalu, tanggal 8 Jumadil Tsani 1377 HQ, Ayatullah Sayid Abdul Husein Syarafuddin Amili, seorang tokoh ulama besar muslim, meninggal dunia.
Ayatullah Syarafuddin Amili dilahirkan pada tahun 1290 HQ di kota Kazhimain, Irak. Di tahun-tahun pertama beliau belajar ilmu-ilmu dasar keislaman kepada ayahnya. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikan agamanya kepada guru-guru besar seperti Syaikh as-Syariah Isfahani, Akhond Khorasani, Sayid Muhammad Kazhim Yazdi dan lain-lain.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ayatullah Syarafuddin Amili pada 1322 HQ pergi ke kawasan Jabal Amil di Lebanon untuk menyebarkan ajaran Islam. Pada 1330 HQ, beliau mengajak ulama dan para pemuka Jabal Amil untuk bangkit melawan penjajahan Perancis dan mengeluarkan fatwa jihad. Perjuangan ini memunculkan banyak masalah baginya dan dengan penuh kesabaran beliau menanggung semua itu.
Sepanjang hidupnya, Ayatullah Amili selalu menyerukan persatuan kaum Muslimin sedunia. Beliau juga banyak meninggalkan karya penulisan dan yang paling penting adalah al-Muraja’at.
Rohaniwan Pejuang Iran Peringatkan Rezim Pahlevi
38 tahun yang lalu, tanggal 6 Isfand 1356 HS, ulama pejuang Khorasan memeringatkan rezim Pahlevi atas aksi kekeraran yang dilakukan aparat keamanan.
Setelah upacara peringatan 40 hari syahadah rakyat Qom pada tanggal 19 Dey di kota ini berujung pada aksi kekerasan oleh rezim Shah, dibentuk juga kebangkitan rakyat Tabriz pada 29 Bahman 1356 HS (18 Februari 1978). Kebangkitan ini tidak diinginkan oleh rezim Shah dan pada waktu itu banyak rakyat tidak berdosa yang menjadi korban.
Di hari ketujuh peringatan syuhada 29 Bahman di Tabriz, tepatnya tanggal 6 Isfand 1356 HS (25 Februari 1978), para ulama pejuang Khorasan mempublikasikan pernyataan dan memprotes aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan rezim Shah.
Dalam pernyataan ini disebutkan, "Rezim Shah kembali melakukan tindakan sadis dengan membantai para pejuang yang ingin menghapus kezaliman dan penindasan serta bangkit untuk melawan kekuasaan ilegal Shah Pahlevi. Tapi kami kembali mengeluarkan peringatan atas kejahatan ini dan tidak akan meninggalkan tujuan sudi ini. Demi mencapai tujuan agung, qurani dan manusiawi ini, kami akan tetap berjuang hingga nafas terakhir menghadapi aksi buas rezim Shah."