Lintasan Sejarah 13 Maret 2018
Hari ini, Selasa tanggal 13 Maret 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 24 Jumadil Akhir 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 22 Isfand 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ahmad bin Ali Baihaqi Sabzewari Wafat
895 tahun yang lalu, tanggal 24 Jumadil Tsani 544 HQ, Ahmad bin Ali Baihaqi Sabzewari, seorang ilmuwan muslim meninggal dunia.
Ahmad bin Ali Baihaqi Sabzewari adalah ilmuwan bidang nahwu dan bahasa yang terkemuka di zamannya. Dia juga menulis tafsir al-Quran dan mampu membaca al-Quran dengan indah.
Beliau meninggalkan banyak karya tulis yang umumnya mengenai al-Quran.
William Herschel Temukan Uranus
237 tahun yang lalu, tanggal 13 Maret tahun 1781, seorang astronom Inggris kelahiran Jerman, William Herschel, berhasil menemukan planet Uranus.
Penemuan Herschel ini adalah penemuan planet pertama di era modern dan penemuan pertama yang menggunakan teleskop. Penggunaan teleskop membuat Herschel bisa mengidentifikasi Uranus sebagai sebuah planet, bukan bintang, sebagaimana diyakini oleh para astronom sebelumnya.
Herschel memberi nama planet ketujuh dari matahari itu dengan nama Georgium Sidus, sebagai penghormatan terhadap Raja George III dari Inggris. Kemudian, Johann Bode, seorang astronom Jerman mengusulkan nama "Uranus" yang berasal dari nama dewa Yunani kuno. Planet Uranus, seperti juga Jupiter dan Saturnus, adalah sebuah bola gas raksasa yang terdiri dari hydrogen, helium, and methane.
Uranus adalah planet terbesar ketiga dalam tatasurya dan mengorbit di bumi setiap 84 tahun. Pada bulan Januari 1986, pesawat tanpa awak A.S. Voyager 2 mengunjungi planet itu dan menemukan 10 bulan tambahan dari lima bulan yang sebelumnya telah ditemukan.
Perintah Imam Khomeini untuk Melindungi Keluarga Syuhada
38 tahun yang lalu, tanggal 22 Isfand 1358 HS (12 Maret tahun 1980), pemimpin tertinggi Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, mengeluarkan perintah untuk didirikannya lembaga yang bertugas melindungi keluarga para syuhada Iran.
Beberapa bulan setelah kemenangan revolusi Islam di Iran, negara ini diserang oleh Irak yang diprovokasi oleh negara-negara adidaya, seperti AS, Rusia, dan Inggris.
Negara-negara Barat itu memberikan bantuan uang dan senjata kepada Irak dengan tujuan agar Republik Islam Iran terguling. Namun, rakyat Iran dengan gigih mempertahankan negara mereka dan ratusan ribu pejuang Iran gugur syahid dan ratusan ribu lainnya luka-luka, cacat, atau terkena radiasi senjata kimia yang digunakan Irak.
Lembaga perlindungan para syuhada hingga kini berperan besar dalam melindungi keluarga para korban perang tersebut, di antaranya memberi beasiswa dan santunan kepada anak-anak mereka.