Dunia Maya: Peluang dan Ancaman (5)
Di bidang kemajuan teknologi informasi di dunia, kita berhadapan dengan proses cepat, dan kecepatan tersebut mempengaruhi perencanaan, kebijakan, pengambilan keputusan dan koordinasi.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan negara adalah konsumen di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Lebih tepatnya, dalam perang budaya ini, yang merupakan produk teknologi dan transformasi komunikasi, mereka tidak dapat berpolitik dan mengambil keputusan proporsional yang tepat waktu, dan sebesar upaya mereka untuk stabil di bidang ini maka semakin kecil keberhasilan mereka.
Terekspos dengan cara apapun, partisipasi dalam segala hal dan efektivitas di ruang manapun, tanpa mengetahui basis ruang tersebut, lebih penting daripada memperoleh informasi yang akurat dalam hal ini. Mengingat sedikitnya kedalaman pemikiran, perspektif, dan manuskrip di ruang ini, konten yang tersedia juga lebih berpengaruh pada audiens, dan ini merupakan ancaman yang dapat membuat umat manusia tergelincir dalam degenerasi. Telekomunikasi tampaknya melayani budaya dan pertukarannya, akan tetapi pada praktisnya bertentangan dengan budaya.
Menjaga budaya, nilai dan peradaban bergantung pada pengetahuan dan kontrol cerdas serta pemanfaatan efektif ruang komunikasi. Namun sarana komunikasi baru telah menciptakan banyak masalah bagi masyarakat. Dalam konteks ini, harus ada kemampu mengubah ancaman tersebut menjadi peluang serta menyelaraskannya dengan nila-nilai budaya.
Internet adalah media baru dengan esensi yang beberada dengan media sebelumnya, namun pada saat yang sama memiliki hampir semua fiturnya. Internet adalah laman budaya dan sosial di mana setiap individu menempatkan posisi, peran, dan gaya hidup yang berbeda. Interaksi yang digunakan dalam teknologi komunikasi modern, seperti Internet, berbeda dengan interaksi secara langsung dan tatap muka.
Faktor-faktor seperti tidak adanya pengaruh langsung seperti interaksi langsung dan faktor anonimitas membuat interaksi di internet sangat jauh berbeda dengan interaksi langsung. Oleh karena itu, ada kemungkinan terbentuk identitas selama interaksi sosial di ruang virutal yang akan mempengaruhi identitas faktul seseorang. Terkadang pengaruh ini positif atau bahkan negatif.
Para psikolog dalam penelitian mereka menjabarkan bahwa Internet seseorang mungkin secara sadar dan sangat ahli dalam mengendalikan identitas online sambil menimba pengalaman dari identitasnya yang baru dan berbeda. Dengan cara ini, internet dapat bermanfaat karena memberi orang kebebasan untuk menemukan dan memilih identitas yang mereka rasa lebih baik.
Faktor fundamental dalam pembentukan identitas sosial adalah interaksi sosial. Sebenarnya, seseorang akan menemukan identitasnya sebagai anggota masyarakat saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain, identitasnya didefinisikan dalam konteks interaksi sosial. Munculnya teknologi komunikasi modern telah menciptakan transformasi mendasar di bidang transaksi dan komunikasi manusia, yang hasilnya menciptakan gaya interaksi baru, yang jauh berbeda dengan komunikasi pada media massa konvensional. Selain itu, jenis komunikasi baru ini benar-benar membuka peluang baru dalam berinteraksi dan menawarkan identitas.
Cyberspace adalah salah satu sarana yang memungkinkan orang untuk mengekspresikan diri dengan berbagai cara, karena ketika orang berada di dunia maya, mereka ingin mencari cara baru untuk mengelola berbagai aspek perilaku mereka. Oleh karena itu, identitasnya, yang merupakan salah satu aspek kompleks manusia, juga ikut terpengaruh.
Dunia maya dan kemungkinan komunikasi simultan dan tak terbatas, merupakan sumber tren dadakan yang diikuti dengan munculnya identitas dadakan secara masif, untuk dalam periode terbatas, yang akan lenyap seiring dengan munculnya identitas baru. Berbagai fitur komunikasi virtual menawarkan kondisi yang berbeda dengan interaksi dunia nyata dan langsung. Kecepatan aksi, anonimitas dan kelancaran arusnya dapat dapat memberikan ruang yang sama tanpa persyaratan gender, status, etnis, ras, dan geografis, yang tentu memberikan pengalaman berbeda bagi penggunanya.
Cyberspace memungkinkan individu untuk meningkatkan kebutuhan, tuntutan dan identitas mereka sampai batas tertentu melampaui dunia nyata serta menentukan kondisi baru untuk dialog, pemahaman dan interaksi di dunia maya. Meskipun demikian, esensi interaksi tidak langsung ini dapat memberikan dorongan lebih bagi para penggunanya untuk bermain dengan identitas, uji coba perilaku dan presentasi gambaran yang tidak realistis, yang berisiko lebih kecil dibanding di dunia nyata.
Dalam masyarakat informasi, yaitu masyarakat yang didominasi oleh identitas virtual dan komunikasi elektronik, identitas dan perspektif di dalamnya tidak stabil, multi-lapis dan heterogen. Seorang ilmuwan Barat, Mark Poster, dalam bukunya berjudul "The Second Media Age" menegaskan, "Di era baru, internet dan komunikasi elektronik telah mendominasi masyarakat, atau dengan ungkapan lebih tepat, adalah komunitas virtual yang menciptakan identitas masyarakat. Sarana infomrasi dan komunikasi baru, yang muncul akibat perubahan perspektif manusia moderen, menempatkan identitas pada posisi baru yang sangat jauh berbeda dan bahkan bertentangan dengan di masa lalu."
Secara umum, identitas di dunia maya dan cyber di bergerak ke arah transnasionalisasi. Sejatinya, hubungan yang terbentuk dengan mengandalkan alat komunikasi dan informasi baru mengungkap visi dan pemahaman baru tentang identitas. Hubungan ini menjadi jalan pembuka manusia sebagai fenomena multi-lapis, berubah-ubah, pasif, dan terbagi-bagi. Sebuah fenomena yang pembentukannya sedemikian rupa sehingga melawan segala bentuk stabilisasi.
Cyberspace dan jejaring sosial memiliki kekuatan penetrasi sangat tinggi dalam keluarga, sehingga menimbulkan berbagai bahaya mental serius bagi penggunanya. Saling menjauh dan memisahkan diri antaranggota keluarga adalah secuil dari berbagai dampak buruk psikologis, fisik dan fisiologis penggunanya.
Penggunaan secara berlebihan dan tanpa tujuan ruang ini, menyebabkan ketergantungan akut dan bahkan dapat mencapai tahap fatal dan berbahaya. Di negara-negara Asia Timur, ini telah menjadi masalah serius sehingga memaksa pemerintah mendirikan pusat untuk menangani para penderita masalah tersebut serta proses rehabilitasi kecanduan internet.
Disebutkan bahwa, dalam 10 tahun mendatang, banyak negara akan menghadapi fenomena destruktif ini, dan mereka harus segera memikirkan solusi kunci untuk mengatasi kecanduan ini dan berbagai dampak negatifnya. Tentu dunia maya memiliki pengaruh positif bahkan bagi keluarga Islam, yang harus diperhatikan para pengguna dan keluarga.
Kegelisahan pikiran dan praktis, seperti kekhawatiran akan tidak online-nya seorang kawan, termasuk di antara efek samping kecanduan internet dan ruang maya. Dampak lainnya adalah kecenderungan untuk iseng atau sekedar bermain-main di dunia maya sangat penting untuk diperhatikan dalam pemanfaatan cyberspace.
Perilaku agresif dan anti-sosial juga merupakan dampak lain dari penggunaan dunia maya berlebihan. Sebuah penelitian tahun 2000 di Jerman menunjukkan bahwa kencan online memiliki dampak buruk pada kehidupan bersama dan bahkan menyebabkan pasangan berpisah dan ikatan keluarga hancur. Terungkap juga banyak skandal internet.
Dampak lain dari penggunaan berlebuhan media ini adalah kecenderungan untuk berkata kasar, kekerasan, keributan dan kemarahan, di mana ketika selesai menggunakan internet, maka kecenderungan tersebut akan berdampak pada kepribadiannya di dunia nyata. Sayangnya, ruang-ruang ini sangat memprihatinkan dan penggunaan secara ekstrem akan mengisolasi individu tersebut dan secara bertahap menimbulkan depresi.
Seseorang yang telah telah terisolasi secara fisik akibat penggunaan berlebihan cyberspace, pada akhirnya akan berubah menjadi orang yang depresi. Orang yang dapat menggalang "dukungan sosial" dunia nyata, akan merasa kurang mendapat dukungan di dunia maya karena lingkup hubungan faktualnya telah terbatasi. Tentu saja orang yang merasa tidak mendapat dukungan lambat laun akan mengalami depresi serta afeksi negatif.