Okt 01, 2018 15:01 Asia/Jakarta
  • Media sosial
    Media sosial

Peningkatan penggunaan internet, terutama jejaring sosial, di samping kesibukan kerja orang tua, telah menciptakan kesenjangan di antara anggota keluarga. Para sosiolog percaya bahwa berlama-lama di jejaring sosial akan menciptakan dinding pemisah emosional dan spiritual di antara anggota keluarga, mereduksi interaksi dan dialog simpatik, mengurangi keintiman pasangan serta antara orang tua dan anak-anak, melemahkan ikatan emosional dan juga menurunkan tingkat kepercayaan.

Melangkah ke dalam zona teknologi informasi dan komunikasi penuh misteri ini membutuhkan beberapa mukadimah yang mungkin tidak dimiliki orang tua, dan oleh karena itu mereka tidak dapat berjelajah di dunia maya. Misalnya, pengetahuan bahasa Inggris atau keakraban dengan cara kerja berbagai perangkat lunak dan perangkat keras, merupakan salah satu syarat yang jika tidak dikuasai, maka orang tua tidak dapat berhubungan dengan dunia digital.

Selama orang tua tidak mengetahui pengaruh positif dan negatif teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan manusia saat ini, mereka tidak akan termotivasi untuk mengenal fenomena tersebut. Sementara kaum muda dan remaja yang hidup di dunia moderen, memiliki sensitifitas lebih besar untuk mengakses dunia maya yang beragam dan menghibur, berdasarkan preferensi usia, wawasan dan pengetahuan mereka.

Informasi yang mereka terima dari kawan-kawan mereka atau media lain di bidang ini, serta peluang yang diberikan kepada mereka untuk menggunakan teknologi ini, akan meningkatkan antusiasme dan minat mereka untuk memanfaatkannya. Jika hal ini direaksi secara tidak antusias oleh orang tua untuk mengenal dunia maya, wajar jika seiring dengan berlalunya waktu jarak antara orang tua dan anak-anak akan semakin melebar.

Media sosial

Meski dari sudut pandang pendidikan, kita jangan sampai punya pandangan negative terhadap anak dan selalu menilai mereka sebagai "tersangka," namun memberikan kebebasan mutlak kepada mereka juga tidak benar. Artinya, tidak bijaksana untuk meletakkan kepercayaan besar kepada anak-anak dalam hal pemanfaatan dunia maya. Seberapa besar keyakinan orang tua terhadap kecerdasan dan kejelian anak, namun perlu diketahui pula bahwa di dunia maya, selalu ada kelompok jahat yang akan memanfaatkan rasa ingin tahu, kepolosan dan kesederhanaan anak-anak.

Dewasa ini, telah menjadi tuntutan bagi para pemuda dan remaja yang bekerja atau beraktivitas dalam kondisi di mana mereka harus berurusan dengan dunia maya dan teknologi. Misalnya, mereka adalah pelajar, dan menggunakan internet untuk menyelesaikan urusan administrasi mereka atau mencari referensi ilmiah. Atau mereka ingin berlangganan di jejaring sosial atau blog dan situs, serta membagikan kontennya kepada orang lain, dan masih banyak lagi.

Pada saat yang sama, dalam masyarakat tradisional, hanya sedikit pekerjaan yang terlibat dengan ruang digital. Oleh karena itu, sengaja atau tidak, mereka terasing dari ruang tersebut, dan jika terpaksa mereka akan meminta bantuan dari orang lain termasuk anak-anak mereka untuk menggunakan ruang itu.

Mengingat pentingnya peran teknologi informasi dan komunikasi di dunia moderen, maka tidak mungkin untuk menghalangi anak-anak dari teknologi tersebut, karena dengan melakukan itu, orang tua sebenarnya sedang mengubah anak-anak mereka menjadi manusia yang tidak memiliki wawasan terkait "literatur digital."

Saat ini, jika seseorang tidak melek digital, dia akan menghadapi masalah serius dalam pekerjaan sehari-hari dan berbagai kegiatan lainnya. Jadi, di satu sisi, orang tua harus mengizinkan anak-anak memanfaatkan teknologi, namun di sisi lain, mengambil langkah-langkah antisipasi dari berbagai ancaman dan gangguan. Salah satu dampak langsung atau tidak langsung dari hal ini adalah penurunan kesenjangan digital antargenerasi.

Terlepas dari aspek pendidikan dan norma, rendahnya pengetahuan orang tua membuat mereka bahkan tidak dapat membantu anak-anak mereka untuk menggunakan teknologi seperti internet. Misalnya, mereka tidak dapat membantu anak-anak terkait hal-hal seperti penelusuran sahih di internet, pengiriman dan penerimaan konten, pembagian konten, dan peyelesaian urusan administrasi melalui internet.

Media sosial

Jurang digital antargenerasi juga dapat merugikan orang tua. Teknologi baru bak pedang bermata dua dan bergantung pada penggunanya. Kesadaran anak-anak tentang kapasitas dan berbagai kegunaaannya serta ketidaktahuan orang tua terhadap hal-hal ini akan merugikan orang tua. Misalnya, anak-anak mungkin berpura-pura menggunakan internet untuk tugas ilmiah mereka, padahal tidak demikian. Atau mereka mungkin mencuri nomor rekening bank orang tua mereka, dan masih banyak lagi bahaya yang belum diketahui orang tua.

Penggunaan internet kian meningkat meyusul kemajuan pesat berbagai perangkat komunikasi seperti smartphone. Sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bahwa terlalu lama menggunakan internet dan kecanduan internet telah menjadi tantangan kehidupan moderen. Apa yang membuat para pengguna lebih bergantung pada internet dan terancam bahaya kecanduan internet, adalah faktor membesar-besarkan fakta. Pada hakikatnya, membesar-besarkan fakta itu memang menjadi salah satu karakteristik dunia maya, dan membidik individu dan interaksi di ruang tersebut. Di dunia maya, indera manusia sangat terlibat dan manusia menjadi bagian dari ruang itu.

Berbagai bentuk penggunaan internet dapat dibagi menjadi lima jenis, pertama, kecanduan topik seksual yang merupakan jumlah terbesar. Kedua, kecanduan pada hubungan online untuk menemukan teman dan mengisi kekosongan dalam hidup.

Ketiga, kecanduan urusan ekonomi, yang cenderung mengacu pada perjudian atau perdagangan. Keempat, kecanduan mengumpulkan informasi rahasia, atau lebih tepatnya, sejenis kelancangan. Kelima, kecanduan komputer yaitu keinginan untuk bermain game komputer dan sibuk dengan komputer, dan kemudian termotivasi menuju internet.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, internet adalah ruang yang memberikan banyak peluang, kapasitas, dan sarana serta ancaman bagi manusia. Teknologi ini telah menghubungkan manusia dengan lingkungan komunikasi global yang luas yang mampu menciptakan revolusi di berbagai struktur sosial, termasuk keluarga, serta mengubah hubungan dan perannya.

Penetrasi dan perluasan teknologi ini telah sedemikian rupa sehingga tidak ada pilihan lain untuknya dan tidak dapat dihapus. Yang terpenting dalam berurusan dengan ruang ini bukanlah khawatir akan risiko dan bahayanya, melainkan manajemen yang benar dan efektif serta penginformasian dan penyuluhan yang baik untuk anggota keluarga, terutama generasi muda, dalam menggunakan teknologi tersebut secara proporsional. Guna mencapai tujuan ini, perlu diperhatikan perencanaan budaya, sosial dan pendidikan negara-negara.

Media sosial

Dunia internet lahir di masyarakat Barat yang modern dengan parameter dan prinsip sekuler dan bahkan anti-agamanya. Oleh karena itu, semua yang tersedia di internet adalah untuk menjawab kecenderungan dan kebutuhan masyarakat modern Barat. Masyarakat Barat yang menghadapi banyak masalah etika dan budaya, semakin diperburuk dengan internet. Sebab itu, salah satu pengaruh negatif terpenting internet dan dunia bagi masyarakat dan keluarga Islam adalah penetrasi anti-norma dan anti-prinsip Barat terhadap struktur masyarakat dan keluarga Islam.

Keluarga adalah lingkungan di mana etika dan parameter nilai-nilai, merupakan faktor terkuat dalam menjaga hubungan, sementara akses pengguna internet pada konten pornografi dan situs tidak bermoral memiliki konsekuensi serius bagi keluarga, termasuk munculnya masalah pernikahan dan ketidakakuran pasangan dan masalah seksual bagi anak-anak.

Solusi untuk menghadapi dunia maya dan internet dapat diringkas sebagai berikut: Pertama dan terpenting, meningkatkan melek media anggota keluarga melalui bimbingan pengguna tepat dan benar Internet untuk semua anggota keluarga, termasuk orang tua, Selain untuk memenuhi kebutuhan mereka, juga memugkinan orang tua memantau penggunaan ruang ini dan mengurangi risikonya bagi anak-anak.

Kedua, meningkatkan dan mempromosikan budaya penggunaan internet yang tepat dengan mempersiapkan program bimbingan dan budaya di media dan lingkungan pendidikan.

Ketiga, desain dan produksi perangkat lunak, aplikasi, jaringan komunikasi virtual yang sesuai dengan kriteria budaya dan agama, dengan kapasitas pengelolaan dan kontrol dan analisa bagi masing-masing masyarakat.

Keempat, menginformasikan keluarga tentang tantangan dalam penggunaan internet dan dunia maya, bersama dengan kontrol dan pemantauannya. Pemantauan tepat penggunaan internet dan sarana komunikasi oleh orang tua akan berkontribusi sangat besar pada pembentukan karakter dan melek teknologi anak.

Tags