Lintasan Sejarah 12 Maret 2016
Hari ini, Sabtu tanggal 12 Maret 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 2 Jumadil Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 22 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Harun Al-Rasyid Meninggal
1244 tahun yang lalu, tanggal 2 Jumadil Tsani 193 Hijriah, Harun al-Rasyid, salah seorang khalifah dari Bani Abbasiah, meninggal dunia.
Harun al-Rasyid meraih kekuasaan pada tahun 170 Hijriah. Pada awalnya, al-Rasyid banyak dipengaruhi oleh ibunya, dan sepeninggal ibunya, al-Rasydi mengangkat Yahya Barmaki sebagai perdana menteri. Sejak saat itu, kekuasaan secara de facto berada di bawah pengaruh perdana menterinya tersebut.
Sepanjang masa kekuasaannya, Harun al-Rasyid banyak membunuh atau memenjarakan Ahlul Bait atau keturunan Rasulullah serta para pendukung mereka. Di antara korban kekejaman Harun al-Rasyid adalah Imam Musa Kazhim as yang dipenjara selama bertahun-tahun sampai akhirnya gugur syahid di dalam penjara.
Harun al-Rasyid tewas terbunuh di saat ia berada di Khorasan, Iran, untuk membasmi gerakan pemberontakan kaum Muslimin.
Muayyid Ad-Din Muhammad bin ‘Alqami Wafat
781 tahun yang lalu, tanggal 2 Jumadil Tsani 656 Hq, Muayyid ad-Din Muhammad bin ‘Alqami al-Baghdadi meninggal dunia.
Muayyid ad-Din al-Baghdadi adalah menteri bermazhab Syiah dari Musta’shim Billah, Khalifah terakhir Dinasti Abbasiah. Ia terkenal akan keutamaan, kelimuwan dan kehebatannya dalam urusan politik. Selain itu ia seorang yang ahli dalam mengelola negara.
Pasca serangan pasukan Mongol ke Baghdad dan menguasainya yang disertai dengan musnahnya Dinasti Abbasiah, Ibnu ‘Alqami berusaha keras untuk menyelamatkan peninggalan Islam dan pada tahun itu juga ia meninggal dunia.
Gandhi Memimpin Gerakan Perlawanan Sipil
86 tahun yang lalu, tanggal 12 Maret tahun 1930, Mahatma Gandhi memimpin sebuah gerakan perlawanan rakyat sipil untuk memprotes monopoli garam yang diberlakukan pemerintah Inggris di India.
Aturan monopoli garam yang ditetapkan Inggris berisi larangan bagi rakyat India untuk mengumpulkan atau menjual garam dan paksaan untuk membeli garam dari Inggris yang telah dikenai bea pajak yang tinggi. Mengingat bahwa garam merupakan kebutuhan vital bangsa India, Mahatma Gandhi memimpin gerakan satyagraha atau perlawanan rakyat sipil.
Pada tanggal itu, Gandhi dan 78 pengikutnya melakukan pawai ke kota Dandi yang terletak di pantai Laut Arab yang berjarak 241 mil. Di sepanjang jalan, puluhan ribu rakyat India bergabung dalam pawai itu. Setelah mereka sampai ke kota Dandi, mereka memulai gerakan penyulingan garam dari laut.
Gerakan ini dengan segera meluas ke seluruh India, termasuk kota pantai Bombay dan Karachi. Tentara Inggris pun turun tangan menghadapi perlawanan rakyat India ini dan menahan 60.000 orang, termasuk Gandhi. Namun, gerakan satyagraha terus berlangsung, sampai akhirnya Gandhi dibebaskan dan bersedia menghentikan gerakan itu dengan kompensasi akan diadakan konferensi untuk menentukan masa depan India.
Ayatullah Vahid Golpaygani Wafat
42 tahun yang lalu, tanggal 22 Isfand 1352 Hs, Ayatullah Mirza Hedayatollah Vahid Golpaygani meninggal dunia dan dimakamkan di pekuburan umum Sheikhan, Qom.
Ayatullah Vahid Golpaygani lahir di desa Gouged, Golpaygan pada 1269 Hs. Beliau mempelajari ilmu-ilmu keislaman pada ayahnya dari tingkat dasar hingga menengah di kota kelahirannya. Setelah itu beliau pergi ke Arak dan belajar kepada Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi dan guru-guru besar lainnya. Ketika Ayatullah Hairi Yazdi pergi ke Qom, beliau juga mengikuti gurunya dan selama 10 tahun lagi berguru kepadanya. Beliau sempat belajar kepada Ayatullah Sayid Abolhossein Isfahani saat sejumlah ulama Najaf al-Asyraf, Irak diasingkan ke Iran.
Pasca meninggal ayahnya, Ayatullah Vahid Golpaygani mendapat dorongan dari Ayatullah Hairi Yazdi agar kembali ke Golpaygan dan mendirikan Hauzah Ilmiah Golpaygan. Beliau sendiri selama bertahun-tahun sangat aktif mengajar di sana, hingga kedatangan Ayatullah Boroujerdi ke Qom. Beliau akhirnya meninggalkan Golpaygan dan pergi ke Qom pada 1323 Hs dan belajar kepada Ayatullah Boroujerdi. Setelah itu beliau pergi ke Tehran dan hingga akhir hayatnya selama hampir 30 tahun mengajar di Madrasah Ali Sepahsalar.
Perintah Imam Khomeini untuk Melindungi Keluarga Syuhada
36 tahun yang lalu, tanggal 22 Isfand 1358 Hs (12 Maret tahun 1980), pemimpin tertinggi Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, mengeluarkan perintah untuk didirikannya lembaga yang bertugas melindungi keluarga para syuhada Iran.
Beberapa bulan setelah kemenangan revolusi Islam di Iran, negara ini diserang oleh Irak yang diprovokasi oleh negara-negara adidaya, seperti AS, Rusia, dan Inggris. Negara-negara Barat itu memberikan bantuan uang dan senjata kepada Irak dengan tujuan agar Republik Islam Iran terguling. Namun, rakyat Iran dengan gigih mempertahankan negara mereka dan ratusan ribu pejuang Iran gugur syahid dan ratusan ribu lainnya luka-luka, cacat, atau terkena radiasi senjata kimia yang digunakan Irak.
Lembaga perlindungan para syuhada hingga kini berperan besar dalam melindungi keluarga para korban perang tersebut, di antaranya memberi beasiswa dan santunan kepada anak-anak mereka.