Lintasan Sejarah 15 Mei 2019
Hari ini, Rabu 15 Mei 2019 bertepatan dengan 9 Ramadhan 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 25 Ordibehest 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.
Ologh Beigh Wafat
587 tahun yang lalu, tanggal 9 Ramadan 853 HQ, Ologh Beigh, seorang cendekiawan besar di bidang astronomi, meninggal dunia.
Ologh Beigh dilahirkan di Iran dan kemudian diasuh oleh kakeknya, "Timur" yang menjadi pendiri Dinasti "Timurian".
Di antara karya Ologh Beigh yang penting adalah pendirian observatorium tiga tingkat di kota Samarkhand, tahun 828 Hijriah dan penyusunan jadwal penghitungan penanggalan dan kondisi perbintangan, yang dikenal dengan nama "Deviasi Ologh Beigh".

Fatwa Ayatullah Shirazi Melawan Monopoli Tembakau
128 tahun yang lalu, tanggal 25 Ordibehesht 1270 HS (14 Mei 1865), Ayatullah Mirza Hassan Shirazi, seorang ulama pejuang dan marji taklid kaum muslimin, mengeluarkan fatwa yang bertujuan untuk mencegah meluasnya imperialisme Inggris di Iran.
Sebelumnya, dalam perjalananya ketiga ke Eropa, Raja Iran saat itu, Shah Naseruddin menjalin kontrak dengan salah seorang penasehat perdana menteri Inggris bernama Jenderal Talbot. Dalam perjanjian ini, raja Iran memberikan hak kepada sebuah perusahaan Inggris untuk melakukan produksi, penjualan, dan ekspor atas tembakau Iran dan hak ini berlaku selama 50 tahun. Perjanjian monopoli tembakau yang sangat merugikan rakyat itu menimbulkan penentangan dari rakyat dan ulama Iran.
Ayatullah Mirza Shirazi kemudian mengeluarkan fatwa haram untuk membeli dan menjual tembakau. Rakyat Iran yang sangat patuh dan hormat kepada ulama besar mereka itu, mematuhi fatwa tersebut sehingga perdagangan tembakau di Iran menjadi sangat terganggu. Akibatnya, Shah Naserudin terpaksa membatalkan perjanjian monopoli tembakau tersebut.
Inggris Uji Coba Bom Hidrogen
62 tahun yang lalu, tanggal 15 Mei 1957, Inggris untuk pertama kalinya meledakkan bom hidrogen berkekuatan dahsyat di Pulau Christmas.
Pulau itu terletak di wilayah terpencil di Samudera Pasifik. Uji coba itu merupakan bagian dari program senjata termo-nuklir yang mulai dilakukan Inggris pada Desember 1954 untuk membangun bom hidrogen megaton. Bom itu sama dahsyatnya dengan satu juta ton peledak TNT.
AS pun menggelar ujicoba serupa. Disebut sebagai "Ivy Mike," AS meledakkan bom hidrogen di Pulau Karang Enewetak pada 1952.
Uji coba bom hidrogen oleh Inggris menggunakan pesawat jet Angkatan Udara Inggris, Valiant, yang menjatuhkan bom dari ketinggian di atas Pulau Christmas yang tak berpenghuni untuk meminimalkan risiko. Tim ilmuwan Inggris hanya butuh waktu dua tahun untuk mempersiapkan tes itu, jauh lebih cepat dari yang dilakukan Amerika Serikat, yaitu tujuh tahun.
Namun, tes itu justru mengakibatkan perdebatan di Inggris mengenai bahaya senjata nuklir. Pada 1958 muncul kampanye perlucutan senjata nuklir yang mendesak Inggris untuk tidak lagi mengembangkan senjata pemusnah massal itu. Gerakan tersebut akhirnya diterapkan secara global.