Lintasan Sejarah 12 Juni 2019
-
Lintasan Sejarah 12 Juni 2019.
Wahabi Saudi Merusak Kuburan Baqi di Madinah
96 tahun yang lalu, tanggal 8 Syawal 1344 HQ, setelah Wahabi dan para pendukungnya menguasai kota Madinah, mereka kemudian merusak pekuburan Baqi yang berisikan kuburan para Imam Syiah dan banyak tokoh besar Islam.
Hingga masa itu, di setiap kuburan Imam Syiah atau tokoh besar Islam yang dikuburkan di Baqi dibangun kubah besar di atasnya. Tapi sejak kota Madinah dikuasai oleh Wahabi, mereka kemudian menghancurkan kuburan beserta kubah besar. Dengan demikian, umat Islam yang biasanya menziarahi kuburan-kuburan ini sejak saat itu dilarang melakukannya lagi.
Di pekuburan Baqi ada kuburan Imam Hasan Mujtaba as, Imam Ali Zainul Abidin as, Imam Muhammad Baqir as dan Imam Jakfar Shadiq as.
Aksi perusasakan Wahabi ini sangat menyedihkan umat Islam, terutama umat Islam Syiah. Selain merusak kuburan para Imam Syiah, mereka juga meratakan dengan tanah kuburan Abdullah dan Aminah as, ayah dan ibu Nabi Muhammad Saw, Imam Malik, imam mazhab Maliki, Abbas, paman Nabi Muhammad Saw, Ismail, anak Imam Jakfar Shadiq as dan lain-lain.
Perlu disebutkan juga bahwa berkuasanya kelompok Wahabi di Arab saudi merupakan peristiwa paling buruk yang terjadi dalam sejarah Islam di abad 14 Hijriah.

Indira Gandhi Diputuskan Bersalah
44 tahun yang lalu, tanggal 12 Juni 1975, Indira Gandhi, Perdana Menteri India, diputuskan bersalah karena melakukan kecurangan dalam pemilihan umum pada masa kampanye 1971.
Di tengah banyaknya seruan agar ia mundur, Gandhi menolak menyerahkan jabatannya dan berbalik menyatakan negara dalam keadaan darurat ketika berlangsung demonstrasi publik yang mengancam akan menggulingkan pemerintahannya.
Pada saat itu, rakyat India gelisah karena kekurangan makanan, inflasi, dan perselisihan regional. Pemerintahannya mendapat kritik keras karena memberlakukan taktik tangan besi untuk menghadapi masalah-masalah itu.
Sementara itu, tuntutan Partai Sosialis yang menyebutkan ia telah melakukan penipuan pada Pemilu 1971 berkembang menjadi skandal nasional. Akhirnya Pengadilan Tinggi Allahabad memutuskan Indira Gandhi bersalah dan mengucilkannya dari panggung politik selama enam tahun.
Ketika mengumumkan keadaan darurat, ia memenjarakan ribuan lawan politiknya dan membatasi kebebasan individual di negeri itu. Beberapa program kontroversial pun diberlakukannya selama periode tersebut, antara lain sterilisasi laki-laki dan perempuan sebagai alat untuk mengendalikan pertumbuhan populasi.
Ayatullah Sheikh Mojid Ad-Din Mahallati Wafat
20 tahun yang lalu, tanggal 22 Khordad 1378 HS, Ayatullah Sheikh Mojid ad-Din Mahallati meninggal dunia di usia 73 tahun dan dimakamkan di kota Shiraz.
Ayatullah Sheikh Mojid ad-Din Mahallati lahir ke dunia pada 1305 HS di kota Najaf, Irak. Semasa kecilnya beliau mengikuti ayahnya ke Shiraz, Iran dan di sana beliau mempelajari sastra dan ilmu-ilmu keagamaan kepada ayahnya. Bersamaan dengan itu, beliau melanjutkan pendidikannya hingga berhasil meraih S1 bidang hukum dan pada tahun 1325 HS, beliau resmi memasuki hauzah ilmiah Qom.
Ketika di Qom, Ayatullah Mahallati belajar kepada guru-guru besar seperti Ayatullah al-Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, Sayid Mohammad Mohaghgheq Damad, Mohammad Ali Araki, Imam Khomeini ra, Allamah Thabathabai dan lain-lainnya. Beliau menjadi ulama Qom yang terkenal.
Pada tahun 1337 HS, Ayatullah Mahallati bersama ulama lainnya mendirikan majalah Maktab Eslam dan beliau menulis sejumlah artikel di bidang hukum Islam dan mengkomparasikannya dengan hukum internasional.
Ayatullah Mahallati kembali ke kota Shiraz pada usia 35 tahun dan memulai aktivitasnya mengajar dan mendidik para pemuda di sana. Beliau juga aktif menulis dan menyebarkan ajaran agama serta tidak lupa mendirikan beberapa yayasan sosial. Pada masa Revolusi Islam dan Kebangkitan 15 Khordad, beliau bersama ayahnya sempat ditahan dan dipenjarakan oleh rezim Shah.
Pasca pembebasan, Ayatullah Mahallati bersama ayahnya memimpin perjuangan melawan rezim Shah bersama rakyat dan ulama provinsi Fars. Akibatnya beliau diasingkan dari Shiraz pada tahun 1351 ke kota Iranshahr, Zahedan dan Yazd selama 14 bulan.
Ayatullah Mahallati berkali-kali melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa dan Amerika. Dengan penjelasannya yang lugas dan diperkuat dengan logika, beliau berhasil memperkenalkan masyarakat di sana dengan prinsip-prinsip Islam.