Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (98)
-
teknologi kedokteran Iran
Para peneliti di Universitas Teknologi Amirkabir, Iran berhasil menciptakan sebuah alat yang bisa menampilkan informasi bagian dalam sumur minyak di layar komputer.
Menurut salah satu pengajar di universitas ini yang juga dekan fakultas teknologi energi dan fisika, sistem Gamma MWD (measurement while drilling) yang dibuat oleh para peneliti itu, jauh lebih canggih dari sistem yang ada saat ini.
Sebagai contoh, jika dibandingkan dengan sistem Geolink, sistem tersebut memiliki kinerja lebih baik dan dengan Biasing yang lebih kecil, dapat menampilkan sinyal lebih jelas.
Salah satu bagian alat ini adalah starter pengirim di dalam pipa pengeboran atau drill string, dan dengan bantuan radar sintetis PALSAR, The Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar, ia melakukan proses transfer informasi bagian dalam sumur ke permukaan.
Menurut para peneliti, PALSAR yang digunakan adalah jenis positif yang sepenuhnya sesuai standar PALSAR Amerika Serikat.
Alat ini bisa mengirim informasi mata bor yang berada di dalam tanah ke permukaan dan menampilkannya di layar komputer, kemudian mencetaknya berdasarkan standar American Petroleum Institute (API).
Meskipun dewasa ini sudah banyak dilakukan upaya untuk memperbaiki kinerja dan efektivitas MWD, namun kondisi khusus kerap mempengaruhi pengukuran yang dilakukan oleh mesin sehingga menimbulkan banyak kesalahan.
Selain itu para peneliti Universitas Teknologi Amirkabir yang tergabung dalam sebuah perusahaan berbasis sains, juga berhasil merancang dan menciptakan navigator mata bor.
Menurut direktur perusahaan ini, alat yang diciptakan para peneliti Amirkabir itu dipasang di belakang mata bor dan mengarahkannya.
Alat ini saat dikeluarkan, dapat menjalankan program untuk mencapai sumur dan dasarnya, lalu bergerak ke arah target.
Alat ini mencakup tiga set yang terdiri dari 6 instrumen, dan menciptakan sampel awal. Uji coba lapangan alat ini dilakukan di sumur minyak yang dikelola perusahaan pengeboran minyak nasional Iran.
Di sisi lain, para peneliti Iran berhasil menciptakan produk berbasis teknologi nano yang bisa digunakan sebagai atap rumah.
Di bidang teknologi nano, Iran menduduki peringkat ke-4 dunia, dari sisi pengetahuan dan produksi makalah terkait.
Produk-produk nano dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang dan cukup efektif, dewasa ini nano tidak hanya dalam makalah, tapi sudah dirasakan di rumah-rumah masyarakat.
Menurut keterangan direktur jenderal industri dan pasar konstruksi, departemen pengembangan teknologi nano Iran, saat ini 50 produk nano di bidang konstruksi, alat dapur, tekstil yang digunakan di rumah dan lainnya, sudah berhasil diciptakan oleh perusahaan-perusahaan berbasis industri.
Tahun 2018, 40 produk di bidang ini berhasil diproduksi, 10 produk lain dalam waktu setahun mendapat izin untuk dipasarkan. 50 jenis produk ini diproduksi oleh 30 perusahaan dan masuk tahap pemasaran.
Menurut para peneliti, produk-produk itu sudah mendapatkan konfirmasi skala nano dan pengesahan dari beberapa pusat penelitian.
Saat ini, pipa peredam suara berbahan nano sudah dieskpor ke beberapa negara Eropa, negara Teluk Persia dan Asia Tenggara, sementara kran air ke Cina, Korea Selatan dan negara-negara Arab, ubin berbahan nano ke Irak, dan kaca berbahan nano ke 20 negara dunia.
Untuk pertama kalinya di Inggris, empat robot melakukan operasi bedah terhadap seorang pasien kanker secara penuh dan pasien ini diperbolehkan pulang 8 hari setelah operasi.
Robot-robot ini melakukan operasi bedah panggul untuk mengangkat Pelvis secara penuh pada seorang pasien berusia 41 tahun. Di dalam Pelvis yang diangkat itu terdapat kadung kemih, prostat, rektum, dan kolon bawah, operasi dilakukan lewat sayatan dua inchi di perut.
Operasi bedah semacam ini biasanya dilakukan oleh seorang dokter bedah dan tiga asisten, dengan menciptakan sayatan besar di bagian atas tubuh.
Setelah menjalani operasi, biasanya pasien harus tinggal di rumah sakit selama tiga minggu, namun melalui metode ini pasien diperbolehkan pulang setelah menginap 8 hari di rumah sakit.
Operasi bedah dilakukan oleh dua robot yang dinamai The da Vinci Xi yang berbentuk tangan robot untuk memotong jaringan, menutup pembuluh darah dan merekam bagian dalam tubuh menggunakan sebuah kamera tiga dimensi.
Dua orang dokter bedah mengawasi proses operasi dengan sebuah Console yang berjarak beberapa meter selama 8 jam.
Tahun lalu terbukti bahwa pasien yang menjalani operasi bedah tersebut menderita kanker rektum.
Meski sudah menjalani metode radioterapi dan kemoterapi, kanker kelenjar getah bening pasien tersebut telah menyebar ke panggul, sehingga para dokter terpaksa menghilangkan seluruh bagian di bawah perutnya.[]