Mengenal Perempuan Dalam Al-Quran (6)
Aisah adalah putri Muzahim dan istri Firaun, salah seorang perempuan mukmin dan sabar yang dijadikan contoh dalam al-Quran.
Asiah salah satu perempuan terbaik dunia. Asiah adalah Putri Muzahim dan istri Firaun adalah salah seorang perempuan mukmin dan sabar yang dijadikan contoh dalam al-Quran. Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei tentang Asiah berkata, "Dalam Islam sudah ditetapkan tiga bidang bagi aktivitas perempuan. Pertama, bidang kesempurnaan dan pertumbuhan spiritual perempuan. Perempuan dan pria di bidang ini tidak memiliki perbedaan dalam pertumbuhan dan penyempurnaan spiritual. Artinya, pria dapat mencapai derajat tertinggi dari sisi spritual, perempuan juga sama dapat mencapai derajat yang tinggi dari sisi spiritual. Pria dapat mencapai derajat tertinggi seperti Ali bin Abi Thalib as dan perempuan juga dapat mencapai derajat Fathimah az-Zahra as.
Ketika al-Quran ingin menyebutkan contoh dari manusia beriman, itu tidak dilakukan dengan pria, tapi menyebutkannya dari perempuan. Al-Quran menyebutkan, 'Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman.' Allah Swt dalam hal ini menyebutkan dua perempuan sebagai dua contoh dari manusia hebat dan mukmin, bukan dari perempuan-perempuan hebat. Yakni, dari sisi kemanusiaan dan kesempurnaan spiritual, Allah Swt ketika ingin menjelaskan contoh spesial ternyata tidak berbicara mengenai para nabi, pria agung, pribadi cendekiawan dan agamis, tapi membawakan dua perempuan, dimana yang pertama adalah istri Firaun. Perempuan yang berada pada posisi berjuang melawan kekuasaan taghut suaminya. Perempuan yang memiliki independensi penuh dan tidak mau berada di bawah suami zalim, kuat dan memiliki sifat firaun yang juga bernama Firaun.
Keagungan perempuan ini ada pada kenyataan bahwa suaminya tidak dapat memaksakan jalan kesesatan terhadapnya, sekalipun suaminya dalam posisi seperti Firaun dengan kekuatan dan pribadi seperti itu. Jutaan pria berada di bawah kekuasaan Firaun dan tidak memiliki kehendak sendiri, tapi istrinya di rumah tidak pernah kalah dari kehendak suaminya. Ia bebas dan memilih untuk beriman kepada Allah. Ia meninggalkan jalan Firaun dan memilih jalan ilahi dan jalan kebenaran. Oleh karenanya, ia menjadi sebuah entitas dan manusia hebat, bukan saja di antara para perempuan, tetapi terpilih di antara semua manusia."
Di halaman Istana Firaun, udara terasa menyenangkan. Asiah dan suaminya, Firaun, duduk di sofa dan menyaksikan aliran air saat mereka berjalan-jalan di taman. Tiba-tiba, sesuatu di atas air menarik perhatian Asiah. Dia berkata kepada Firaun, "Lihatlah kotak itu, yang ada di atas air. Sepertinya ada sesuatu di dalamnya." Firaun memerintahkan anak buahnya untuk membawa kotak itu kepada mereka. Ketika Asiah membukanya, wajahnya tersenyum gembira dan berkata, "Sungguh anak yang cantik! Apa yang dia lakukan di sini?"
Firaun bergegas mendekat dan berkata, "Mungkin putra seorang dari Bani Israil yang menurut para penasihat akan lahir di tahun ini dan akan membinasakanku. Bawa dia ke sini!" Pada waktu itu Asiah memohon, "Tapi ini bakal membahagiakan aku dan kamu. Jangan bunuh dia! Mungkin itu baik untuk kita. Mari kita bawa dia dan mengangkatnya sebagai anak." Karena Firaun dan Asiah tidak memiliki putra, Firaun menyerah pada permintaan istrinya dan tidak mengatakan apa-apa.
Asiyah telah mengambil Nabi Musa as dari air sejak masih kecil dan merawatnya hingga besar. Atas kehendak Allah, sekalipun tanpa mengenal ibunya, tapi ibunya yang menyusui Nabi Musa as, sementara Asiah sendiri tidak membiarkan Musa terganggu. Al-Quran dalam ayat 9 surat Qashash menyebutkan, "Dan berkatalah istri Firaun, 'Anak ini adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedang mereka tiada menyadari."
Memikirkan jalur kehidupan Asiah, membuat manusia memhami perempuan dengan poetensinya yang tersembunyi. Situasi yang melingkupi lingkungan hidup perempuan suci dan mukmin ini bisa menenggelamkannya di lautan kekufuran dan kesesatan, tetapi bantuan keinginan mencari Allah lewat fitrahnya, Asiah tidak tersesat dan dengan percaya kepada pencipta, dia tumbuh dan mencapai kesempurnaan. Karena itu, mempelajari kehidupan istri Firaun adalah hujjah dan dalil terakhir bagi semua perempuan yang menganggap kondisi keluarga dan latar belakang yang kurang beruntung sebagai alasan penyimpangan mereka. Sementara setiap manusia mampu mengatasi segala kondisi paling sulit untuk menghadapi semua kebodohan dan kesesatan.
Karena Asiah tidak memiliki kekuatan untuk mengubah kepercayaan Firaun dan memperbaiki kerusakan aparatur negara, setidaknya dia tidak mengabaikan tugasnya pribadinya dan seorang diri mengungkapkan keimanan dan memohon kepada Allah untuk membebaskannya dari linkungan kufur dan kesombongan. Satu-satunya kesenangan bagi Asiah adalah kehadiran Musa as, dimana spritual dan kesucian batinnya menarik Asiah dan menyebabkan dirinya bersedia menjadi pendukungnya. Berkali-kali Firaun memutuskan untuk membunuh anak ini, tetapi ia mencegahnya untuk melakukannya. Suatu hari Musa yang masih menyusui dan berada dalam pelukan Firaun, menarik jenggot Firaun, sehingga sebagian rambut jenggotnya putus dan menampar wajah Firaun dengan keras.
Firaun marah dan berkata, "Anak ini adalah musuhku." Waktu itu juga ia meminta algojo untuk membunuh anak itu. Aisah berkata kepada Firaun, "Tahan tanganmu! Ini bayi dan tidak mengerti baik dan buruk. Untuk mengkonfirmasi ucapan saya, saya akan memberinya sepotong batu rubi dan sepotong arang membara. Jika dia mengambil batu rubi, berarti ia memahami, sementara bila mengambil arang panas, kita tahu bahwa ia tidak mampu mengetahui apa yang dilakukannya. Asiah kemudian melakukan apa yang diucapkannya. Musa as ingin menjulurkan tangannya ke arah batu rubi, tapi malaikat Jibril mengarahkan tangannya ke arah arang yang membara.
Akhirnya, Musa mengambil batu arang membara dan membawanya ke arah mulutnya. Tangannya melepuh. Melihat itu, perlahan-lahan kemarahan Firaun menurun dan tidak jadi membunuh Musa. Dengan demikian, Asiah berhasil menyelamatkan anak kecil yang di kemudian hari menjadi penentu dan bagian terpenting dari sejarah dan kezaliman taghut serta tumbuh besar di lingkaran kekuasaan Firaun. Ayat 14 surat Qashash mengatakan, "Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
Asiah seorang perempuan yang tercerahkan dan pandangannya luas. Dia, yang imannya berkobar di dalam hatinya, dengan kematangan pemikiran dan budayanya mengidentifikasi dan mengakui kebenaran Musa dan langsung mengimani kenabiannya. Ketika Istri Firaun melihat mukjizat Musa (terhadap) penyihir, dia langsung mengisi hatinya dengan cahaya iman dan cinta, dan sejak saat itu, dia percaya pada Musa. Asiah terus menyembunyikan keyakinannya untuk menghindari penganiayaan Firaun. Namun, Firaun pada akhirnya menyadari keimanannya dan memintanya untuk meninggalkan agama Musa, tetapi Asiah bersikeras dan tidak tunduk pada permintaan Firaun. Akhirnya, Firaun memerintahkan untuk memaku tangan dan kakinya dan meletakkannya di bawah sinar matahari yang membakar serta meletakkan sebuah batu besar di dadanya. Kesabaran Asiah terhadap penyiksaan kejam Firaun dan agen-agennya adalah bukti kuatnya pemahaman dan keimanan perempuan yang taat ini.
Asiah as adalah contoh manusia beriman yang salah satu ciri di antaranya adalah tidak keluar dari jalur ilahi, bahkan ketika menghadapi kesulitan hidup. Jika seseorang mencapai tingkat iman yang tinggi, tidak mungkin untuk berhenti beriman. Karena dia telah melihat keindahan absolut dan pencipta keindahan. Imam Shadiq as dalam menggambarkan orang beriman ini mengatakan, "Orang beriman lebih keras daripada sepotong besi. Memang benar bahwa bagian besi berubah ketika dimasukkan ke dalam api, tetapi jika seorang mukmin dibunuh lalu hidup dan kemudian dibunuh lagi, hatinya tidak akan berubah dan berpaling dari kebenaran.
Istri Firaun, dengan cinta dan iman kepada Tuhan dan Hari Akhirat telah menggambarkan kepribadian dirinya, sehingga Allah menjadikannya teladan dan contoh bukan hanya untuk para perempuan, tapi bagi semua manusia beriman. Seperti yang Allah tunjukkan dalam ayat 11 dari surat al-Tahrim, "Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, 'Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim."
Allah juga memberinya derajat tinggi di dunia dan akhirat untuk menghargai iman yang kuat ini. Dam mengabulkan doa perempuan mukmin dan penuh pengorbanan ini, serta menempatkannya bersama para perempuan terbaik dunia.