Jul 10, 2019 15:15 Asia/Jakarta
  • sains dan teknologi Iran
    sains dan teknologi Iran

Para peneliti Iran berhasil merancang dan memproduksi belat udara pinggul (air splint inflatable) untuk mencegah kematian korban kecelakaan.

Menurut keterangan salah satu peneliti, terkadang korban kecelakaan mengalami patah tulang pinggul yang berujung dengan terputusnya pembuluh darah Arteri femoralis, maka dari itu untuk pertama kalinya dibuat belat udara pinggul ini.

Penggunaan alat ini dapat mencegah pendarahan dan mengontrol tekanan darah korban. Ketika korban luka dibawa ke rumah sakit, untuk mencegah pendarahan pembuluh darah arteri femoralis, belat udara ini dibutuhkan, karena ia dapat meluruskan tulang-tulang dan mencegah terputusnya pembuluh darah.

Bahan yang digunakan untuk membuat alat ini adalah Polipropilena, dan untuk pertama kalinya diproduksi di Iran, serta sudah mendapatkan hak paten.

Belat udara pinggul digunakan sebelum masuk masa pengobatan dan setelah kecelakaan, akan tetapi belat udara ini dapat juga digunakan setelah operasi bedah pinggul dan pinggang.

Belat udara pinggul berguna bagi orang yang mengalami kecelakaan, atau jatuh dari ketinggian dan semua peristiwa yang berakibat pada cederanya pinggul seseorang.

Menurut para peneliti, ini adalah alat pertama yang dirancang khusus untuk daerah sekitar pinggul dan dapat mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh pendarahan di daerah sekitar pinggul.

Dengan menggunakan alat ini, patah tulang pinggul bisa diobati dan saat kecelakaan terjadi, ambulans dan korban dapat terbantu dengan keberadaan alat ini.

Struktur alat ini sesuai dengan belat medis dan teknik mekanis terkini. Bentuk luar belat udara pinggul cocok dengan ukuran nyata pinggul manusia dan membantu meningkatkan kecepatan operasi bedah pada daerah-daerah rawan.

Produk ini juga mudah dibersihkan, tahan lama dan awet. Menurut pelaksana proyek penelitian, uji coba alat ini pada manusia sedang dilakukan.

Para peneliti Fakultas Teknik Tekstil, Universitas Teknologi Amirkabir, Tehran bekerjasama dengan para peneliti Universitas Hannover, Jerman berhasil memproduksi kain nanokomposit yang menghasilkan bahan bakar gas dengan menghapus pencemaran dari air.

Menurut para peneliti, metode-metode yang bisa menghapus polutan organik sekaligus memproduksi bahan bakar gas pada saat yang sama, selalu menjadi perhatian para ilmuwan.

Pada proyek penelitian ini diupayakan konsolidasi partikel-partikel nano yang memiliki karateristik fotokatalis atau magnetis di atas kain polyester, dengan menghapus polutan-polutan organik pada air lewat bantuan sinar matahari, sehingga akan terbentuk gas-gas bermanfaat seperti metana, karbon dioksida dan sejumlah hidrogen.

Dalam proyek penelitian ini, digunakan kain-kain sebagai media yang fleksibel untuk mengkonsolidasi nanopartikel, oleh karena itu tidak diperlukan lagi desain reaktor dengan bentuk khusus sehingga menurunkan biaya proses produksi.

kemajuan sains dan teknologi Iran

Di sisi lain, nanopartikel yang digunakan dalam penelitian ini, menciptakan gas metana yang lebih besar dibandingkan dengan nanopartikel yang digunakan dalam proyek-proyek serupa.

Sebagian proses penelitian dilakukan di Universitas Hannover, dengan kerja sama para peneliti di universitas ini, dan dukungan dana dari lembaga riset Jerman.

Hasil penelitian tersebut dimuat di jurnal ilmiah Journal of Cleaner Production pada tahun 2018.

Sebuah tim yang terdiri dari tiga orang mahasiswa Fakultas Ilmu Matematika, Universias Teknologi Sharif, Iran atas undangan pemerintah Uzbekistan, untuk pertama kalinya ikut serta dalam Maiden international Muhammad al-Khwarezmi Mathematical Olympiad yang diselenggarakan di Urgench, Uzbekistan pada 28-30 Oktober 2018.

Tim Iran berhasil meraih satu medali emas dan satu perak. Mahasiswa Iran, Ali Daei Nabi dan seorang mahasiwa asal Beijing, Cina meraih nilai sempurna di antara lebih dari 200 peserta yang hadir, dan sukses menduduki peringkat pertama dalam olimpiade mahasiswa ini.

Olimpiade ini diikuti oleh para peserta yang berasal dari sekitar 20 negara dan lebih dari 40 universitas.

Alireza Rastegar, seorang peneliti muda Iran, peraih peringkat luar biasa dalam festival internasional Khwarizmi ke-5, dan peraih medali emas Organisasi kebudayaan dan sains, ISESCO Educational tahun 2003, serta segudang prestasi lainnya, terpilih menjadi Presiden International Federation of Inventors Associations, IFIA untuk kedua kalinya hingga tahun 2022.

Menurut IFIA, Alireza Rastegar sejak tahun 2003 aktif sebagai perwakilan khusus ketua IFIA di Iran dan sejak 2006 menjadi anggota organisasi tersebut.

Mengingat kerja keras dan partisipasi aktifnya di berbagai acara berskala internasional, pada tahun 2014 ia terpilih menjadi presiden IFIA setelah menyingkirkan dua rivalnya dari Cina dan Polandia dengan selisih yang tipis.

Selama masa kepemimpinan pertamanya, ia berhasil mendirikan kantor-kantor transfer teknologi di berbagai belahan dunia yang dikategorikan berdasarkan benua, dan sukses menambah jumlah anggota IFIA dari yang awalnya hanya 72 negara menjadi 165 negara.

Kantor pusat IFIA terletak di kota Jenewa, Swiss dan sudah berusia lebih dari 50 tahun sejak didirikan oleh negara-negara berkembang.

IFIA secara struktural merupakan organisasi non-pemerintah yang berada di bawah pengawasan PBB, dan merupakan satu-satunya organisasi yang bergerak di bidang penemuan dan inisiatif di level dunia.

Para peneliti di Salk Institute for Biological Studies, California, Amerika menggunakan sebuah teknik baru yang dapat mengubah secara langsung sel-sel yang ada pada luka terbuka menjadi sel-sel kulit baru.

Biasanya luka-luka besar pada kulit yang tidak hilang seperti luka bakar, decubitus dan luka kronis seperti luka akibat penyakit diabetes, disembuhkan dengan operasi plastik.

Akan tetapi metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rekayasa ulang sel ke sel-sel punca semu atau pseudo stem cell, dan metode ini sangat bermanfaat untuk mengobati luka pada kulit.

Luka-luka semacam ini dapat disebabkan oleh bertambahnya usia, tapi juga bisa banyak membantu pengobatan kanker kulit dengan lebih baik.

Penelitian ini harus melalui serangkaian tahap uji coba di laboratorium, dan menggunakan sebuah media kultivasi tiga dimensi.

Informasi yang diperoleh bukan hanya bermanfaat untuk memperbaiki jaringan kulit, bahkan dapat digunakan pada metode-metode rekonstruksi di jaringan tubuh manusia lain yang terluka.

Luka kulit yaitu luka yang bisa meliputi beberapa lapisan kulit, secara umum bisa disembuhkan dengan operasi bedah.

Prosesnya adalah dengan menyambungkan kulit yang sehat ke kulit yang terluka. Ketika luka sangat besar, sulit untuk menemukan kulit sehat dalam jumlah banyak di tubuh pasien.

Dalam hal ini para peneliti dapat memisahkan sel-sel punca jaringan kulit pasien, dan mengembangbiakkannya di laboratorium, kemudian menyambungkannya dengan ke kulit bagian belakang tubuh pasien untuk sementara.

Meski proses ini memakan waktu lama, dan membahayakan hidup pasien, atau bahkan tidak efektif, namun para peneliti mengetahui bahwa tahap paling sensitif dalam rekonstruksi luka adalah tahap transplantasi atau penyambungan.

Pada tahap ini, Keratinocytes dipindahkan ke bagian kulit yang luka. Sel-sel punca semu atau pseudo stem cell dapat diubah menjadi berbagai jenis sel kulit.

Para peneliti saat ini sedang mengkaji lebih dalam terkait penggunaan teknik ini pada sampel binatang, pasalnya sebelum digunakan untuk mengobati manusia, diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan luas.[]