Lintasan Sejarah, 12 Agustus 2019
Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Kurban Tanggal 10 Dzulhijjah adalah hari raya Idul Adha yang diperingati oleh umat Islam seluruh dunia.
Pada hari ini, jemaah haji yang melaksanakan ibadah haji bergerak menuju Mina setelah melakukan wukuf di padang Arafah dan mabit di Muzdalifah. Di Mina, mereka melakasanakan lempar Jumrah Aqabah lalu menyembelih binatang kurban. Semua itu dilakukan mengikuti jejak Nabi Ibrahim as yang menyembelih binatang kurban setelah beliau berhasil melewati ujian terberat dengan perintah Allah untuk menyembelih anaknya yang tercinta, Ismail as.
Nabi Ibrahim as, melaksanakan perintah ilahi itu dengan tulus, namun Allah berkehendak lain. Perintah ilahi berikutnya datang dan Ibrahim diperintah untuk melepaskan Ismail dan menyembelih seeokor binatang kurban yang telah dipersiapkan oleh Allah sebagai gantinya.
Peristiwa yang terjadi di masa lalu itu adalah kisah penuh pelajaran. Kisah kepasrahan mutlak dan ketundukan penuh kepada kehendak Allah. Karena itu kisah tersebut diabadikan oleh Allah dalam syariat yang diturunkan-Nya berupa berbagai manasik haji. Dalam syariat Islam tanggal 10 Dzulhijjah diperingati sebagai hari raya Idul Adha yang berarti hari raya kurban.
Pasukan Maronit Kuasai Kamp pengungsi Tel Za'ter
43 tahun yang lalu, tanggal 12 Agustus 1976, kamp pengungsian Palestina "Tel Za'ter" yang terletak di dekat Beirut, ibu kota Lebanon, jatuh ke tangan pasukan para-militer Maronit dan para penghuninya dibunuh massal.
Ribuan pengungsi Palestina tinggal di kamp pengungsian ini. Pada awal tahun 1976, kamp ini dikepung oleh pasukan semi militer Maronit yang dipersenjatai oleh rezim Zionis dan akhirnya pada bulan Agustus, 3000 warga sipil Palestina dibunuh secara massal dan dikubur menjadi satu di kamp pengungsian tersebut.
Peristiwa mengerikan ini menimbulkan protes keras dari masyarakat dunia terhadap rezim Zionis dan para pendukungnya di Lebanon.
Ayatullah Ahmad, Cucu Sheikh Anshari Wafat
24 tahun yang lalu, tanggal 21 Mordad 1374 HS, Ayatullah Sheikh Ahmad, cucu Sheikh Murtadha Anshari meninggal dunia di usia 65 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayidah Maksumah di Qom.
Ayatullah Sheikh Ahmad, cucu Sheikh Murtadha Anshari, ulama besar abad 13 Hijriah lahir dari keluarga ulama pada 1309 Hs di Dezful. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar keagamaanya, di usia 19 tahun beliau pergi ke Qom, kembali lagi ke Dezful dan akhirnya pergi menuntut ilmu ke Najaf. Ayatullah Ahmad yang juga dipanggil Ayatullah Sibt as-Syeikh selama di Najaf belajar kepada guru-guru besar seperti Ayatullah Sayid Abu al-Qasim al-Khu'i, Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Mahmoud Shahroudi dan Sayid Abdul Hoda Shirazi.
Setelah belajar bertahun-tahun di Najaf, akhirnya Ayatullah Ahmad kembali ke Dezful. Di usianya yang ke 43 tahun, beliau memilih kota Qom untuk tempat tinggalnya dan mulai mengajar, menulis dan mendidik murid-murid berbakat. Tapi beliau tidak juga lupa ikut dalam kuliah-kuliah yang disampaikan Ayatullah Sayid Mohammad Reza Golpaigani. Beliau mendapat ijazah ijtihad dan meriwayatakan hadis dari Ayatullah Sayid Mahmoud Shahroudi, Sheikh Agha Bozourg Tehrani dan Sheikh Mohammad Saleh Mazandarani.
Beliau juga meninggalkan karya-karya tulis seperti Khulashah al-Qawanin, ad-Durar an-Najafiyah, Syarah Tahrir al-Wasilah dan Syarah Tabshirah al-Muta'allimin.