Okt 10, 2019 18:50 Asia/Jakarta

Sejak lama, para ilmuwan memperingatkan bahwa bumi sedang mengalami pemanasan global, yakni proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di planet ini.

Pemanasan global bisa diartikan sebagai naiknya suhu bumi secara menyeluruh, ditandai dengan es di kutub yang mencair dan temperatur di berbagai tempat di seluruh dunia yang cenderung naik.

Pemanasan global diiringi naiknya permukaan air laut. Suhu bumi yang meningkat juga membuat gagal panen dan kekeringan. Kondisi itu bisa diperparah bila perilaku membuang sampah terus dilakukan.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada Oktober 2018, selama tiga abad terakhir ini, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 1 derajat celcius.

Berdasarkan kesimpulan IPCC, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan Abad ke-20, kemungkinan besar, disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.

Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. IPCC memperkirakan bahwa pada tahun 2050, mungkin akan meningkat 1,5 derajat celcius. Perubahan-perubahan yang tampaknya kecil ini, sebenarnya dapat menyebabkan masalah serius bagi umat manusia, seperti terjadinya bencana alam.

Ada beberapa bencana alam disebabkan pemanasan global. Di antaranya adalah kekeringan, hujan deras, banjir, kebakaran hutan, gagal panen, topan dan badai salju. Konsekuensi dari pemanasan global amat terasa jelas bagi seluruh manusia. Menurut para ilmuwan, jumlah air tawar di dunia akan semakin berkurang karena fenomena ini.

Hujan merupakan peristiwa alam yang luar biasa, tetapi tidak untuk masa-masa kini. Karena suhu yang panas, air akan menguap dari permukaan bumi dan masuk ke atmosfer, sehingga menyebabkan hujan tropis di sebagian besar planet ini. Tetapi, masalah kemarau panjang tidak dapat diselesaikan hanya dengan hujan, sebab air hanya akan mengalir ke danau dan sungai, lalu menguap dari sana, di mana siklus ini terus berulang.

Karena panas, jumlah kebakaran hutan menjadi kian meningkat, dan menimbulkan banyak masalah. Api  juga menyebabkan banyak partikel mikroskopis berterbangan ke udara bebas dan mengotori paru-paru manusia.

Kenaikan suhu 0,5 derajat celcius bisa menyebabkan kematian 80% terumbu karang dan menyebabkan ikan tidak dapat hidup sehingga jumlahnya berkurang.

Pemanasan global juga akan menyebabkan gagal panen. Jumlah buah dan sayuran akan berkurang karena kekeringan, dan kualitas makanan juga akan menurun secara drastis.

Emisi karbondioksia (CO2) yang jumlahnya kini meningkat, membuat tanaman tumbuh lebih cepat, sehingga tumbuh-tumbuhan tidak akan cukup untuk mengembangkan banyak mikro elemen. Hal ini menyebabkan, ada banyak buah dan sayuran yang hanya mengandung lebih sedikit protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk kesehatan tubuh manusia. (RA)

Tags