Konflik Pakistan dan India Mengenai Jammu dan Kashmir
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada hari Jumat, 11 Oktober 2019 mengatakan bahwa timpalannya dari India Narendra Modi "memainkan kartu terakhirnya" dengan mencabut status khusus wilayah Jammu dan Kashmir dan menuduh media internasional mengabaikan masalah tersebut.
Hal itu dikatakan Khan di hadapan peserta acara "Human Chain” yang berlangsung di Islamabad untuk mengekspresikan solidaritas dengan warga Kashmir.
Khan menuturkan, media internasional meliput penuh protes Hong Kong tetapi mengabaikan masalah Kashmir.
Dia menambahkan, Kashmir tidak akan menerima keputusan India untuk mengakhiri status khusus wilayah Jammu dan Kashmir dan akan keluar ketika pembatasan dicabut.
"Narendra Modi melakukan kesalahan, dia telah memainkan kartu terakhirnya, tetapi orang-orang Kashmir tidak akan pernah menerimanya," ujarnya.
PM Pakistan mengatakan, penduduk Kashmir tidak takut karena selama tujuh dekade mereka telah mengalami kondisi yang menghilangkan ketakutan mereka.
Beberapa orang berkumpul di D-Chowk, jantung Islamabad, dan membentuk rantai manusia sebagai bentuk solidaritas kepada penduduk Kashmir.
Sebelumnya, PM Pakistan di laman twitternya menulis bahwa dia "bingung" tentang bagaimana media internasional terus memberikan liputan utama untuk protes Hong Kong tetapi mengabaikan "krisis hak asasi manusia" di Kashmir.
Hubungan antara India dan Pakistan berada di bawah tekanan berat setelah keputusan New Delhi untuk mencabut status khusus Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus.
Pakistan bereaksi dengan marah terhadap langkah itu dan mengusir utusan India. Sejak itu, Pakistan telah berusaha menggalang dukungan internasional dalam masalah ini.
Sementara India telah mempertahankan bahwa masalah Kashmir adalah masalah bilateral antara India dan Pakistan dan tidak ada ruang untuk mediasi pihak ketiga. (RA)