Lintasan Sejarah, 27 Oktober 2019
Rasulullah Saw Wafat
1430 tahun yang lalu, tanggal 28 Shafar 11 HQ, Rasulullah Muhammad Saw berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun.
Nabi besar umat Islam ini dilahirkan 52 tahun sebelum dimulainya tahun Hijriah, di kota Mekah. Sejak kecil, Muhammad Saw telah kehilangan ayah dan ibunya sehingga diasuh oleh kakek beliau Abdul Muthalib, lalu oleh paman beliau, Abu Thalib. Sejak muda, Muhammad Saw telah dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga dikenal dengan julukan al-Amin.
Pada usia ke-40, Muhammad Saw ditunjuk Allah untuk menjadi utusannya dalam menyampaikan risalah tauhid, keadilan, dan kasih sayang kepada umat manusia. Setelah 23 tahun menyampaikan risalah Islam dan berhasil mendirikan pemerintahan Islam di Madinah, akhirnya Rasulullah wafat dan meninggalkan sebuah ajaran agung yang kini tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Imam Hasan Gugur Syahid
1391 tahun yang lalu, tanggal 28 Shafar tahun 50 Hijriah, Imam Hasan as, cucu Rasulullah Saw gugur syahid.
Imam Hasan adalah putra dari Fathimah as, putri Rasulullah dan Imam Ali as. Beliau dilahirkan di Madinah pada tahun 3 Hijriah. Sejak lahir hingga usia tujuh tahun, Imam Hasan as dibimbing langsung oleh kakek beliau, Rasulullah Saw untuk memahami makrifat Islam.
Pada usia 37 tahun, ayah beliau, yaitu Imam Ali as gugur syahid dan Imam Hasan pun meneruskan tampuk kepemimpinan kaum muslimin yang semula diemban oleh Imam Ali. Dalam masa kepemimpinannya, Imam Hasan as berusaha membentuk pasukan muslim yang tangguh untuk melawan pasukan Muawiyah yang sebelumnya juga telah melakukan perlawanan bersenjata terhadap Imam Ali as.
Namun, berbagai provokasi dan taktik licik yang dilakukan Muawiyah membuat semangat pasukan muslim itu kendor, bahkan sebagiannya bergabung dengan pasukan Muawiyah. Karena itu, Imam Hasan mengambil langkah diplomasi, demi terjaganya keutuhan kaum Muslimin yang saat itu tengah mendapat ancaman yang lebih besar dari kaum Kafir. Imam Hasan pun kemudian mengadakan perjanjian damai dengan Muawiyah, namun isi perjanjian itu dilanggar oleh Muawiyah dan bahkan akhirnya, Imam Hasan diracuni olehnya sehingga gugur syahid pada tahun 50 hijriah.
Wafatnya Ayatullah Sayid Ruhullah Khatami
31 tahun yang lalu, tanggal 5 Aban 1367 HS, Ayatullah Sayid Ruhullah Khatami meninggal dunia dalam usia 82 tahun.
Ayatullah Sayid Ruhullah Khatami lahir tahun 1258 HS di kota Ardekan, Yazd. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar hauzahnya di tempat kelahirannya, Ayatullah Sayid Ruhullah Khatami melanjutkan pendidikan keagamaannya di kota Isfahan. Di Isfahan beliau menimba ilmu pada Mirza Ali Agha Shirazi, Sayid Muhammad, Sayid Ali Najaf Abadi dan Agha Rahim Arbab.
Ayatullah Ruhullah Khatami bertahun-tahun belajar kepada Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi hingga mencapai derajat mujtahid dan memiliki akhlak yang mulia.
Setelah itu beliau kemudian menetap di kota kelahirannya Ardekan menuntun masyarakat dan mengajar para santri agama. Aktivitas beliau menjadikannya sebagai tokoh agama yang disegani. Beliau punya peran besar dalam gerakan kebangkitan rakyat Yazd menentang rezim Pahlevi. Perjuangan beliau ini membuat Imam Khomeini ra sangat memperhatikannya.
Pasca kesyahidan Syahid Mihrab Ke-3, Ayatullah Sadoughi, beliau diangkat oleh Imam Khomeini ra sebagai wakilnya dan menjadi Imam Jumat di kota Yazd hingga akhir hidupnya.
Sayid Mohammad Khatami, mantan Presiden Republik Islam Iran adalah anaknya.
Kerusuhan Paris
14 tahun yang lalu, tanggal 27 Oktober 2005, kerusuhan hebat merebak di seluruh Perancis pasca kematian dua pemuda keturunan Afrika. Kedua remaja tewas tersengat listrik setelah lari dari kejaran polisi di daerah Clichy-sous-Bois.
Kematian tersebut langsung memicu kemarahan kaum imigran Muslim dan Afrika di Perancis. Selama tiga minggu, 274 kota di seluruh wilayah Paris dan Perancis diguncang kerusuhan.
Para demonstran yang didominasi anak muda keturunan Afrika Utara membakar hampir 9000 mobil, belasan bangunan, dan sekolah. Kerugian total akibat kerusuhan mencapai €200 juta. Sekitar 2.888 perusuh ditangkap, dan 126 polisi dan kru pemadam kebakaran terluka.
Kerusuhan ini merupakan puncak kemarahan keturunan imigran terhadap kebijakan pemerintah e. Selama bertahun-tahun, kelompok tersebut menerima diskriminasi sosial, ekonomi, dan ras.
Pada 8 November 2005, Presiden Chirac mengumumkan keadaan darurat di seluruh Perancis. Chirac juga memberlakukan UU tahun 1955 semasa Perang Aljazair, yang membolehkan pemberlakuan jam malam.
Pada 16 November, Parlemen memperpanjang kondisi darurat selama tiga bulan. Sehari kemudian, kondisi di Perancis berangsur-angsur normal kembali.