Lintasan Sejarah 20 Mei 2020
Hari ini, Rabu tanggal 20 Mei 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 26 Ramadhan 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 31 Ordibehesht 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Muhammad Khunsari Wafat
316 tahun yang lalu, tanggal 26 Ramadan 1125 HQ, Muhammad Khunsari yang dikenal dengan Jamaluddin, salah seorang ulama besar Iran abad ke 11 dan 12 Hijriah, meninggal dunia.
Muhammad Khunsari dilahirkan dalam keluarga relijius dan pencinta ilmu, di kota Isfahan. Dia menguasai ilmu-ilmu di bidang logika, filsafat, teologi, fiqih, ushul fiqih, dan tafsir.
Berbekal pengetahuannnya yang luas tersebut, Jamaluddin menulis buku penjelasan atas kitab "as-Syifa" dan "al-Isyarat" karya Ibnu Sina serta kitab "Syarah Lum'ah", "al-Tahzib", dan "Mukhtasarul Ushul".
Imam Khomeini ra Kembali Masuk Rumah Sakit
31 tahun yang lalu, tanggal 28 Ordibehesht 1368 HS, Imam Khomeini ra kembali masuk rumah sakit.
Begitu semakin jelas tanda-tanda pendarahan di alat pencernaan Imam Khomeini ra pada 28 Ordibehesht 1368 HS, beliau kembali sakit dan bahkan semakin parah. Para dokter siang malam melakukan pengecekan kesehatan beliau dan pada 31 Ordibehesht 1368 beliau dipindahkan ke rumah sakit untuk dilakukan operasi.
Pasca operasi atas alat pencernaannya, rakyat Iran melakukan doa bersama di masjid-masjid di seluruh penjuru negeri mendoakan kesembuhan beliau. Akhirnya, setelah tim dokter mengerahkan segala kemampuannya agar kondisi fisik Imam Khomeini ra membaik, namun pada malam tanggal 14 Khordad 1368, beliau meninggal dunia.
Timor Leste Merdeka
18 tahun yang lalu, tanggal 20 Mei 2002, Timor Leste resmi menyatakan diri sebagai negara yang berdaulat.
Pengukuhan kemerdekaan Timor Leste itu dilakukan melalui upacara yang meriah, yang dihadiri sejumlah pemimpin di Ibu Kota Dili. Upacara itu dihadiri oleh Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) saat itu, Kofi Annan.
Gusmao juga mengundang Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri dan Perdana Menteri Australia, John Howard, serta mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton.
Sebelum menyatakan diri merdeka, Timor Leste selama tiga tahun dikelola oleh PBB menyusul hasil referendum berdarah pada akhir Agustus 1999, yang menyatakan Timor Leste berpisah dari kedaulatan Indonesia. Sebelum referendum, Timor Leste menjadi provinsi Indonesia ke-27, yang menduduki wilayah itu pada Desember 1975.