Jun 01, 2020 19:01 Asia/Jakarta

Seorang dokter di Amerika memperingatkan jenis flu burung yang bermutasi bisa membunuh setengah dari populasi penduduk dunia. Menurutnya, flu burung ini lebih parah ketimbang virus Corona, COVID-19.

Seperti dilansir suara.com, Dr Michael Greger, seorang ilmuwan Amerika telah menulis sebuah buku berjudul "How to Survive a Pandemic". Dia mengatakan, obsesi manusia terhadap binatang, baik memilikinya sebagai hewan peliharaan atau memburunya sebagai santapan bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit menular.

Zoonosis adalah infeksi yang berpindah dari hewan ke manusia. Sebagian besar virus ini bersifat jinak, tetapi beberapa lainnya bisa seperti TBC dan SARS yang bermutasi serta mematikan.

Beberapa teori menyatakan bahwa COVID-19 menyebar ke manusia dari hewan ternak di pasar basah Wuhan, Cina. Menurut Greger, penyakit yang paling mematikan dalam sejarah bisa saja ada pada ayam, yang sering dikonsumsi manusia.

Ayam merupakan bagian besar dari industri pertanian global dengan daging dan telur yang dikonsumsi dalam jumlah besar di setiap negara. Sayangnya, banyak burung hewat peternakan yang dicekoki bahan kimia.

Karena itu, Greger berpendapat kondisi ini bisa membuat virus lebih mudah menyebar ke seluruh hewan lainnya, dan menular ke manusia.

Flu burung pernah menginfeksi sepertiga dari populasi dunia antara tahun 1918 dan 1920. Wabah ini membunuh sekitar 10 persen penduduk bumi karena menyebabkan penyakit paling mematikan.

Pada tahun 1997, strain baru dari virus yang menyebabkan flu burung kembali muncul, dikenal sebagai H5N1 yang menyebar dari unggas ke manusia. Wabah H5N1 di Hong Kong ini memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi dan membunuh sepertiga populasi penduduk bumi.

Untungnya, virus itu hanya menular ke 18 orang yang menunjukkan virus itu memiliki tingkat penularan yang cukup lambat. Tetapi, para ahli kesehatan masyarakat khawatir jika H5N1 akan bermutasi lebih jauh bisa mereplikasikan dirinya lebih cepat.

Sebagian besar H5N1 mempengaruhi paru-paru, tetapi juga bisa menginfeksi aliran darah dan merusak organ dalam tubuh. Lalu, diperkirakan virus itu bisa bermutasi menjadi 10 kali lebih mematikan daripada pandemi 1918 dengan tingkat kematian hingga 50 persen.

Greger pun berteori bahwa satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan semua orang dari wabah flu burung adalah mematikan semua ayam di dunia dan mengisi kembali populasi unggas dari awal secara global.

Dalam hal ini, flu burung Apokaliptik adalah salah satu virus yang lebih buruk dari COVID-19 dan bisa memusnahkan setengah manusia di dunia. (RA)

Tags