Lintasan Sejarah 4 Agustus 2020
Hari ini, Selasa 4 Agustus 2020 bertepatan dengan 14 Dzulhijjah 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 14 Mordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Mukjizat Terbelahnya Bulan
1446 tahun yang lalu, tanggal 14 Dzulhijjah 5 Sebelum Hijrah, Nabi Muhammad Saw mengeluarkan mukjizat terbelahnya bulan.
Berdasarkan sejumlah riwayat masyhur, orang-orang Musyrik mendatangani Rasulullah Saw dan berkata, "Bila engkau benar seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua!" Nabi menjawab, "Apakah bila ini aku lakukan kalian akan beriman?" Mereka serentak menjawab, "Iya."
Malam tanggal 14 Dzulhijjah 5 tahun sebelum hijrah, Nabi Muhammad Saw meminta kepada Allah Swt agar mengabulkan apa yang mereka inginkan darinya. Tiba-tiba bulan terbelah dua. Nabi kemudian berkata kepada mereka, "Allah Swt dalam al-Quran berfirman, "Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus"." (al-Qamar ayat 1-2)
Mozaffaruddin Shah Mengeluarkan Perintah Konstitusi
114 tahun yang lalu, tanggal 14 Mordad 1285 HS, Mozaffaruddin Shah mengeluarkan perintah Konstitusi dan mendirikan Majelis Dewan Nasional.
Ketika Mozaffaruddin Shah naik tahta, kerajaan begitu korup, kemiskinan dan ketidakadilan terlihat di mana-mana. Pada awalnya, kunci gerakan Revolusi Konsitusi bermula dari penghinaan terhadap ulama. Di sisi lain, penghinaan yang dilakukan oleh pegawai Bank Rusia terhadap kuburan umum dan jasad orang-orang yang sudah meninggal, sehingga rakyat menyerang bangunan Bank Rusia yang tengah dibangun dan merusaknya. Sementara perang antara Rusia dan Jepang menyebabkan harga gula batu membumbung tinggi. Dengan alasan ini, pemerintah menghukum mati dua orang pedagang penting di pasar Tehran. Akhirnya pasar diliburkan, rakyat dan ulama berkumpul. Masjid menjadi markas penting terbentuknya Revolusi Konstitusi.
Setelah terjadi pelbagai peristiwa, dimulailah gerakan rakyat yang mendapat petunjuk dari para ulama. Rakyat tetap melanjutkan upayanya. Salah satu tuntutan rakyat waktu itu adalah dibentuknya lembaga peradilan. Aksi mogok rakyat dan ulama di komplek makam suci Hazrat Abdul Azhim di kota Rey dan hijrahnya ulama ke Qom membuat rezim Shah perlahan-lahan mundur dari sikapnya sebelumnya.
Kebangkitan rakyat juga meluas hingga di Shiraz, Tabriz dan Isfahan. Hal ini membuat Mozaffaruddin Shah menjadi ketakutan. Akhirnya pada 14 Mordad 1285 HS (14 Jumadil Akhir 1324 HQ) ia mengeluarkan perintah Konstitusi dan mendirikan Majelis Dewan Nasional yang terdiri dari tokoh-tokoh nasional. Pemberian syarat kepada ulama, yang telah meninggalkan Iran berakhir dengan sambutan luas rakyat.
Sekalipun demikian, sejumlah orang, yang baik sadar maupun tidak, berlindung ke Kedutaan Besar Inggris meminta berlanjutnya imperialisme Barat di Iran. Mereka menuntut agar sistem Konstitusi yang akan dijalankan di Iran harus memakai undang-undang dan nilai-nilai Barat. Mereka tidak bersedia menjadikan Revolusi Konstitusi memakai tolok ukur hukum Islam dan ajaran Rasulullah Saw.
Bagaimanapun perjuangan rakyat Iran dan ulama di periode selanjutnya berhasil menciptakan sistem Konstitusi dan pendirian Majelis Dewan Nasional. Perjuangan ini berakhir mengakhiri monarki absolut dan kekuasaan despotik. Majelis pertama dibuka pada 18 Syaban 1324 HQ di istana Golestan yang turut dihadiri oleh Shah dan di akhir hayat Mozaffaruddin Shah, tepatnya 14 Dzulqadah 1324 HQ, UUD Iran dengan 51 pasal ditandatangani oleh Shah.
AS menderita kekalahan di Teluk Tonkin
56 tahun yang lalu, tanggal 4 Augustus 1964, AS menderita kekalahan dalam perang terbatas di Teluk Tonkin di wilayah Laut Cina Selatan.
Pertempuran itu meletus antara kapal-kapal perang AS melawan Vietnam Utara. Saat itu AS mendukung penuh rezim Vietnam Selatan melawan utara, namun sebelum peristiwa 4 Augustus 1964, AS tidak pernah secara langsung terlibat pertempuran.
Menyusul peristiwa Teluk Tonkin, AS secara signifikan menambah jumlah personil militernya di Vietnam Selatan. Mesin-mesin perang dan pesawat tempur AS pun secara masif menggempur wilayah Vietnam utara. Namun perlawanan sengit rakyat setempat telah mempermalukan AS yang terpaksa mengakui kekalahannya di Vietnam dan pada tahun 1975 AS menarik mundur seluruh tenteranya dari sana. Beberapa tahun setelahnya, Vietnam menyatu kembali.