Lintasan Sejarah 22 Oktober 2020
Hari ini, Kamis 22 Oktober 2020 bertepatan dengan 5 Rabiul Awal 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 1 Aban 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Wafatnya Sayidah Sukainah binti Husein as
1325 tahun yang lalu, tanggal 5 Rabiul Awal 117 HQ, Sayidah Sukainah binti Husein as meninggal dunia di kota Madinah dalam usia 75 tahun.
Sayidah Sukainah binti Imam Husein as merupakan salah satu tokoh perempuan Islam dan cucu dari Imam Ali as. Beliau lahir di Madinah sekitar tahun ke-42 Hijrah.
Sayidah Sukainah memiliki keutamaan akhlak dan kefasihan luar biasa. Beliau menjadi salah satu referensi sastra Arab. Suaminya adalah Abdullah bin Hasan as yang juga merupakan sepupunya. Ibu Sayidah Sukainah adalah Rubab.
Beliau bersama ayah, paman dan anggota keluarga lainnya berangkat menuju Karbala. Sayidah Sukainah kehilangan ayah dan keluarganya pada usia 19 tahun dan menanggung kesulitan luar biasa saat ditawan oleh tentara Yazid bin Muawiyah.
Rencana Serangan ke Mesir
64 tahun yang lalu, tanggal 22 Oktober 1956, Perdana Menteri Perancis, Inggris, dan rezim Zionis, dalam sebuah sidang rahasia di Perancis, membahas rencana serangan mereka ke Mesir.
Setelah presiden mesir, Gamal Abdul Naser, mengumumkan nasionalisasi terusan Suez pada tahun 1956, Perancis dan Inggris berniat menduduki terusan itu demi mempertahankan kepentingan ilegal mereka di sana. Di sisi lain, rezim Zionis yang memandang mesir sebagai musuh terbesarnya di dunia Arab, berusaha menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Mesir.
Seminggu setelah sidang rahasia itu, ketiga negara tersebut menyerang Mesir. Namun, serangan ini gagal untuk mencapai tujuan yang mereka harapkan.
Sayid Mostafa Khomeini Gugur Syahid
43 tahun yang lalu, tanggal 1 Aban 1356 HS, Ayatullah Sayid Mostafa Khomeini, gugur syahid di rumahnya di kota Najaf, Irak, akibat teror dari antek-antek rezim Shah Pahlevi.
Ayatullah Sayid Mostafa Khomeini adalah putra tertua Imam Khomeini, Pemimpin Revolusi Islam Iran. Beliau dilahirkan pada tahun 1309 di kota Qom, Iran dan setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, beliau pergi ke kota Najaf untuk melanjutkan pendidikan. Karena kecerdasan dan kemampuannya yang tinggi, beliau telah mencapai derajat mujtahid pada usia 27 tahun dan sejak itu, selama 10 tahun beliau mengajar di Hauzah Ilmiah Najaf.
Ayatullah Sayid Mostafa Khomeini selalu mendampingi ayahnya, Imam Khomeini, sepanjang tahun-tahun berat perjuangan melawan rezim Shah yang despotik.Pasca pengasingan Imam Khomeini ra ke Turki, beliau bersama-sama rakyat yang marah turun ke jalan menuju rumah para marji. Setelah gerakan ini, anasir Shah Pahlevi menangkapnya, tapi beberapa hari kemudian beliau dibebaskan dan diasingkan juga ke Turki.
Setelah beberapa bulan tinggal di Turki, sekitar bulan September 1965 beliau bersama ayahnya, Imam Khomeini ra pergi ke Najaf, Irak dan menggeluti pelajarannya. Namun lagi-lagi beliau ditahan oleh pihak Irak akibat akvitas yang dilakukannya menentang rezim Irak yang anti-Islam dan dibebaskan dengan syarat tidak boleh melakukan aktivitas politik. Akhirnya pada 1 Aban 1356 yang bertepatan dengan tanggal 23 Oktober 1977 beliau ditemukan meninggal secara mencurigakan dalam usia 47 tahun.
Syahidnya Ayatullah Sayid Mostafa Khomeini ini semakin meningkatkan semangat rakyat Iran untuk meneruskan perjuangan revolusi mereka. Imam Khomeini dalam menyikapi kematian putranya, mengatakan, "Kesyahidan Mostafa merupakan rahmat tersembunyi dari ilahi."