Okt 27, 2020 17:22 Asia/Jakarta

Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menyatakan bahwa embargo senjata Dewan Keamanan PBB terhadap Tehran telah berakhir pada hari Minggu, 18 Oktober 2020, di mana hal ini bertentangan dengan upaya Amerika Serikat.

"Mulai hari ini [18 Oktober 2020], semua pembatasan transfer senjata, aktivitas terkait dan layanan keuangan ke dan dari Republik Islam Iran, dan semua larangan terkait masuk atau transit melalui wilayah negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sebelumnya diberlakukan pada sejumlah warga negara dan pejabat militer Iran, semuanya otomatis dihentikan," bunyi pernyataan Kemenlu Iran.

Larangan Dewan Keamanan PBB atas penjualan senjata dari/ke Iran berakhir berdasarkan ketentuan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 yang mendukung kesepakatan nuklir JCPOA pada 2015 antara Iran dan kekuatan-kekuatan dunia.

"Mulai hari ini, Republik Islam dapat memperoleh senjata dan peralatan yang diperlukan dari sumber mana pun tanpa batasan hukum, dan semata-mata berdasarkan kebutuhan pertahanannya, dan mungkin juga mengekspor persenjataan pertahanan berdasarkan kebijakannya sendiri," imbuh pernyataan itu.

Kemenlu Iran mengumumkan bahwa 18 Oktober adalah "hari penting bagi komunitas internasional." Departemen ini juga memuji dunia karena berdiri bersama Tehran "yang bertentangan dengan upaya rezim AS."

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengalami kerugian yang memalukan pada 14 Agustus 2020 karena gagal memperpanjang embargo senjata Iran melalui resolusi di Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Rusia dan China memberikan suara menentang atas draf yang diusulkan AS untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran di DK PBB. Sementara 11 anggota dewan yang tersisa, termasuk Prancis, Jerman dan Inggris, abstain.

Menyusul kegagalan yang memalukan, AS berjanji untuk menggunakan sanksi "sekunder" untuk memblokir setiap perdagangan senjata dengan Iran setelah berakhirnya sanksi PBB.

Perwakilan Khusus AS untuk Venezuela dan Iran Elliott Abrams mengklaim bulan lalu bahwa Washington dapat menolak akses ke pasar AS bagi siapa pun yang berdagang senjata dengan Tehran.

Dia mengatakan, sanksi "akan berdampak sangat signifikan" pada produsen dan pedagang senjata yang berusaha untuk berbisnis dengan Iran. (RA)