Instagram Blokir Akun Resmi Rahbar
Jejaring media sosial Instagram menutup akun resmi Pusat Informasi Kantor Perlindungan dan Publikasi Karya Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dalam bahasa Prancis.
Sebelumnya, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Rabu malam, 28 Oktober 2020 mengirim pesan pendek kepada para pemuda Prancis melalui media sosial.
Dalam pesannya, Rahbar meminta pemuda Prancis untuk bertanya kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron mengapa dia mendukung aksi penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw, dan menganggapnya sebagai kebebasan berpendapat, tetapi meragukan Holocaust dianggap kejahatan, dan jika ada yang menulis tentang hal ini akan dijebloskan ke penjara.
Laman baru Instagram Rahbar dalam bahasa Prancis sebagai pengganti laman yang sudah ditutup sudah beroperasi di alamat instagram.com/fr.Khamenei.ir.
Umat Muslim di seluruh dunia memprotes penyataan anti-Islam yang dilontarkan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait dengan publikasi karikatur penghinaan terhadap Rasulullah SAW. Umat Islam juga menyerukan pemboikotan terhadap barang-barang produk Prancis.
Protes luas umat Islam meluap setelah Macron membela publikasi karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dimuat di Majalah Satir Charlie Hebdo dengan dalih kebebasan berekspresi dan berpendapat. Sikap Prancis pun, dibalas dunia dengan protes, kecaman, hingga boikot produk negara itu termasuk umat Islam di Pakistan hingga Bangladesh. Mereka turun ke jalan untuk mengecam pernyataan Presiden Prancis.
Umat Muslim dunia juga marah setelah pernyataan kontroversial Macron, yang mengaitkan muslim dengan gerakan separatis pasca insiden pembunuhan seorang guru yang sempat mempertunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW dan membahasnya bersama murid-murid di kelas kebebasan berekspresi.
Umat Islam semakin meradang setelah Macron meminta karikatur Nabi Muhammad SAW dipajang dan diproyeksikan di gedung-gedung pemerintahan sebagai sikap pembelaannya terhadap kebebasan berekspresi.
Seruan boikot produk perancis, juga menggema di negara-negara Muslim, seperti yang terjadi di Turki, dan Jordania. Produk-produk buatan Prancis ditarik dari rak-rak di pasar-pasar swalayan (RA)