Des 02, 2020 20:37 Asia/Jakarta

Tak lama setelah serangan teror dan pembunuhan terhadap ilmuwan terkemuka Mohsen Fakhrizadeh Mahabad, Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami men-tweet bahwa "Musuh tidak mentolerir ilmuwan Iran, dan pembunuhan ilmuwan lebih jauh mengungkapkan kedalaman kebencian musuh."

Dalam tweetnya pada hari Jumat (27/11/2020), Hatami menulis, Syahid Fakhrizadeh telah melakukan upaya besar untuk mempromosikan program energi nuklir Iran, namun dia berada di bawah pengawasan agen rahasia rezim Zionis Israel yang akhirnya berhasil membunuhnya dengan beberapa peluru.

Dalam sebuah pernyataan lain pada hari Jumat, Hatami mengatakan, alat uji COVID-19 pertama di Iran diproduksi di pusat penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan dan fisikawan Iran, Syahid Fakhrizadeh, yang menjabat sebagai Kepala Organisasi Riset dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran (SPND).

"Organisasi di bawah manajemen Syahid Fakhrizadeh ini adalah salah satu pusat pertama yang memproduksi alat uji COVID-19," kata Hatami.

Di memuji Syahid Fakhrizaedeh sebagai salah satu pelopor gerakan ilmiah Iran untuk melawan Virus Corona.

Ketika ditanya mengapa ilmuwan Iran dibunuh oleh teroris? Hatami mengatakan, Fakhrizadeh adalah seorang ilmuwan terkemuka Iran, Wakil Menhan, dan Kepala SPND yang memiliki sejarah panjang dalam inovasi pertahanan serta yang melatih banyak peneliti untuk kemajuan ilmiah Iran.

Hatami juga memuji upaya dan layanan Fakhrizadeh untuk industri pertahanan Iran dan menyebutnya sebagai "luar biasa, hebat dan bermanfaat".

"Musuh menargetkan dimanapun langkah besar dan efektif diambil untuk kemaslahatan bangsa, dan Kementerian Pertahanan selalu menjadi sasaran seperti itu," tambahnya.

Hatami menjelaskan, Kemenhan berada di garis depan dalam membangun keamanan untuk negara kita tercinta dan karenanya, selalu dibenci oleh musuh, dan mereka yang memainkan peran utama di bidang pertahanan secara alami lebih dibenci oleh musuh.

Menurut Menhan Iran, Syahid Fakhrizadeh telah mengembangkan inovasi khusus di bidang pertahanan.

"Misalnya, penggunaan laser dalam pertahanan udara atau pendeteksian pesawat penyerang dengan cara lain selain radar, yang termasuk dalam kategori inovasi pertahanan, merupakan salah satu prestasi besarnya yang pasti akan kita bicarakan jika perlu," ujarnya.

Hatami juga menyinggung upaya ilmiah Fakhrizadeh melawan Virus Corona dan mengatakan bahwa Fakhrizadeh telah mengambil "langkah besar di bidang pengembangan vaksin COVID-19, yang beritanya, Insya Allah akan disajikan kepada orang-orang kita."

Dia menambahkan bahwa pusat yang dipimpin oleh Fakhrizadeh telah melalui tahap pertama uji klinis pada manusia di bidang pengembangan vaksin Virus Corona dan "melakukan hal-hal hebat untuk orang-orang tercinta."

Fakhrizadeh gugur syahid dalam serangan teror di Absard, Kabupaten Damavand, Provinsi Tehran hari Jumat, 27 November 2020. Ilmuwan terkemuka Iran ini terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit dalam serangan teror pada Jumat sore itu, namun nyawanya tidak terselamatkan dan gugur syahid.

Jenazah Mohsen Fakhrizadeh dimakamkan di Imamzadeh Saleh, utara Tehran, ibu kota negara ini, pada hari Senin (30/11/2020).

Fakhrizadeh telah lama menjadi incaran dinas-dinas intelijen musuh dan termasuk menjadi target nomor wahid musuh untuk dibunuh. Nama Fakhrizadeh bersama empat warga Iran lain, masuk daftar 500 orang paling berpengaruh dunia versi media Amerika Serikat, Foreign Policy. (RA)