Des 30, 2020 18:09 Asia/Jakarta

Peringatan tahun pertama gugur syahidnya Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Letnan Jenderal Qassem Soleimani sudah dekat. Koresponden Press TV wawancara dengan masyarakat di Pakistan dan Kashmir tentang pendapat mereka mengenai peran dan pribadi Syahid Soleimani.

Pasukan Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke arah rombongan Komandan Pasukan al-Quds IRGC Letjen Soleimani, dan Wakil Ketua Hashd Al Shaabi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, bersama delapan pengawal mereka ketika tiba di bandara udara Baghdad, ibu kota Irak pada Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Letjen Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis beserta pengawal mereka gugur syahid dalam serangan yang diperintahkan langsung Presiden AS Donald Trump itu. Letjen Soleimani berkunjung ke Irak atas undangan resmi dari pemerintah Baghdad.

Letjen Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis sangat populer karena peran kunci mereka dalam menumpas kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS) yang disponsori AS di Irak dan Suriah. Letjen Soleimani adalah pejabat tinggi militer Republik Islam Iran yang popularitasnya mulai meningkat setelah memimpin perang melawan kelompok teroris takfiri Daesh di Suriah dan Irak.

Dalam rangka peringatan satu tahun Syahid Soleimani, program khusus akan diadakan oleh misi budaya Republik Islam Iran di Pakistan, dan kelompok politik dan agama lainnya di negara ini.

Atase Kebudayaan Iran untuk Pakistan Ehsan Khazaei kepada IRNA pada hari Jumat (25/12/2020) mengatakan, program sastra dan seni tentang Syuhada Perlawanan Islam dengan judul "General of Skies" telah dimulai oleh Konsulat Kebudayaan Republik Islam.

Dia menambahkan, program budaya pada peringatan pertama kesyahidan Lerjen Soleimani bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan berbagai aspek kepribadian hebat Komandan Pasukan al-Quds IRGC dan Abu Mahdi al-Muhandis.

Menurut Khazaei, dalam program budaya ini hadiah-hadiah istimewa akan diberikan kepada karya-karya terbaik di berbagai bidang.

"Peserta dan peminat dari berbagai kota di Pakistan dapat mengirimkan karya sastra mereka di bidang dongeng, puisi, memoar, artikel, foto, lukisan dan kaligrafi paling lambat 13 Januari 2021 ke email [email protected]," ujarnya.

Pada peringatan satu tahun syahidnya Letjen Soleimani, berbagai program oleh Konsulat Kebudayaan Iran di kota Karachi, Peshawar, Lahore, Quetta dan Rawalpindi juga akan digelar.

Pada kesempatan tersebut peluncuran buku "My Happy Friend" dalam bahasa Urdu akan diadakan oleh Konsulat Kebudayaan Iran di Karachi sementara konferensi "Martyrs of Islamic Unity" akan diadakan di Peshawar.

Bersamaan dengan itu, beberapa partai politik dan agama di Pakistan, khususnya para pendukung Gerakan Perlawanan, akan mengadakan program-program yang bertujuan untuk memperkuat Front Perlawanan pada peringatan satu tahun syahidnya Letjen Soleimani.

Syahid Qassem Soleimani sangat dicintai oleh masyarakat Iran dan bangsa-bangsa tertindas di negara-negara kawasan Asia Barat, terutama mereka yang sedang berjuang melawan imperalisme AS dan sekutunya di kawasan tersebut. Dia juga dikenal sebagai "Ayah yang baik" bagi anak-anak yang orang tuanya menjadi korban terorisme.

Syahid Soleimani merupakan simbol perlawanan terus-menerus terhadap imperialisme AS. Dia tidak hanya menjadi tokoh kunci dalam penghancuran kelompok teroris Daesh, tetapi juga dalam membantu perjuangan rakyat Palestina.

Baru-baru ini, anggota senior Jihad Islam Palestina Khaled al-Batsh menyebut syahid Qassem Soleimani sebagai pelopor kemajuan semua kelompok perlawanan di kawasan.

Al-Batsh, seperti dilaporkan laman al-I'lam al-Harbi, Rabu (23/12/2020) mengatakan Komandan Pasukan Quds Iran Letjen Soleimani adalah arsitek yang memajukan semua kelompok perlawanan termasuk Brigade al-Quds, Brigade Izzuddin Qassam, Brigade Syuhada al-Aqsa, Brigade Abu Ali Mustafa, Brigade Nasser Salahuddin, Hizbullah, dan semua cabang kelompok perlawanan di kawasan.

"Syahid Soleimani adalah seorang insinyur poros perlawanan. AS menyadari kedudukan dia setelah melihat pengaruhnya yang besar di medan perang melawan Zionis-Amerika dan dukungannya kepada kelompok perlawanan Palestina," ujar al-Batsh.

Dia menegaskan bahwa gugurnya syahid Soleimani tidak berpengaruh pada perlawanan. Syahid mulia ini dan para pemimpin perlawanan lainnya di Lebanon dan Palestina adalah tokoh kubu perlawanan dan perjuangan mereka akan terus berlanjut.

Berbicara tentang ancaman rezim Zionis, anggota senior Jihad Islam Palestina ini mengatakan kelompok perlawanan tidak akan duduk menyaksikan serangan Israel.

"Semua elemen sipil dan bersenjata kubu perlawanan akan turun ke medan dan mereka tetap memegang prinsip-prinsipnya meskipun minim sarana dan situasi sulit saat ini," pungkasnya. (RA)