May 14, 2016 09:34 Asia/Jakarta

Bertepatan dengan peringatan hari Bi'tsah, atau hari proklamasi kenabian Muhammad Saw, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei bertemu dengan para pejabat pemerintah, duta besar negara-negara Muslim untuk Iran dan keluarga para syuhada di Tehran, Kamis (5/5/2016).

Dalam pertemuan tersebut, Rahbar menegaskan berlanjutnya dua arus yang bertolak belakangan di awal Islam hingga kini yaitu Bitsah dan jahiliyah. Parameter utama gerakan Bi'tsah adalah petunjuk melalui Nabi ilahi, sedangkan parameter jahiliyah adalah syahwat dan kemarahan.

Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat atas hari Bi'tsah Rasulullah Saw kepada umat Islam dan bangsa Iran. Rahbar menjelaskan, Sejatinya umat manusia hari ini lebih membutuhkan pemahaman mengenai makna dan hakikat Bi'tsah. Beliau menyinggung ayat al-Quran mengenai keyakinan datangnya seorang Rasul, dan akan membimbing umat manusia. Hari raya Bitsah adalah hari kebangkitan untuk menghilangkan penderitaan umat manusia. Oleh karena itu inilah hari raya sejati.

Ayatullah Khamenei menilai penghambaan terhadap selain Tuhan, kezaliman dan ketidakadilan, kesenjangan sosial, dan penderitaan dan arogansi menjadi masalah yang senantiasa dihadapi umat manusia. Dengan motif buruk dan menimbulkan kerusakan, kekuatan arogan senantiasa memaksakan ambisinya kepada umat manusia.

Rahbar menilai Bitsah sebagai hari ketika manusia kembali merujuk kepada fitrah ilahi demi menyelamatkannya dari penderitaan hidup. Sebab fitrah ilahi adalah pendukung kebenaran, keadilan dan perjuangan menghadapi kezaliman. Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah menjelaskan penyebab diangkatnya Muhammad Saw sebagai Nabi Allah.

Beliau berkata, "Allah swt mengutus Rasul-Nya yang terpilih di antara manusia, dan mengutus para Nabi-Nya yang datang silih berganti supaya mereka menepati janjinya kepada Tuhan, dan meminta mereka untuk tidak melupakan karunia ilahi dan senantiasa mensyukurinya, sekaligus menjadi hujah, dan membangkitkan akal mereka,".

Mengenai perkataan Imam Ali ini, Ayatullah Khamenei mengungkapkan, "Para Nabi diutus supaya manusia mengakui janji fitrawi dan menepatinya; berdasarkan janji tersebut Allah swt meminta manusia untuk bebas, hidup dengan adil, memperbaiki kehidupannya, dan tidak menghamba kepada selain Tuhan. Artinya, manusia diminta untuk berkomitmen dengan janjinya; Nabi datang kepada manusia untuk menyampaikan risalah kepada mereka; Wahai manusia, secara fitrawi, kalian telah berjanji setia kepada Tuhan, dan kami datang untuk mengingatkan kembali perjanjian itu."

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya menjelaskan bahwa salah satu tujuan bitsah Rasulullah Saw adalah untuk mengingatkan manusia atas segala karunia Allah swt. Rahbar berkata, "Kita seringkali melupakan karunia kesehatan, nikmat berpikir, karunia akhlak mulia yang dianugerahkan Allah swt. Para Nabi mengingatkan manusia, menyampaikan seluruh hujahnya dan menyibak hakikat untuk mereka,".

Di bagian lain pidatonya, Rahbar menyinggung kebutuhan manusia kepada nilai-nilai Bi'tsah Rasulullah Saw dan menilai kebodohan sebagai front yang berseberangan dengan Bi'tsah. Kebodohan, kata Ayatullah Khamenei, tidak hanya terbatas di masa pengutusan Nabi Muhammad Saw, namun merupakan front yang berlanjut dan berseberangan dengan pemikiran yang telah diarahkan oleh para nabi, di mana hari ini juga muncul dengan skema dan model baru melalui pemanfaatan sains dan teknologi.

Ayatullah Khamenei menyatakan gerakan umat Islam di dunia untuk membentuk Republik Islam telah dimulai dan pastinya akan mencapai kemenangan, dan kebencian musuh tidak akan bisa menghalangi arus besar ini. Menurut Rahbar, tawakal kepada Allah swt dalam kondisi sulit adalah solusi al-Quran untuk mencapai kemenangan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai perlawanan terhadap arus kebodohan yang dipimpin oleh Amerika Serikat sebagai tugas penting umat Islam. Rahbar menuturkan, Republik Islam Iran sebagai pelopor "gerakan Bi'tsah" di jalan di mana Imam Khomeini (ra) sebagai pemrakarsanya– akan melanjutkan gerakannya, tanpa harus takut menghadapi kekuatan arogan dunia.

Rahbar menggambarkan Republik Islam sebagai kekuatan"terdepan" dalam memerangi "arus kebodohan yang dipimpin oleh AS." Beliau mengatakan, tugas paling penting bagi negara-negara Muslim adalah bergabung dalam kampanye ini. Menurut Ayatullah Khamenei, gerakan Zionis yang berkuasa di dunia merupakan contoh nyata dari pembangunan sistem setan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai perlawanan terhadap gerakan jahat Zionis sebagai akar utama dari munculnya gerakan-gerakan besar umat Islam dan bangsa Iran serta kebangkitan Islam. Atas dasar ini, lanjut Ayatullah Khamenei, Islamphobia, Iranphobia dan Syiahphobia menjadi kebijakan utama AS, Zionis dan sekutunya.

Rahbar memandang kewaspadaan, kebangkitan bangsa Iran dan bangsa-bangsa Muslim untuk menghadapi gerakan jahat kekuatan-kekuatan dunia sebagai penyebab utama kemarahan mereka. Ayatullah Khamenei mengatakan, Republik Islam Iran diancam akan disanksi disebabkan penentangannya terhadap kebijakan-kebijakan AS di kawasan. Mereka menilai Republik Islam sebagai penghalang kebijakan-kebijakan arogannya di kawasan.

Ayatullah Khamenei menegaskan, Iran tidak pernah memulai perang dan menggelar invasi militer terhadap negara manapun, namun negara ini telah mengumumkan posisinya dengan suara tegas dan akan mengumumkannya kembali.

Ayatullah Khamenei menilai kewajiban dunia Islam saat ini adalah menyadarkan publik dunia mengenai hakikat Bitsah. Rahbar berkata, "Bitsah adalah kebangkitan untuk menyelamatkan manusia dan kemanusiaan; bitsah adalah penempatan sistem yang benar dan tepat di tengah umat manusia, dan menebarkan kebaikan bagi seluruh umat manusia,". Beliau mengungkapkan bahwa ketawakalan pemimpin besar kita (Imam Khomeini) yang jalannya telah terlihat, dan kita sedang menuju sana, menjadi teladan bangsa Iran pun dengan tawakal sinya Allah akan melanjutkan jalan itu, dan umat Islam dengan kebangkitan Islam akan menampakkan hakikat yang kian hari semakin jelas terlihat.

Tags