Lintasan Sejarah 24 Januari 2021
-
Lintasan Sejarah 24 Januari 2021
Hari ini, Sabtu 23 Januari 2021 bertepatan dengan 9 Jumadil Tsani 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 4 Bahman 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Attar Neishabouri Tewas
824 tahun yang lalu, tanggal 10 Jumadil Tsani 618 QH, Fariruddin Attar Neishabouri, penyair dan sufi terkenal Iran tewas oleh pasukan Mongol yang menyerang kawasan Iran.
Attar terlahir ke dunia sekitar tahun 540 hijriah. Setelah ayahandanya meninggal dunia, Attar meneruskan profesi ayahnya sebagai penjual obat-obatan. Kecerdasaan Attar membuatnya mampu menjadi seorang dokter hanya dengan mempelajari secara otodidak masalah obat-obatan yang dijualnya.
Kekayaan dari hasil menjual obat-obatan dan kemahirannya sebagai dokter membuatnya menjadi orang yang berkecukupan. Akan tetapi, dalam sebuah fase kehidupannya, Attar mengalami perubahan kondisi kejiwaan secara revolutif.
Untuk itulah ia kemudian meninggalkan profesi dan segala kehidupan duniawinya. Attar kemudian melakukan perjalanan jauh. Dari Mekah yang berada Jazirah Arab, ia kemudian menyusuri kawasan Ma Wara'an Nahr. Sepanjang perjalanannya tersebut, Attar bertemu dengan sejumlah ‘urafa terkenal zaman itu.
Segala yang dijumpai sepanjang perjalanan itu ia tuangkan ke dalam tulisan-tulisan yang memiliki makna mendalam serta nilai kesusatraan yang sangat tinggi. Karya paling terkenal Attar adalah kitab syair berjudul "Mantiquth Thayr". Selain itu, karya Aththar yang lainnya adalah "Tadzkiratul Awliya", "Ilahi Name", "Asrar Name", dan "Mushibat Name".
Ayatullah Mirza Jamaluddin Kalbasi Wafat
89 tahun yang lalu, tanggal 5 Bahman 1310 HS, Ayatullah Mirza Jamaluddin Kalbasi meninggal dunia pada di kota Isfahan dan dikuburkan di pekuburan Takht-e Foulad.
Ayatullah Mirza Jamaluddin Kalbasi anak dari Ayatullah Mirza Abolmaali Kalbasi yang merupakan keluarga ulama. Ia lahir di kota Isfahan.
Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah pada ayahnya, ia kemudian pergi ke kota Najaf al-Asyraf untuk melanjutkan pendidikannya. Mirza Jamaluddin selama di Najaf belajar kepada ulama besar seperti Akhond Khorasani dan selama bertahun-tahun belajar di sana, ia kembali ke kota kelahirannya, Isfahan. Ia kemudian mengajar di sana dan banyak pelajar agama yang kemudian hari menjadi ulama besar belajar darinya.
Ayatullah Kalbasi menjalani kehidupannnya dengan sangat sederhana dan tidak tertawan oleh keindahan dunia. Ia banyak meninggalkan karya ilmiah seperti Talkhis Ilahiah dalam ilmu astronomi dan buku Ushul Fiqih.
Tragedi Air India, 117 Tewas
55 tahun yang lalu, tanggal 24 Januari 1966, pesawat Air India yang mengangkut 117 orang jatuh di Pegunungan Alpen, Swiss.
Pesawat nahas tersebut hancur setelah menabrak gunung saat dalam perjalanan menuju New York. Ini adalah kecelakaan kedua yang dialami maskapai Air India di lokasi yang sama.
Tim penyelamat menemukan reruntuhan pesawat Boeing 707 berserakan 427 meter di bawah puncak Mont Blanc.
Akibat dahsyatnya ledakan, tidak ada korban selamat dari kecelakaan tersebut. Pesawat Air India tengah mengangkut 11 awak dan 106 penumpang. Salah seorang penumpangnya adalah Dr Homi Jehangir Bhabha, ketua Komisi Energi Atom India, yang tengah dalam perjalanan menuju Wina.
Menurut otoritas penerbangan setempat, pesawat jatuh dikarenakan kesalahan pilot dalam mengkalkulasi posisi pesawat. Sesaat sebelum jatuh, pilot menurunkan ketinggian pesawat karena menyangka telah melewati puncak Mont Blanc.
Tidak lama kemudian pesawat pun menghilang dari radar. Enam belas tahun sebelumnya, pesawat Air India lain juga jatuh di dekat lokasi kecelakaan, menewaskan 48 orang di dalamnya.