Feb 23, 2021 10:36 Asia/Jakarta
  • 23 Februari 2021
    23 Februari 2021

Hari ini, Selasa 23 Februari 2021 bertepatan dengan 11 Rajab 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 5 Isfand 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Ibnu Anbari, Mufassir Al-Quran Lahir

1171 tahun yang lalu, tanggal 11 Rajab 271 HQ, Abu Bakar Muhammad yang lebih dikenal dengan Ibnu Anbari, ahli bahasa dan penafsir al-Quran lahir di kota Baghdad.

Sejarah

Setelah mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu al-Quran, Ibnu anbari kemudian mempelajari hadis dengan tekun. Ibnu Anbari dikenal sebagai ulama yang memiliki kekuatan hapalan yang cemerlang, tapi pada saat yang sama sangat rendah hati ketika berada di depan murid-muridnya.

Selain mengajar dan mendidik murid-muridnya beliau juga meninggalkan karya berharga seperti Adab al-Katib dan Dhamair al-Quran.

Ibnu Anbari meninggal dunia pada hari Idul Fitri tahun 328 HQ di usia 57 tahun.

Guyana Berubah Menjadi Republik

51 tahun yang lalu, tanggal 23 februari 1970, sistem pemerintahan Guyana berubah dari sistem Gubernur Jenderal menjadi Republik.

Guyana adalah sebuah negara di Amerika Tengah dan berpenduduk asli bangsa Indian. Pada abad ke 17,  Guyana menjadi daerah jajahan bersama antara Belanda dan Inggris, namun sejak tahun 1815, Inggris berkuasa penuh atas Guyana. Pada tahun 1966, Guyana meraih kemerdekaannya dan menjadi anggota persemakmuran Inggris.

DK-PBB Keluarkan Resolusi 582 Soal Perang Iran-Irak

35 tahun yang lalu, tanggal 5 Isfand 1364 HS, Dewan Keamanan PBB Mengeluarkan Resolusi 582 soal perang Iran-Irak.

Ruang Dewan Keamanan PBB

Dua hari pasca dikuasainya kawasan strategis al-Faw, Irak dalam sebuah operasi Val Fajr 8, Irak dan 7 negara anggota Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang dan akhirnya pada tanggal 5 Isfand 1364 Hs (24 Februari 1986), DK-PBB meratifikasi resolusi 582.

Dalam resolusi ini, PBB menyayangkan perang berkepanjangan dan komitmen anggota PBB untuk menyelesaikan konflik ini secara damai, sekaligus mengingatkan kedua negara untuk tidak menggunakan senjata kimian dalam perang. Begitu juga resolusi ini tidak menerima upaya menguasai sebuah kawasan dengan kekuatan. Karena hal inilah yang menjadi penyebab perang dan berlanjutnya konflik.

Resolusi ini juga menyebutkan tentang semakin meluasnya serangan militer ke daerah-daerah yang ditempati penduduk sipil, begitu juga serangan terhadap kapal-kapal yang tidak ikut dalam konflik dan kedua negara diminta untuk melakukan gencatan senjata.

Jelas bahwa ratifikasi resolusi 582 hanya akibat dari dikuasainya kawasan al-Faw dan tidak ada pembahasan mengenai sebab perang dan siapa pemicu pertama perang ini.

Menyusul diumumkannya resolusi ini, Republik Islam Iran mengumumkan bahwa bagian dari resolusi yang menghentikan perang masih ada kekuarangan dan tidak dapat diterima, apalagi diterapkan. Irak sendiri mengumumkan bahwa bila Iran menerima resolusi ini secara resmi dan tanpa syarat, maka Irak juga akan melaksanakannya. Dengan demikian, resolusi inipun bernasib sama dengan resolusi-resolusi lainnya.

Tags