Iran Ajukan Tuntutan Hukum kepada Penyuplai Senjata Kimia ke Irak
Kepala Dewan Tinggi Kehakiman Republik Islam Iran untuk Hak Asasi Manusia Ali Baqeri-Kani mengatakan, pemerintah Tehran telah mengajukan tuntutan hukum di pengadilan internasional terhadap perusahaan-perusahan Eropa yang menyediakan bahan kimia untuk rezim diktator Irak Saddam Hussein, yang digunakan untuk menyerang rakyat Iran pada perang 1980-an.
Ali Baqeri-Kani membuat pernyataan itu pada hari Kamis (4/3/2021) dalam pertemuan dengan keluarga Syuhada pemboman kimia Sardasht selama kunjungan ke Provinsi Azerbaijan Barat.
Dia menambahkan, pengadilan telah mengajukan tuntutan hukum untuk lebih dari 200 korban serangan kimia yang dilancarkan Saddam, dan putusan akhir telah dikeluarkan untuk 70 kasus.
Ali Baqeri-Kani lebih lanjut menyinggung penggunaan sanksi ilegal yang menarget rakyat Iran. Dia menyesalkan bahwa negara-negara yang sama yang "secara brutal" membantai rakyat Iran melalui senjata kimia, mereka sekarang dengan sombong melanggar hak-hak rakyat Iran melalui alat "ekonomi dan politik".
"Negara-negara yang melancarkan tekanan tertinggi dan sanksi paling luas terhadap rakyat Iran adalah mereka yang memberi senjata kimia kepada Saddam dan mencegah aksi internasional anti-rezim Ba'ath serta mencegah liputan media tentang kejahatan Saddam," ujarnya.
Dia lebih lanjut mengatakan, negara-negara Barat yang terlibat dalam serangan kimia terhadap warga sipil di Sardasht sekarang mengklaim memperjuangkan hak asasi manusia di Jenewa.
Kepala Dewan Tinggi Kehakiman Republik Islam Iran untuk Hak Asasi Manusia kemudian mengundang para penguasa Barat untuk mengadakan pertemuan hak asasi manusia berikutnya di Sardasht, Iran, sehingga mereka dapat melihat dari dekat dampak dari kekejaman mereka terhadap rakyat Iran.
Ali Baqeri-Kani menjelaskan, negara-negara Barat secara sadar dan sengaja memproduksi dan menjual senjata kimia kepada Saddam, dan mendukungnya di arena internasional serta menekan liputan media tentang kejahatan Saddam di Iran untuk mengubah opini publik agar menguntungkan mereka.
Sardasht, sebuah kota kecil di Provinsi Azerbaijan Barat, menjadi sasaran serangan kimia yang dilancarkan Saddam pada 28 Juni 1987. Empat bagian padat penduduk di kota ini dibom dengan gas kimia yang mematikan.
Sardasht adalah kota ketiga setelah Hiroshima dan Nagasaki, Jepang yang menjadi sasaran senjata pemusnah massal. Sedikitnya 110 orang tewas dan 5.000 lainnya terluka dalam serangan itu.
Rezim Saddam telah melancarkan lebih dari 350 serangan gas kimia skala besar di sepanjang perbatasan Iran-Irak antara 1980 dan 1988 yang menyebabkan lebih dari 107.000 korban.
Sebanyak 2.600 dari jumlah itu meninggal pada saat itu, dan lebih dari 45.000 lainnya membutuhkan perawatan permanen.
Saddam memiliki persenjataan besar senjata kimia, yang dilaporkan diproduksi menggunakan bahan-bahan yang dipasok oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Pejabat Iran dalam berbagai kesempatan mendesak masyarakat internasional untuk membawa para pelakunya ke pengadilan. (RA)