May 10, 2021 04:58 Asia/Jakarta
  • 10 Mei 2021
    10 Mei 2021

Hari ini, Senin, 10 Mei 2021 bertepatan dengan 27 Ramadan 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 20 Ordibehest 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Ibnu Arabi Lahir

882 tahun yang lalu, tanggal 27 Ramadan 560 HQ, Muhyiddin Abukabar bin Muhammad yang dikenal dengan nama Ibnu Arabi ilmuwan dan sufi besar Muslim, terlahir ke dunia di Andalusia.

Muhyiddin Abukabar bin Muhammad yang dikenal dengan nama Ibnu Arabi

Sejak berusia delapan tahun Ibnu Arabi telah belajar al-Quran, fiqih dan hadis. Menginjak usia remaja, beliau mulai terjun ke dunia irfan dan penyucian jiwa. Untuk melanjutkan pendidikannya, Ibnu Arabi melakukan perjalanan ke berbagai negeri muslim.

Sejak tahun 620 Hijriah beliau menetap di Damaskus serta menyibukkan diri dengan aktifitas mengajar dan menulis buku. Kitab al-Futuhat al-Makkiyyah, Fushushul Hikam, dan kitab al-Mabadi wa al-Ghayat adalah tiga karya beliau yang terkenal. Ibnu Arabi wafat tahun 638 Hijriah di Damaskus.

Polisario Dideklarasikan

48 tahun yang lalu, tanggal 10 Mei tahun 1973, sebuah organisasi pembebasan kawasan Sahara Barat di utara Afrika bernama Polisario dibentuk.

Para pendukung Polisario

Organisasi yang bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan kawasan Sahara Barat dari koloni Spanyol itu mendapatkan sambutan meluas dari masyarakat setempat. Kuatnya dukungan masyarakat atas organisasi ini sampai menyebabkan tentara Spanyol angkat kaki dari Sahara Barat dua tahun berikutnya, yaitu tahun 1975.

Tahun itu pula, Spanyol menyerahkan kekuasaan atas Sahara Barat kepada Maroko dan Mauritania. Akan tetapi, akibat tekanan sejumlah pihak luar, Mauritania kemudian menyatakan tidak bersedia menerima penyerahan itu. Maroko yang menerima penyerahan kekuasaan dari Spanyol langsung melakukan penyerangan ke kawasan Sahara Barat untuk menaklukannya. Serangan itu kemudian terbentur perlawanan gigih Polisario yang didukung oleh rakyat. 

Tahun 1991, PBB datang menengahi konflik antara Maroko dan Polisario, dan kedua pihak sepakat untuk menyerahkan nasib kawasan Sahara Barat pada sebuah referendum. Akan tetapi, kesepakatan itu juga tidak bisa diimplementasikan gara-gara kedua pihak berselisih pendapat secara tajam mengenai syarat-syarat peserta referendum.

Hingga kini, referendum itu masih belum bisa dilaksanakan. Status Sahara Barat pun hingga kini masih mengambang, meskipun sejumlah besar negara mengakui kemerdekaan Sahara Barat dan menyebut Polisario sebagai representasi sah rakyat di kawasan itu.

Imam Khomeini ra Menyetujui Simbol Republik Islam Iran

41 tahun yang lalu, tanggal 20 Ordibehesht 1359 HS, Imam Khomeini ra menyetujui simbol Republik Islam Iran.

Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, rencananya akan diperkenalkan simbol Republik Islam Iran yang mengejawantahkan semangat keagamaan dan keislaman bangsa Iran. Oleh karenanya, Dewan Revolusi membuka kesempatan kepada siapa saja untuk membuat simbol yang diinginkan. Banyak yang mengirimkan disainnya kepada dewan ini dan akhirnya mereka menerima satu dari karya tersebut.

Akhirnya, simbol ini ditunjukkan kepada Imam Khomeini ra dan beliau menyetujuinya pada 20 Ordibehesht 1359 Hs. Simbol ini berupa empat bulan sabit dan sebuah tiang di tengah yang berarti kata suci "Allah" dan pada hakikatnya simbol ini membentuk ungkapan suci "Laa Ilaaha Illallah".

Penjelasan simbol Republik Islam Iran ini; tiang yang berada di tengah atau pedang menunjukkan kekuatan. Bulan sabit menunjukkan pertumbuhan. Lima bagian utama yang terdiri dari empat bulan sabit dan sebuah tiang atau pedang merupakan simbol ushuluddin Syiah. Susunan yang saling berdekatan dan simetris itu menunjukkan keseimbangan dan keadilan.

Simbol ini kemudian diletakkan di bagian tengah dari warna putih bendera Republik Islam Iran dan di atas setiap nama kementerian negara.

Tags