Perang Tarif Baru AS-Eropa: Sebab dan Dampaknya
(last modified Mon, 07 Oct 2019 11:24:49 GMT )
Okt 07, 2019 18:24 Asia/Jakarta
  • Perang dagang AS-Eropa
    Perang dagang AS-Eropa

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sejak berkuasa pada Januari 2017 memilih pendekatan pro proteksionisme ekonomi. Oleh karena itu, sejak berkuasa, ia mulai melancarkan perang dagang dengan menaikkan tarif produk dan barang impor ke Amerika. Masalah ini menuai respon serupa dari rival dan mitra dagang Amerika.

Meski demikian pemerintah Trump tetap tak bersedia mundur dan terus menindaklanjuti kebijakannya ini. Trump sejak berkuasa senantiasa menyebut perdagangan bebas sebagai pemicu utama instabilitas ekonomi Amerika dan mengancam akan menciptakan halangan. Di sisi lain mitra dagang Amerika termasuk Eropa meyakini bahwa perang ekonomi akan menurunkan dan menghancurkan laju perekonomian global serta menciptakan ketidakpastian baru.

Perang dagang AS-Eropa

Khususnya para konsumen adalah pihak yang paling dirugikan dari perang dagang ini serta harga barang pada akhirnya akan semakin mahal. Menurut pakar ekonomi Sasan Shahwissi: konfrontasi ekonomi Eropa dan Amerika akan berujung pada penurunan ekonomi kedua pihak serta anjloknya neraca produksi nasional dunia.

Friksi terkait subsidi yang dibayarkan kepada perusahaan Eropa Airbus dan perusahaan AS Boeing, merupakan salah satu isu yang diperdebatkan AS dan Uni Eropa. Dan ini semakin memanas sejak berkuasanya Trump pada Januari 2017.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Rabu 2 Oktober mengumumkan subsidi Eropa kepada Airbus ilegal dan dengan demikian terbuka peluang untuk penerapan tarif AS terhadap 7,5 miliar dolar produk impor dari Eropa. Di sisi lain, Uni Eropa mengancam bahwa jika AS benar-benar menerapkan kebijakan tarif tersebut, maka mereka akan melakukan langkah serupa.

Keputusan WTO di bidang ini dirilis menyusul sengketa 15 tahun AS dan Eropa terkait subsudi ilegal kepada perusahaan Airbus dan Boeing. Keputusan WTO ini sama halnya dengan penerapan tarif bagi produk Eropa termasuk suku cadang pesawat, keju dan fillet ikan.

Pertama kali Amerika mengajukan gugatan atas subsidi perusahaan Airbus tahun 2004. Alasan Amerika adalah pinjaman perusahaan Airbus yang diterima dari pemerintah Eropa sama halnya dengan subsidi karena rendahnya bunga. Saat itu, WTO mengeluarkan keputusan yang menguntungkan Amerika dan Washington ketika menyaksikan Uni Eropa dan sejumlah negara anggota organisasi ini mengabaikan keputusan WTO mulai merilis pengaduan yang berujung pada sengketa hukum selama 15 tahun.

Amerika kemudian menerapkan tarif terhadap 11 miliar dolar produk impor dari Eropa, tapi WTO menurunkannya menjadi 7,5 miliar dolar. CEO Airbus Guillaume Faury baru-baru ini memperingatkan Trump bahwa penerapan tarif terhadap industri penerbangan Eropa dapat menimbulkan dampak burk bagi ekonomi Amerika. Meski WTO menurunkan volume tarif tersebut, namun ini merupakan hukuman terberat yang dirilis organisasi ini sepanjang sejarah.

Robert Emmet Lighthizer

Presiden Amerika Donald Trump seraya memuji keputusan ini menyebutnya sebagai kemenangan besar Amerika Serikat. Robert Emmet Lighthizer, utusan khusus AS di WTO dalam statemennya mengatakan, "Kami berharap perundingan dengan Brussels secepatnya dimulai untuk menyelesaikan tensi yang ada."

Pergerakan terbaru pemerintah Trump di kasus ini, setelah pengumuman keputusan WTO, Amerika mengumumkan tanggal penerapan tarif baru terhadap produk ekspor Eropa ke negara ini. Washingon Kamis 3 Oktober dalam sebuah langkah balasan terhadap Uni Erppa karena memberi subsidi ilegal kepada perusahaan Airbus menyatakan, penerapan cukai terhadap 7,5 miliar dolar produk Eropa akan diberlakukan mulai 18 Oktober.

Berdasarkan pengumuman Washington, sejak 18 Oktober terif bagi impor pesawat dari Eropa akan naik 10 persen di mana kenaikan ini tidak mencakup suku cadang pesawat. Selain itu, keju dan minyak zaitun Perancis, Italia dan Spanyol serta minuman keras Irlandia dan Scotlandia, produk wol Inggris dan peralatan serta lensa Jerman termasuk produk Eropa yang termasuk produk yang ekspor ke AS yang dikenai tarif 25 persen.

Lighthizer mengklaim bahwa Washington meski medapat lampu hijau dari WTO, tetap dapat menerapakn tarif 100 persen terhadap produk Eropa, namun Amerika kini membatasi tarif tersebut padahal Washington memiliki kemampuan untuk meningkatkan tarif kapan pun saja.

Lighthizer menekankan,"Selama bertahun-tahun mengucurkan subsidi besar-besaran kepada perusahaan Airbus dan ini telah menimbulkan kerusakan parah di industri penerbangan Amerika. Kami berharap Uni Eropa bersedia berunding untuk menyelesaikan masalah ini dengan metode yang menguntungkan pekerja Amerika."

Uni Eropa dan Amerika menunggu keputusan lain WTO sehingga mereka dapat memperjalas tarif apa yang dapat diterapkan kepada Amerika akibat bantuan Washington kepada perusahaan Boeing. Komisi Eropa mengatakan, kedua pihak harus berusaha mencapai kesepakatan terkait penerapan tarif senilai 15 miliar dolar produk impor dari Amerika.

Komisi Eropa menyatakan, jika AS memutuskan menerapkan tarif baru dengan ijin WTO, Eropa tidak memiliki solusi kecuali melakukan aksi balasan,. Pemerintah Eropa termasuk Inggris menuntut penyelesaian sengketa ini tanpa penerapan tarif baru.

Kasus ini menuai respon keras dari Erppa dan negara-negara Eropa satu suara untuk melawan kebijakan unilateralisme perdagangan khususnya perang tarif Amerika. Uni Eropa dan negara besar organisasi ini seperti Jerman dan Perancis menunjukkan respon keras atas kebijakan perdagangan dan tarif terbaru Amerika Serikat.

Uni Eropa dalam statemennya menyatakan, jika Amerika menerapkan tarif yang didukung WTO, Uni Eropa tidak memiliki opsi kecuali melakukan hal serupa. Petinggi negara-negara besar Uni Eropa yakni Jerman dan Perancis juga menunjukkan respon keras dalam masalah ini.

Menteri Ekonomi dan Keuangan Perancis, Bruno Le Maire mengatakan, jika Amerika menolak kerja sama dengan Eropa untuk menyelesaikan friksi dagang terkait Airbus, maka Perancis dan Uni Eropa siap merespon Amerika dengan sanksi.

Menlu Jerman Heiko Maas

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas juga mengatakan, Uni Eropa akan menunjukkan respon atas keputusan Amerika untuk menerapkan tarif baru terhadap produk Eropa. Maas menyatakan, Uni Eropa setelah mendapat dukungan dari WTO, akan menunjukkan respon atas masalah ini dan akan melawan langkah Washington dengan menerapkan tarif bagi produk Amerika.

Menlu Jerman menggulirkan statemen ini setelah vonis WTO yang menyebutkan ilegal langkah negara anggota Uni Eropa memberi subsidi kepada perusahaan Airbus serta memberi ijin kepada Washingtin untuk menerapkan tarif bagi produk impor dari Eropa.

Menteri Keuangan Jerman, Olaf Scholz terkait hal ini mengungkapkan, Eropa dengan hati-hati merespon kasus ini, karena konfrontasi perdagangan di dunia tidak menguntungkan siapa pun. Meski Eropa tidak menghendaki konfrontasi dengan Amerika, tapi dengan baik menyadari bahwa mengalah dari langkah Amerika ini malah membuat pemerintah Trump semakin giat memprovokasi demi meningkatkan tuntutan dagangnya dan memaksakan tarif tidak adil terhadap produk ekspor Eropa ke Amerika.