Sep 30, 2020 16:05 Asia/Jakarta
  • Konflik antara Armenia dan Azerbaijan
    Konflik antara Armenia dan Azerbaijan

Konflik bersenjata antara Republik Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh akan memicu instabilitas di Kaukasus selatan yang bukan saja menimbulkan dampak besar bagi kedua pihak, tapi juga negara-negara kawasan lainnya selama bertahun-tahun harus berusaha mengontrol dan menjinakkan dampak destruktifnya.

Parlemen nasional Republik Azerbaijan di sidangnya meratifikasi instruksi Presiden Ilham Aliyev untuk mengumumkan kondisi darurat perang di sejumlah kota dan wilayah negara ini karena bentrokan bersenjata di front terdepan antara Armenia dan Republik Azerbaijan.

Berdasarkan instruksi ini, selama kondisi perang berlanjut, hak dasar dan kekebasan serta hak kepemilikan warga Azerbaijan dan asing di negara ini secara relatif dan sementara dibatasi.

Konflik Azerbaijan-Armenia

Sebaliknya pemerintah Armenia seraya mengumumkan kondisi darurat perang, mulai memobilisasi pasukan. Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan memperingatkan perang total dengan Republik Azerbaijan. Sementara itu, PBB dan negara-negara tetangga kedua negara mendesak petinggi Yerevan dan Baku menahan diri dan menghentikan konfrontasi bersenjata.

Departemen Pertahanan Armenia menyatakan, Republik Azerbaijan hari Ahad menyerang wilayah pemukiman di kota Stepanakert. Armenia juga mengklaim sampai saat ini dua helikopter, tiga pesawat nirawak dan tiga tank Republik Azerbaijan berhasil dihancurkan. Di statemen Kemenhan Armenia disebutkan, "Balasan kami akan proporsional dan Baku sepenuhnya bertanggung jawab atas kondisi yang terjadi."

Bentrokan bersenjata di perbatasan Republik Azerbaijan dan Armenia terkait kawasan Nagorno-Karabakh meletus Ahad dini hari dan sampai kini telah meminta sejumlah korban dari kedua pihak.

Sengketa antara Republik Azerbaijan dan Armenia terkait kawasan Nagorno-Karabakh dimulai tahun 1988 dan di tahun 1992 berujung pada konfrontasi militer. Akibat konfrontasi ini, wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik di sekitarnya diduduki militer Armenia.

Walaupun tidak menarik untuk membayangkan perang panjang di wilayah penting dan strategis Kaukasus Selatan, namun jika konflik antara Baku dan Yerevan berlangsung singkat, bahkan dalam hal ini kerusakan yang tidak dapat diperbaiki akan menimpa wilayah tersebut.

Republik Azerbaijan yang sebagian kotanya diduduki Armenia, pada awalnya terlibat konfrontasi dengan negara tetangganya ini karena hal-hal di atas, namun banyak alasan di mana sejumlah negara dengan alasan titik kesamaan dan kontrak yang dimilikinya terlibat dalam bentrokan berdarah ini dan melalui intervensi ini, secara praktis mereka mencegah segala bentuk gerakan diplomatik dan penyelesaian konfrontasi melalui jalur damai dan perundingan.

Bukti di lapangan dan konten media massa menunjukkan, banyak pemain yang berusaha yang ingin mengobarkan api peperangan dan memperbesar api kerusakan tanpa mempikirkan kerugian akibat perang ini.

Kini pertanyaannya adalah, pemaian mana dan mengapa mereka berminat mengobarkan konfrontasi bersenjata di kawasan Kaukasus selatan?

Pertama-tama, Israel harus dimasukkan ke salah satu faktor utama dan pemicu peperangan di kawasan. Israel di kondisi saat ini jika berhasil, maka rezim ini akan mengobarkan kerusuhan di kawasan dengan harapan mampu menyimpangkan opini publik dari krisis yang mereka alami saat ini ke arah lain.

Konflik di Nagorno-Karabakh

Langkah berikutnya, Israel melalui dukungan terhadap salah satu pihak yang berseteru, akan mampu memantapkan kehadirannya di kawasan. Dengan demikian seperti yang sudah diharapkan, kehadiran Israel di Kaukasus selatan akan terbukti dengan meletusnya bentrokan antara Baku dan Yerevan. Dan prestasi yang didapat Israel adalah kian luasnya zona keamanan mellaui perang dan bentrokan baru di kawasan bersamaan dengan penjualan senjata dan akses ke pasar militer baru.

Masalah lain yang perlu ditangani lebih banyak adalah keinginan beberapa negara untuk menemukan taman bermain baru untuk tujuan tertentu, seperti relokasi teroris dan kenikmatan posisi baru mereka setelah Suriah, Irak dan Afghanistan.

Sejumlah media di dunia maya mengklaim bahwa teroris dengan bantuan sejumlah negara sponsornya direlokasi dari Suriah ke wilayah sengketa antara Republik Azerbaijan dan Armenia serta militer Baku dengan bantuan kelompok teroris bersenjata ini mampu merebut enam desa di Nagorno-Karabakh. Jika klaim seperti ini benar, maka saat itu tinggal ditunggu hari-hari penuh konflik di kawasan, khususnya konflik Karabakh akan memunculkan dimensi barunya.

 

 

Tags