Pars Today
Komandan Pusat Komando Cyber Amerika Serikat mengakui peningkatan kemampuan Iran di bidang cyber, dan menyampaikan kekhawatirannya terkait hal ini.
Media Amerika Serikat mengabarkan, sekarang Dinas Intelijen Amerika, CIA memiliki wewenang lebih besar untuk melancarkan operasi siber rahasia terhadap Iran.
Brigade Ezzedine Al Qassam, sayap militer Hamas mengabarkan peretasan yang dilakukan terhadap situs mereka, sehingga domainnya diubah.
Presiden Amerika Serikat mengakui bahwa di masa kepemimpinannya, Amerika pernah melancarkan serangan siber ke Rusia.
Kepala Staf Gabungan Israel Defense Forces, IDF secara tersirat mengakui keterlibatan rezim Zionis dalam serangan siber ke pelabuhan Shahid Rajaei, Iran. Menurutnya, berbagai peralatan militer digunakan untuk memukul musuh Israel.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa ia memiliki bukti kuat tentang serangan para hacker Rusia terhadap dirinya.
Wakil menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran mengkonfirmasi keberhasilan Iran mencegah serangan cyber besar-besaran ke infrastruktur komunikasinya.
Badan intelijen Inggris MI5 melakukan operasi penyadapan terhadap ponsel anggota parlemen dengan alasan melindungi mereka dari peretas Rusia.
Menteri Luar Negeri Iran, Sabtu (28/9/2019) mengatakan, Amerika Serikat adalah pihak yang memulai perang siber dengan Iran, dan Washington tidak akan bisa menghentikannya.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menilai Rancangan Undang-Undang (UU) Keamanan dan Ketahanan Siber sangat diperlukan. Negara perlu regulasi mengantisipasi kemungkinan serangan siber di masa mendatang.