The Hill: Tujuan AS di Karibia untuk Menghadapi Rusia dan Tiongkok
-
USS Gerald Ford
Pars Today - Pentagon telah memulai pengerahan militer terbesarnya di Karibia sejak Krisis Rudal Kuba, sebuah langkah yang digambarkan media Amerika sebagai pesan langsung kepada Rusia dan Tiongkok untuk menghindari infiltrasi di Belahan Barat.
Menurut laporan ISNA, media Amerika telah membahas krisis yang sedang berkembang dalam sebuah artikel berjudul "Perang Dunia III Akan Datang ke Amerika", yang mengingatkan pada Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962.
Menurut laporan koran The Hill yang berafiliasi dengan Kongres AS hari Minggu (02/11/2025), pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memulai peningkatan militer besar-besaran di Karibia, yang merupakan pengerahan pasukan terbesar di bawah Komando Selatan AS sejak blokade Kuba oleh John F. Kennedy.
Menurut laporan ini, lebih dari 10 persen armada angkatan laut AS dikerahkan di kawasan tersebut atau sedang dalam perjalanan ke sana, termasuk kelompok tempur kapal induk USS Gerald Ford dan kapal perusak berpeluru kendali USS Gravely.
Artikel The Hill berargumen bahwa meskipun Washington secara resmi menyajikan operasi tersebut sebagai langkah untuk memerangi kartel narkoba, khususnya jaringan kriminal transnasional yang berbasis di Venezuela yang dikenal sebagai "Tren de Aragua", tujuan sebenarnya adalah untuk mengirim pesan kepada Rusia, Tiongkok, dan Iran.
Pemerintahan Trump berupaya menghidupkan kembali "Doktrin Monroe" dalam bentuk modern, dan memperingatkan kekuatan asing untuk menghindari intrusi ke Belahan Barat.
Artikel ini mengaitkan konfrontasi tersebut dengan kebijakan AS sebelumnya terhadap Venezuela, sambil mengingatkan bahwa selama masa jabatan pertama Trump, pemerintahannya meluncurkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Nicolas Maduro setelah pemilu 2018. Trump dan 50 negara lainnya kemudian mengakui Juan Guaidó sebagai presiden sementara, dan Maduro memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Konfrontasi ini tidak muncul begitu saja, tetapi dibangun di atas warisan Hugo Chavez, yang sejak 2005 telah memperkuat hubungan negaranya dengan Moskow, Beijing, dan Tehran.
Hill mencatat bahwa Rusia mulai menjual pesawat, helikopter, dan sistem pertahanan udara ke Venezuela pada pertengahan 2000-an. Tiongkok juga menjadi mitra kunci dengan membeli minyak Venezuela dan membantu Maduro menghindari sanksi minyak AS.
Laporan ini menyatakan bahwa selama masa kepresidenan Joe Biden, kebijakan AS terhadap Venezuela berubah. Karena Biden, yang mencari keuntungan diplomatik dan khawatir tentang kenaikan harga minyak, meninggalkan kebijakan tekanan maksimum Trump dan mencoba memisahkan Caracas dari poros Moskow-Beijing, tetapi pendekatan ini juga gagal.
Menurut media AS, pengerahan pasukan AS yang baru tidak hanya bertujuan untuk menekan Venezuela, tetapi juga untuk mengirim pesan langsung ke Moskow dan Beijing.
Posisi Pentagon ini mengirimkan pesan yang jelas, Belahan Bumi Barat adalah wilayah pengaruh Amerika Serikat, dan setiap campur tangan akan ditanggapi dengan respons yang tegas.(sl)