Jubir Kemlu Iran Respons Tegas Klaim Pejabat AS tentang Pemilu
(last modified Fri, 28 Jun 2024 12:01:22 GMT )
Jun 28, 2024 19:01 Asia/Jakarta
  • Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani.
    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani menanggapi klaim pejabat Amerika Serikat (AS) mengenai pemilu presiden di negaranya.

Putaran ke-14 pemilu presiden Iran untuk menentukan presiden kesembilan negara ini, digelar pada hari ini, Jumat, 28 Juni 2024.

59.000 TPS di dalam negeri dan di 95 negara di seluruh dunia telah disediakan untuk pemilu kali ini.

Sementara itu, jumlah warga Iran yang memenuhi syarat untuk menggunakan hak suaranya adalah 61.452.321 Pemilih.

"Pernyataan para pejabat Amerika ini berlebihan dan jelas-jelas merupakan campur tangan," kata Kanaani saat merespon pernyataan terbaru Abram Paley, Wakil Perwakilan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Urusan Iran.

Paley pada hari Rabu, 26 Juni 2024 mengklaim bahwa pemilu yang bebas dan adil tidak diadakan di Iran. Klaim ini memantik respons tegas dari pejabat Iran.

Menurut Parstoday mengutip IRNA, jubir Kemlu Iran pada hari Jumat (28/6/2024) mengecam pernyataan intervensionis Wakil Perwakilan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Urusan Iran itu.

"Rakyat Iran, seperti pada masa lalu, akan menanggapi pernyataan intervensionis tersebut dengan tegas melalui partisipasi tinggi mereka di Tempat-tempat Pemungutan Suara (TPS)," tegasnya.

Kanaani menuturkan, negara-negara di dunia telah melihat dampak dan hasil demokrasi Amerika di dalam negara ini dan di berbagai belahan dunia, dan telah merasakan pahitnya dampak dari demokrasi ala Amerika itu, dan contoh di luarnya adalah demokrasi dan hak asasi manusia ala Amerika di wilayah-wilayah pendudukan, di mana mereka adalah penjahat yang terlibat dalam pendudukan, rasisme, perang dan pertumpahan darah serta aksi terorisme, yang terkenal dan menonjol di dunia.

Jubir Kemlu Iran menilai cara menanggapi aksi mahasiswa dan dosen di universitas-universitas Amerika yang memprotes genosida rezim Zionis Israel di Palestina dan di wilayah pendudukan sebagai bukti nyata rekam jejak AS di bidang HAM dan kebebasan berekspresi.

"Dunia menyaksikan bagaimana dengan pemukulan, penahanan ilegal dan pemecatan dari pekerjaan, menjadi bukti bahwa pembicaraan tentang hak asasi manusia di Amerika telah menjadi slogan kosong," pungkasnya. (RA)