Iran Memeringatkan Segala Bentuk Petualangan Rezim Zionis di Lebanon
(last modified Tue, 30 Jul 2024 03:29:59 GMT )
Jul 30, 2024 10:29 Asia/Jakarta
  • Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran
    Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran

Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran memeringatkan keras setiap petualangan baru rezim Zionis di Lebanon dengan dalih insiden Majdal Shams di Golan yang diduduki.

Merujuk pada pernyataan Hizbullah Lebanon, serta posisi beberapa pejabat tinggi negara ini yang menyangkal peran apa pun dalam serangan terhadap Majdal Shams, Jubir Kemenlu Iran Nasser Kanaani mengatakan, Rezim apartheid Israel, setelah sepuluh bulan pembunuhan massal di Gaza dan pembantaian anak-anak dan perempuan Palestina, dengan skenario yang dipalsukan berupaya mengalihkan opini publik dan perhatian global dari kejahatan besar-besaran yang dilakukannya di Palestina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menambahkan, Rezim Zionis tidak memiliki otoritas moral minimum untuk mengomentari dan menilai insiden yang terjadi di wilayah Majdal Shams, dan klaim rezim ini terhadap pihak lain juga tidak akan diterima.

Kanaani menganggap dukungan terhadap stabilitas dan keamanan Lebanon dan kawasan melawan petualangan rezim agresor Zionis adalah tugas komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, seraya menekankan, Setiap tindakan bodoh rezim Zionis dapat dijadikan dasar atas perluasan ketidakstabilan, ketidakamanan dan api perang di kawasan. Dalam hal ini, rezim ini akan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas konsekuensi dan reaksi yang tidak terduga dari perilaku bodoh tersebut.

Majdal Shams di Golan yang diduduki

Kawasan Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dihantam rudal pada Sabtu (27/7). Serangan ini menewaskan 12 orang dan melukai sejumlah lainnya.

Menyusul serangan ini, media dan otoritas rezim Zionis mengidentifikasi Hizbullah sebagai pelakunya, tapi Hizbullah mengumumkan dalam pernyataannya bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan serangan Majdal Shams.

Beberapa sumber media juga mengungkapkan bahwa penyebab kecelakaan Majdal Shams di Golan yang diduduki adalah rudal anti-pesawat rezim Zionis yang menghantam stadion sepak bola.

Kebohongan rezim Zionis terhadap Hizbullah Lebanon juga mendapat reaksi dari pemerintah daerah dan partai politik independen Lebanon, dan dalam posisi mereka, Zionis diperkenalkan sebagai penyebab utama pembantaian di wilayah Majdal Shams.

Waleed Jumblatt, mantan Ketua Partai Sosialis Progresif Lebanon mengatakan dalam hal ini, Tuduhan Israel bahwa perlawanan Lebanon menembakkan roket ke Majdal Shams adalah kebohongan belaka.

Menurutnya, Hizbullah adalah perlawanan Lebanon dan bagian dari Lebanon.

Hizbullah menghormati hukum konflik dan perang dalam operasinya dan merespons Israel ketika Israel melanggar hukum.

Mohammad Raad, ketua faksi yang setia kepada perlawanan di Parlemen Lebanon mengatakan, Setiap keputusan rezim pendudukan untuk melakukan perang skala besar melawan Lebanon akan menandai akhir dari kehidupan rezim ini.

Pihak berwenang rezim Zionis, seperti pendekatan yang biasa mereka lakukan, berusaha menyangkal kenyataan dan menyalahgunakan perkembangan di kawasan dengan penipuan dan proyeksi.

Rezim kriminal Zionis yang memiliki rekam jejak hitam dalam pelanggaran HAM dan pembunuhan orang tak bersalah, kali ini menggunakan peristiwa Majdal Shams sebagai alat propaganda untuk menipu opini publik.

Perang di Gaza dan kejahatan rezim Zionis dalam pembunuhan anak-anak dan perempuan Palestina telah menimbulkan rasa jijik dan reaksi dari para pendukung perdamaian, dan rezim palsu ini semakin dibenci oleh opini publik dunia dan kawasan.

Perkembangan di kawasan dan berlanjutnya perang di Gaza telah menyebabkan keberpihakan dan kesatuan kelompok perlawanan yang lebih besar, dengan tujuan untuk menghadapi dan berperang melawan rezim Zionis.

Ilusi Zionis untuk menciptakan alasan dan memperluas cakupan perang ke Lebanon, mengingat kesiapan Hizbullah Lebanon dan para pendukung perlawanan, akan menjadi mimpi buruk yang tiada habisnya bagi rezim Zionis dan Amerika Serikat serta pendukung Barat. Tel Aviv.(sl)