Uni Eropa Memperkenalkan “Schengen Militer”
https://parstoday.ir/id/news/world-i180736-uni_eropa_memperkenalkan_schengen_militer
Pars Today - Negara-negara Uni Eropa telah memperkenalkan rancangan baru bernama “Schengen Militer” untuk memungkinkan respons cepat terhadap setiap kemungkinan serangan terhadap negara anggota serta mempercepat pergerakan pasukan dan peralatan militer ke perbatasan.
(last modified 2025-11-20T08:43:26+00:00 )
Nov 20, 2025 15:37 Asia/Jakarta
  • Tank Uni Eropa
    Tank Uni Eropa

Pars Today - Negara-negara Uni Eropa telah memperkenalkan rancangan baru bernama “Schengen Militer” untuk memungkinkan respons cepat terhadap setiap kemungkinan serangan terhadap negara anggota serta mempercepat pergerakan pasukan dan peralatan militer ke perbatasan.

Menurut laporan Euronews, sesuai usulan baru “Schengen Militer” yang diajukan Komisi Eropa dan dirancang untuk meningkatkan mobilitas militer di seluruh blok ini, negara-negara anggota Uni Eropa hanya akan memiliki 3 hari pada masa damai dan 6 jam pada situasi darurat untuk memberikan izin melintas bagi pasukan atau perlengkapan militer negara anggota lainnya.

Apostolos Tzitzikostas, Komisioner Transportasi dan Pariwisata Berkelanjutan Uni Eropa mengatakan, “Sayangnya, saat ini perpindahan perlengkapan dan pasukan militer, misalnya dari barat ke timur, dapat memakan waktu berbulan-bulan. Apa yang ingin kami lakukan adalah membuatnya selesai hanya dalam beberapa hari.”

Tzitzikostas menambahkan dalam pengarahan kepada Euronews dan media lainnya, “Jika Anda tidak dapat melintasi satu benua, Anda tidak dapat mempertahankannya. Ini sangat jelas. Karena itu, kami sedang membangun Schengen militer ini.”

Rangkaian paket yang disebut “mobilitas militer” ini secara resmi diumumkan pada Rabu (19/11/2025) malam sebagai bagian dari upaya terbaru Komisi Eropa memperkuat kemampuan pertahanan Uni Eropa sebelum akhir dekade.

Akselerasi Izin Pergerakan Pasukan

Salah satu langkah utama adalah mempercepat penerbitan izin lintas batas bagi pergerakan militer. Saat ini, peraturan di 27 negara anggota tidak selaras, sehingga beberapa negara memerlukan waktu berminggu-minggu untuk merespons permintaan transit militer dari negara anggota lainnya.

Komisi Eropa ingin memangkas waktu tersebut menjadi maksimal tiga hari saat damai dan hanya enam jam pada keadaan darurat, dengan asumsi bahwa izin akan diberikan pada kondisi krisis.

Investasi Cepat dan Jangka Pendek

Rancangan ini mencakup sistem tanggap darurat baru untuk mobilitas militer, yang meniru mekanisme perlindungan sipil Uni Eropa. Sistem ini akan memungkinkan negara anggota menerima bantuan segera saat menghadapi bencana alam atau kemanusiaan.

Dua komponen utamanya adalah:

“Paket solidaritas mobilitas militer”: negara anggota dapat menyediakan aset seperti kereta, kapal, atau jembatan udara strategis yang dapat digunakan negara lain.

“Katalog mobilitas militer”: daftar aset transportasi dan logistik ganda milik perusahaan sipil yang dapat dimanfaatkan dalam operasi militer.

Seluruh proses akan dikoordinasikan oleh Kelompok Transportasi Mobilitas Militer yang terdiri dari seorang koordinator nasional dari masing-masing negara anggota. Mereka juga akan menetapkan prioritas pendanaan untuk sekitar 500 proyek infrastruktur yang diperlukan guna memperkuat empat koridor militer utama, lokasinya dirahasiakan.

Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas jalan raya, rel kereta, pelabuhan, bandara, terowongan, dan jembatan agar mampu menahan berat dan ukuran peralatan militer.

Tzitzikostas menegaskan, “Jaringan logistik yang kuat adalah faktor penentu antara kemenangan dan kekalahan dalam perang.”

Pendanaan

Tzitzikostas memperkirakan kebutuhan dana mencapai 100 miliar euro. Namun Uni Eropa sejauh ini baru mengalokasikan 1,7 miliar euro dalam anggaran kerangka multiyears yang berakhir pada 2027, angka yang ia sebut “setetes air di lautan”.

Usulan anggaran baru untuk periode 2028–2034 adalah hampir 18 miliar euro, atau naik sepuluh kali lipat, namun tetap jauh dari kebutuhan ideal.

Ia menambahkan bahwa bukan hanya dana Uni Eropa yang tersedia. Karena infrastruktur tersebut bernilai ganda (sipil-militer), negara anggota juga dapat memanfaatkan:

dana kohesi Uni Eropa,

program pinjaman pertahanan SAFE,

serta menghitung investasi ini ke dalam target pengeluaran pertahanan bersama (umumnya terkait NATO).

Namun ia menekankan, “Masalahnya bukan hanya uang. Paket ini juga tentang kerangka kerja. Situasi geopolitik dunia tidak mudah. Kita harus belajar bergerak lebih cepat, bekerja lebih keras, dan mencapai hasil jauh lebih cepat dari yang dibayangkan.”(sl)