Standar Ganda Barat Memperparah Arogansi Rezim Zionis
(last modified Tue, 13 Aug 2024 04:17:47 GMT )
Aug 13, 2024 11:17 Asia/Jakarta
  • Bendera Uni Eropa dan Republik Islam Iran
    Bendera Uni Eropa dan Republik Islam Iran

Presiden Republik Islam Iran mengumumkan bahwa standar ganda Barat telah memperburuk arogansi rezim Zionis di tanah Palestina dan kawasan.

Dalam percakapan telepon dengan Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, Masoud Pezeshkian, Presiden Republik Islam Iran menyatakan bahwa Tehran selalu menjadi pendukung perdamaian di berbagai belahan dunia dan menambahkan, Penerapan standar ganda yang dilakukan Amerika dan beberapa negara Barat telah menyebabkan rezim Zionis semakin arogan dalam melakukan teror dan kejahatan di Gaza dan juga di negara-negara kawasan, serta semakin membahayakan perdamaian dan keamanan kawasan dan dunia.

Menekankan perlunya menstabilkan tatanan multi-polar di dunia, presiden menganggap kebijakan dan tindakan Amerika Serikat dalam memberikan tekanan pada negara-negara seperti Republik Islam Iran dan mencoba merampas hak dan kepentingan mereka sebagai hambatan untuk mencapai tujuan stabilitas dan perdamaian di dunia.

Menanggapi pernyataan Presiden Dewan Eropa tentang keinginan untuk melanjutkan perundingan perjanjian nuklir, Pezeshkian menganggap adanya kepercayaan dan pemberian keuntungan bersama sebagai dasar perjanjian dan menambahkan, Jika kedua belah pihak memenuhi semua kewajiban dan ada kepercayaan, selain menghidupkan kembali perjanjian nuklir, maka dapat dibahas pula berbagai masalah lain antara kedua pihak.

Percakapan telepon Presiden Iran dengan Presiden Dewan Eropa

Josep Borrell, Penanggung Jawab Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dan Nabila Masserali, Juru Bicara Josep Borrell mengucapkan selamat atas terpilihnya Pezeshkian sebagai presiden Republik Islam Iran dan menekankan bahwa UE siap bekerja sama dengan pemerintahan baru Iran sejalan dengan kebijakan interaksi bilateral tersebut.

Mengingat posisi geopolitik, politik dan ekonomi khusus Iran di Asia Barat, Uni Eropa selalu menekankan perluasan hubungan dengan Iran. organisasi ini juga memainkan peran penting dalam mencapai perjanjian nuklir JCPOA.

Terlepas dari semua ini, penarikan Amerika Serikat dari JCPOA pada bulan Mei 2018 dan penerapan sanksi kejam terhadap Iran pada bulan Agustus dan November 2018 disertai permintaan Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump agar Eropa bergabung dalam gerakan anti-Iran ini.

Dalam kampanye ini, Uni Eropa dihadapkan pada dua isu penting yaitu pelestarian JCPOA dan juga tekanan dari Washington.

Meskipun banyak pasang surut selama periode ini yang dipengaruhi oleh tekanan Amerika, hubungan Iran dengan negara-negara anggota UE terus berlanjut selama periode ini.

Kelambanan Uni Eropa dalam menanggapi kejahatan rezim Zionis di tanah Palestina, khususnya babak baru genosida warga Palestina di Gaza, dukungan UE terhadap kelompok teroris yang menentang dan memusuhi Tehran, serta dukungan terhadap kerusuhan September 2022 di Iran, telah menjadi tantangan utama hubungan bilateral.

Namun, dari sudut pandang para pejabat senior Uni Eropa, organisasi tersebut harus membuktikan kejujurannya dalam situasi saat ini dengan terus menjalin kerja sama dengan Iran guna membantu menjaga stabilitas global.

Oleh karena itu, bahkan ketika mitranya, Amerika Serikat, menarik diri dari JCPOA, Eropa masih menganggap dirinya berkomitmen terhadap JCPOA.

Dalam situasi seperti ini dan mengingat kemenangan Masoud Pezeshkian dalam pemilu presiden dan penekanan presiden terpilih rakyat Iran pada interaksi dengan semua negara dan upaya menghidupkan kembali JCPOA, maka kondisi tersebut diperkirakan akan dipersiapkan untuk memperdalam hubungan Tehran dengan Uni Eropa.

Sementara hubungan Iran dengan negara-negara di kawasan dan dunia semakin berkembangelain itu, presiden terpilih Iran berharap hubungan ini akan terus berkembang dengan Eropa.

Karena hidup berdampingan secara damai dan memperkuat hubungan dengan berbagai negara selalu menjadi salah satu prinsip kebijakan luar negeri Republik Islam Iran.

Dalam kerangka ini, Republik Islam Iran berusaha mengendalikan dan mengurangi tantangan berdasarkan kesamaan politik, ekonomi dan budaya, dan di sisi lain berdasarkan kepentingan bersama, berupaya mencapai pendekatan win-win solution dalam hubungan dengan semua negara.(sl)

Tags