Psywar Berulang Barat terhadap Iran
(last modified Sat, 14 Sep 2024 03:29:47 GMT )
Sep 14, 2024 10:29 Asia/Jakarta
  • Rudal Iran
    Rudal Iran

Setelah gelombang pemberitaan yang masif menyerang Iran, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa dia tidak memiliki bukti bahwa Iran mengirim rudal ke Rusia.

Beberapa waktu yang lalu, otoritas dan media Amerika memulai gelombang pemberitaan yang menyerang Iran tentang pengiriman rudal balistik dari Iran ke Rusia.

Mereka mengumumkan telah memperoleh bukti Iran mengirimkan rudal balistik ke Rusia.

Menyusul kabar tersebut, Amerika Serikat dan tiga negara Eropa, Inggris, Prancis, dan Jerman menyatakan akan memboikot Iran Air.

Iran, seperti kebanyakan negara di dunia, telah menjalin kerja sama yang luas dengan Rusia di bidang politik, ekonomi dan militer sejak sebelum Rusia menyerang Ukraina.

Banyak negara anggota Uni Eropa dan NATO bahkan menjalin kerja sama militer dengan Rusia.

Turki, anggota NATO dan calon anggota Uni Eropa, kini memiliki kerja sama yang luas dengan Rusia. Namun tidak ada kritik dari Amerika dan Eropa terhadap Turki.

Amerika dan Eropa menganggap kerja sama Iran dengan Rusia pasca serangan ke Ukraina sebagai dosa yang tidak bisa dimaafkan dan menjadi ancaman bagi Eropa.

Dalam hal ini, pertama drone Iran dan sekarang rudal balistik serta pengirimannya ke Rusia dianggap sebagai ancaman bagi Eropa.

Sementara itu, Iran telah berulang kali menyatakan tidak mendukung pihak mana pun dalam perang di Ukraina.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, Iran menyatakan tidak memberikan bantuan militer kepada Rusia pascaserangan Rusia ke Ukraina.

Pascagelombang baru pemberitaan yang menentang Iran mengenai pengiriman rudal balistik, berbagai pejabat Iran, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, menekankan kebijakan netralitas Iran.

Araghchi menulis di akunnya di jejaring sosial X, Sekali lagi Amerika dan Eropa bertindak berdasarkan informasi palsu dan logika yang salah. Iran belum mengirimkan rudal balistik ke Rusia. Selesai!

Perang di Ukraina telah menjadi peluang lain bagi Barat untuk mengintensifkan kebijakan Iranofobia.

Dan itu adalah situasi di mana Presiden Masoud Pezeshkian menekankan kebijakan deeskalasi, kerja sama dan dialog untuk menyelesaikan masalah di tingkat regional dan global.

Amerika dan mitra-mitranya di Eropa menggunakan setiap peluang untuk menciptakan Iranofobia di kawasan dan dunia.

Salah satu penyebabnya adalah karena adanya gelombang tekanan internasional, terutama opini masyarakat dunia terhadap rezim Zionis di Gaza.

Kejahatan-kejahatan ini tidak dapat dilanjutkan tanpa dukungan Amerika dan negara-negara besar Eropa seperti Inggris, Jerman dan Prancis.

Mereka memusatkan perhatian pada Republik Islam Iran sebagai ancaman terhadap negara-negara Eropa guna mengalihkan opini publik dunia dari peristiwa dan kejahatan Zionis di Gaza.

Penyebaran berita bohong mengenai pengiriman rudal balistik ke Rusia dilakukan sejalan dengan tujuan tersebut.

Negara-negara Barat dan Amerika yang memimpin mereka telah menargetkan kekuatan rudal Iran beserta program nuklirnya yang damai dan dukungan Iran terhadap Poros Perlawanan terhadap agresi Zionis di Wilayah Pendudukan Palestina sebagai alasan untuk kebijakan Iranofobia di kawasan dan dunia.

Pengembangan kekuatan rudal Iran hanya untuk tujuan pertahanan guna mencegah agresi negara manapun yang mengancam Iran.

Pada tahun 1980an, Iran mengalami salah satu perang terpanjang dan paling mematikan di abad ke-20.

Dalam perang yang dipaksakan ini, Amerika dan sebagian besar negara-negara Eropa memberikan dukungan penuh kepada Saddam, diktator Irak.

Lebih dari tiga ratus ribu pemuda Iran kehilangan nyawa untuk membela negaranya. Kekuatan rudal Iran hanya pada arah kebijakan pencegahan.

Kabar palsu pengiriman rudal balistik dari Iran ke Rusia ini dalam rangka menantang kebijakan deeskalasi Iran.(sl)