Mencermati Justifikasi Sekjen NATO atas Serangan Ukraina ke Wilayah Rusia dengan Senjata Barat
(last modified 2024-09-18T03:27:08+00:00 )
Sep 18, 2024 10:27 Asia/Jakarta
  • Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO
    Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO

Menyinggung ucapan Presiden Vladimir Putin soal keterlibatan langsung NATO dalam konflik dengan Moskow bila Kiev gunakan senjata sumbangan mereka, Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO menegaskan, "Bahkan dengan mengeluarkan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh Barat untuk menyerang Rusia, NATO tidak akan dianggap sebagai pihak dalam konflik tersebut."

Mengingatkan dugaan bantuan militer Pyongyang ke Moskow, Stoltenberg mengatakan, Sama seperti NATO tidak menganggap Korea Utara sebagai salah satu pihak dalam konflik Ukraina karena mengirimkan bantuan militer ke Rusia, anggota NATO juga mengirimkan bantuan militer ke Kiev, tidak akan dipertimbangkan sebagai salah satu pihak yang hadir dalam konflik ini, dan ucapan Putin terkait hal ini tidak benar.

Selain itu, dalam wawancara dengan majalah Foreign Affairs, Stoltenberg mengatakan, Iran tidak termasuk bagian dari konflik antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, NATO tidak menganggap Iran dan Korea Utara menjadi bagian dari konflik ini, meskipun ada klaim tentang pengiriman bantuan militer ke Moskow.

Upaya Sekretaris Jenderal NATO untuk membenarkan pemberian izin kepada Ukraina untuk menyerang sasaran di tanah Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh Barat yang diberikan kepada Kiev oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dilakukan mengingat peringatan serius dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin

Pada hari Kamis (12/90, dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, Putin menyebut tentara Ukraina tidak mampu secara mandiri menggunakan sistem rudal Barat untuk serangan semacam itu tanpa campur tangan pasukan NATO. Putin mengatakan, Jika Kiev menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia dengan menggunakan rudal jarak jauh yang disumbangkan oleh negara-negara Barat ke dalam wilayah Rusia, maka dengan mempertimbangkan perubahan substansi konflik, kami akan membuat keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan kami hadapi.

Dalam hal ini, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mmenyebut Moskow sadar bahwa Barat telah memutuskan untuk terkait serangan Ukraina jauh ke dalam wilayah Rusia dan telah memberikan persetujuannya terhadap tindakan ini dan karenanya memeringatkan bawah moskow akan membalas dengan tegas.

Pertanyaannya adalah, jika pemberian izin NATO kepada Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh Barat demi menyerang berbagai sasaran jauh di wilayah Rusia tidak dianggap sebagai partisipasi dalam perang, lalu tindakan apa selain invasi langsung NATO ke Rusia yang dapat dianggap partisipasi?

Alasan Sekjen NATO untuk mempertahankan bantuan militer dan persenjataan yang diklaim oleh beberapa negara seperti Korea Utara dan Iran kepada Rusia dan menyamakan bantuan ini dengan bantuan NATO untuk serangan langsung terhadap sasaran Ukraina yang berada jauh di wilayah Rusia adalah sebuah kesalahan yang jelas dalam hal ini. .

Sikap Sekjen NATO bertentangan dengan tindakan Troika Eropa AS baru-baru ini, yang telah memberikan sanksi kepada Iran Air dan membatalkan layanan udaranya di Eropa dengan secara keliru mengklaim bahwa Iran telah mengirimkan rudal balistik taktis ke Rusia.

Kementerian Luar Negeri Jerman, atas nama Troika Eropa, menuduh Iran mengirimkan rudal balistik ke Rusia dan mengumumkan rencana untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Tehran dan Moskow.

“Troika Eropa telah memperjelas, secara pribadi dan publik, bahwa jika transfer ini dilakukan, kami akan mengambil tindakan baru dan signifikan terhadap Iran. Kami sekarang mengkonfirmasi bahwa Iran telah melakukan transfer ini. Kami akan mengambil tindakan segera untuk membatalkan kontrak layanan udara bilateral dengan Iran, mengidentifikasi individu-individu penting yang terlibat dalam program rudal balistik Iran, dan mentransfer rudal balistik dan senjata lainnya ke Rusia. Kami juga akan berupaya menjatuhkan sanksi terhadap Iran Air,” kata ketiga negara tersebut dalam sebuah pernyataan.

Yang penting, peringatan Moskow telah memperburuk perbedaan pendapat di blok Barat mengenai apakah akan mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan senjata jarak jauh Barat atau tidak.

Meskipun para pejabat Inggris telah menyatakan kesediaan mereka untuk mengizinkan Ukraina menyerang sasaran di wilayah Rusia dengan rudal jelajah Storm Shadow yang diluncurkan dari udara dengan jangkauan 300 kilometer, negara-negara Eropa lainnya, terutama Jerman, menentangnya.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada hari Jumat (13/9) bahwa Berlin tidak akan memberi Kiev rudal jelajah jarak jauh Taurus bahkan jika negara-negara Barat memberi Ukraina lebih banyak kebebasan untuk menggunakan senjata jarak jauhnya untuk melawan Rusia.

“Jerman telah mengambil keputusan yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan atau tidak. Keputusan ini tidak berubah,” kata Scholz tentang kemungkinan pengiriman rudal jarak jauh tersebut ke Ukraina.

Sementara itu, Amerika Serikat belum mengambil posisi yang jelas mengenai masalah ini dan terus menerapkan kebijakan ambiguitas. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa negosiasi intensif sedang dilakukan untuk memberi wewenang kepada Ukraina agar dapat menggunakan rudal taktis jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia, dan menekankan bahwa kami belum mencapai kesepakatan.

Bendera Ukraina dan NATO

Sehari setelah pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Gedung Putih, Sullivan menekankan bahwa Barat memerlukan strategi komprehensif untuk menyukseskan perang Ukraina pada Konferensi Strategi Eropa Yalta di Kiev di antara anggota NATO mengenai penghapusan pembatasan Ukraina terhadap penggunaan rudal ATACMS untuk menyerang sasaran di tanah Rusia, tapi selama konsultasi ini, kami belum mencapai kesepakatan dan keputusan yang final dan pasti.

Sullivan mengatakan Barat memerlukan strategi komprehensif untuk berhasil dalam perang Ukraina pada Konferensi Strategi Eropa Yalta di Kiev, sehari setelah Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu di Gedung Putih. Saat ini terdapat konsultasi intensif di antara anggota NATO tentang pencabutan pembatasan Ukraina terhadap penggunaan rudal Atkemz untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia, namun selama konsultasi ini kami belum mencapai kesepakatan dan keputusan akhir.

Langkah ini menunjukkan bahwa negara-negara Barat, terutama anggota NATO, khawatir mengenai konsekuensi dari mengizinkan Ukraina untuk menargetkan sasaran di wilayah Rusia, mengingat peringatan Putin baru-baru ini bahwa izin tersebut berarti keterlibatan langsung NATO dalam perang di Ukraina akan benar-benar dapat mengubah medan perang.(sl)

Tags