Gaza, Perang yang Paling Memakan Biaya bagi Israel
(last modified Wed, 09 Oct 2024 04:14:27 GMT )
Okt 09, 2024 11:14 Asia/Jakarta
  • Tentara Zionis cedera
    Tentara Zionis cedera

Serangan militer rezim Zionis di Jalur Gaza dan Lebanon menjadi perang yang paling memakan biaya bagi rezim ini.

Majalah Amerika, Foreign Policy, mengutip Bank Sentral Israel memperkirakan kerugian perang Gaza-Lebanon saat ini sebesar 66 miliar dolar, yang setara dengan 12% dari produk domestik bruto rezim Zionis.

Selain itu, rasio utang terhadap PDB telah mencapai 67%, sedangkan defisit anggaran kabinet pada rezim ini adalah 8,3% dari PDB, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 6,6%.

Tambahan $10 miliar juga akan digunakan untuk belanja sipil, termasuk pendanaan bagi pemukiman kembali puluhan ribu penduduk Wilayah Pendudukan yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di selatan dan utara Wilayah Pendudukan di tengah perang.

Selain itu, Bank Sentral Zionis memperkirakan hilangnya pendapatan pajak sekitar 9 miliar dolar dan 6 miliar dolar untuk menutupi kerugian langsung akibat perang.

Gubernur Bank Sentral Israel memperingatkan bahwa akumulasi biaya perang di Gaza akan membebani anggaran negara.

Menurut laporan media Israel, perang di Gaza telah menjadi perang termahal dalam sejarah modern rezim Zionis, dan berbeda dari konflik-konflik sebelumnya dalam hal durasi, dampak finansial, korban jiwa, konsekuensi psikologis dan dampak perpecahan di pemerintahan.

Menurut statistik yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik rezim Zionis, perekonomian rezim ini mengalami pertumbuhan negatif hampir 20% setiap tahun pada kuartal terakhir tahun 2023.

Sebelumnya, surat kabar Maariv mengumumkan dalam sebuah laporan pada bulan Juli 2024 bahwa "sekitar 40.000 perusahaan Israel terpaksa menutup usahanya setelah dimulainya konflik ini, dan diperkirakan jumlah ini akan mencapai 60.000 pada akhir tahun ini".

Selain itu, menurut laporan surat kabar keuangan Israel Catalyst, Sejak 7 Oktober, investor institusi telah menarik sejumlah besar 151 miliar shekel, setara dengan 40 miliar dolar, dari Wilayah Pendudukan.

Situs informasi berbahasa Ibrani Walla News juga melaporkan beberapa waktu lalu, mengutip Pusat Statistik Zionis, bahwa lebih dari 55.300 orang telah secara definitif bermigrasi dari Palestina yang diduduki, dan diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi lebih dari 69.200 orang pada tahun 2024.

Rezim Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, telah melancarkan perang yang menghancurkan terhadap penduduk Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan, selain kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan, lebih dari ribuan warga Palestina gugur syahid dan terluka, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Sejak 7 Oktober tahun lalu, lebih dari 41.000 warga Palestina telah menjadi martir dalam serangan rezim Zionis, dan menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 11.000 di antaranya adalah anak-anak dan lebih dari 6.000 adalah perempuan.

Selain itu, menurut analisis data satelit yang dilakukan oleh Oregon State University, operasi militer Israel telah merusak atau menghancurkan hampir 60% bangunan di Gaza.

Dua analisis baru terhadap gambar Pusat Satelit PBB menunjukkan bahwa sekitar 227.591 unit perumahan telah rusak atau hancur serta 68 persen jaringan jalan di wilayah ini.

Menurut para analis, jika bukan karena dukungan politik, senjata dan militer Amerika terhadap rezim ini, Zionis tidak akan mampu melakukan begitu banyak kejahatan di Gaza dan Lebanon.

Menurut laporan baru oleh Brown University, Amerika Serikat telah memberikan setidaknya $17,9 miliar bantuan militer kepada Zionis selama periode ini.

Menurut Times Israel, banyak senjata yang disediakan Amerika Serikat dalam satu tahun ini termasuk amunisi dari peluru artileri hingga bom seberat 2.000 pon dan bom berpemandu presisi.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sejak serangan 7 Oktober 2023, tambahan $4,86 miliar telah dihabiskan untuk operasi militer Amerika di wilayah tersebut.

Ini termasuk biaya kampanye yang dipimpin oleh Angkatan Laut AS untuk menghadapi operasi pasukan Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan rezim Zionis, yang dilakukan sebagai solidaritas terhadap perlawanan Palestina.

Menurut penulis laporan tersebut, tidak seperti bantuan militer terbuka Amerika Serikat ke Ukraina, tidak mungkin mendapatkan rincian lengkap tentang apa yang telah dikirim Washington ke Wilayah Pendudukan Palestina sejak 7 Oktober.

Oleh karena itu, $17,9 miliar untuk satu tahun hanyalah angka kecil.

Selain itu, dalam laporannya, mereka menunjukkan upaya pemerintahan Biden untuk menyembunyikan seluruh jumlah bantuan dan memberikan berbagai sistem kepada rezim Zionis melalui manuver birokrasi.

Dengan mempermalukan komunitas internasional dan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikan perang dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil tindakan guna mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi bencana kemanusiaan di Gaza, Tel Aviv terus melakukan genosida dan kejahatan terhadap penduduk Gaza terus berlanjut.

Terlepas dari semua kejahatan ini, rezim Zionis mengakui bahwa setelah 12 bulan perang, mereka belum mampu mencapai tujuan perang ini, yaitu menghancurkan gerakan Hamas dan mengembalikan tawanan Zionis dari Jalur Gaza.(sl)