Tindakan Baru Pihak Barat untuk Memperluas Cakupan Perang di Ukraina
(last modified Tue, 19 Nov 2024 04:42:57 GMT )
Nov 19, 2024 11:42 Asia/Jakarta
  • Bantuan senjata Barat ke Ukraina
    Bantuan senjata Barat ke Ukraina

Presiden AS Joe Biden mencabut larangan penggunaan senjata jarak jauh AS oleh Ukraina untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia. Tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut, berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa ada perubahan kebijakan yang signifikan terkait konflik antara Moskow dan Kiev. Biden akan membatalkan pembatasan yang mencegah Ukraina menggunakan senjata jarak jauh yang disediakan Amerika untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia.

Tindakan pemerintahan Biden ini, yang dilakukan sekitar dua bulan sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari, terjadi beberapa bulan setelah permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh militer negaranya untuk menyerang sasaran militer jauh di dalam tanah Rusia.

Surat kabar Prancis Ke Figaro juga menulis dalam sebuah laporan, Menyusul dikeluarkannya izin bagi Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh Amerika guna menyerang sasaran militer jauh di wilayah Rusia oleh Presiden AS Joe Biden, Paris dan London mengizinkan Kiev untuk menggunakan senjata jarak jauh sumbangan Prancis dan Inggris.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menyerukan pencabutan pembatasan penggunaan senjata jarak jauh Barat untuk menyerang bandara, peluncur rudal dan depot amunisi, depot bahan bakar dan pusat komando dan kendali penting Rusia.

Andrii Sibyha, Menteri Luar Negeri Ukraina sebelumnya mengatakan, Menghapus segala pembatasan penggunaan senjata Amerika dan Inggris terhadap tujuan militer Rusia yang sah merupakan isu penting.

Tindakan Barat ini, yang terjadi setelah banyak perjuangan dan pertentangan, menunjukkan perubahan mendasar dalam pendekatan Barat, khususnya tiga negara NATO yang berpengaruh, Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, dalam konteks perang Ukraina dan kesediaan mereka untuk memperluas cakupan perang hingga ke wilayah Rusia.

ATACMS

Hal ini, terlepas dari peringatan sebelumnya dari para pejabat senior Rusia tentang konsekuensi buruk dari tindakan tersebut, menunjukkan bahwa Presiden AS Joe Biden, yang berada di bulan-bulan terakhir masa jabatannya di Gedung Putih, bermaksud untuk menempatkan Presiden terpilih Donald Trump, yang pada tanggal 20 Januari 2025, akan mengambil alih tampuk kekuasaan di Amerika Serikat dalam posisi ini, sehingga ia terpaksa melanjutkan bantuan Amerika dan tegas terhadap Rusia, dan pada prinsipnya, menggagalkan sejak awal rencananya untuk gencatan senjata dan membangun perdamaian di perang antara Rusia dan Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebelumnya menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang sasaran di wilayah kami adalah partisipasi langsung negara-negara anggota NATO dalam perang terhadap Rusia. Masalah akan mengubah sifat dan konflik secara signifikan.

Menunjukkan bahwa tentara Ukraina tidak dapat secara mandiri menggunakan sistem rudal Barat untuk serangan semacam itu tanpa campur tangan pasukan NATO, Putin mengatakan, Jika Kiev menyerang jauh ke wilayah Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang disumbangkan oleh negara-negara Barat, maka dengan mempertimbangkan perubahan substansi konflik, kita akan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan kita hadapi.

Poin pentingnya adalah perubahan kebijakan Washington mengenai penggunaan senjata jarak jauh terhadap Rusia dilakukan menyusul pengerahan pasukan Korea Utara oleh Rusia di garis depan perang melawan Ukraina, yang menimbulkan kekhawatiran bagi Washington dan Kiev.

Beberapa pejabat AS telah menyatakan keraguan bahwa mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh Barat untuk melakukan serangan jauh ke wilayah Rusia dapat mengubah jalannya perang secara keseluruhan, tapi mengeluarkan izin ini dapat membantu Ukraina pada saat pasukan Rusia mencapai beberapa tujuan mereka menempatkan Kyiv pada posisi yang lebih baik dalam kemungkinan negosiasi gencatan senjata.

Dengan diberlakukannya izin untuk menyerang jauh ke dalam tanah Rusia menggunakan senjata Barat, tampaknya langkah pertama dalam serangan jauh ke dalam tanah Rusia kemungkinan besar akan dilakukan dengan menggunakan rudal taktis jarak jauh ATACMS, yang memiliki jangkauan lebih jauh dari 300 kilometer.

Dengan penerapan hal ini, kita harus menunggu reaksi Rusia sesuai dengan peringatan sebelumnya dari otoritas negara tersebut.(sl)