Protes Pertama, Demonstrasi Menentang Kebijakan Trump di Washington
(last modified Tue, 21 Jan 2025 04:19:25 GMT )
Jan 21, 2025 11:19 Asia/Jakarta
  • Donald Trump
    Donald Trump

Pars Today - Meskipun Donald Trump dilantik sebagai presiden Amerika Serikat pada hari Senin, 20 Januari, dan secara resmi memangku jabatan presiden, tapi protes terhadap kebijakan yang diumumkannya telah dimulai, di mana Kebanyakan dari mereka adalah perempuan, dengan berkumpul di jalan-jalan Washington untuk berdemonstrasi menentang kebijakan Trump.

Demonstrasi ini digelar pada Sabtu, 18 Januari dengan dihadiri aktivis hak-hak perempuan, pendukung keadilan rasial, dan lain-lain. Menurut mereka, kebijakan Trump mengancam hak kliennya.

Pihak penyelenggara demonstrasi ini memperkirakan ada 50.000 orang yang ikut serta, tapi menurut polisi setempat, demonstrasi ini digelar dengan kehadiran 25.000 orang.

Peserta demonstrasi memprotes berbagai masalah termasuk imigrasi, demokrasi, perubahan iklim dan perang di Gaza.

Demonstrasi di Washington menentang Trump

Demonstrasi lain diperkirakan terjadi pada hari pelantikan Trump. Para pemimpin hak-hak sipil telah berjanji untuk terus memobilisasi masyarakat menentang kebijakan Trump melalui unjuk rasa mereka.

Trump telah berjanji untuk melakukan perubahan besar sejak hari pertamanya menjabat, termasuk kebijakan imigrasi dan menghapus beberapa bagian pemerintahan federal.

Mengingat Partai Republik yang mendukung Trump memiliki kendali atas Kongres, baik Dewan Perwakilan Rakyat maupun Senat, dan kaum konservatif memegang mayoritas di Mahkamah Agung AS, maka sangat diragukan kemampuan aktivis politik dan sosial atau penentangan Demokrat untuk melawan rencana Trump.

Selama kampanye pemilu, Trump sempat menegaskan bahwa dirinya akan menjadi "diktator" jika menang dan masuk Gedung Putih, meski "hanya pada hari pertama".

Tentu saja, janji-janji Trump di hari pertama masa kepresidenannya secara bertahap diperluas dan mencakup berbagai sektor.

Semua perhatian kini tertuju pada bagaimana Trump akan sekali lagi menggunakan kekuasaannya di Gedung Putih.

Trump diperkirakan akan mengeluarkan sejumlah besar perintah eksekutif pada dini hari masa jabatannya, dan ini merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan presiden yang baru menjabat.

Namun, perintah tersebut mungkin menghadapi tantangan legislatif atau kongres. Dia membuat sekitar 60 janji pada hari pertamanya menjabat dan diperkirakan akan mengeluarkan hampir 100 perintah eksekutif.

Dalam konteks yang sama, Senator Partai Republik John Barrasso memperkirakan bahwa hari pertama pemerintahan Trump yang baru akan disertai dengan "badai salju" perintah eksekutif, yang akan menimbulkan banyak "kejutan dan kengerian".

Donald Trump

Salah satu janji terpenting Trump di hari pertamanya bekerja adalah penerapan deportasi imigran dari Amerika Serikat. Trump mengatakan bahwa dia akan "mendeklarasikan keadaan darurat nasional dan menggunakan militer" untuk melaksanakan rencananya.

Janji Trump ini mendapat banyak kritik tidak hanya di tingkat dalam negeri tetapi juga di luar Amerika Serikat.

Antara lain, Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia, telah memperingatkan bahwa janji Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat, untuk mendeportasi imigran dari negara ini secara besar-besaran akan menjadi "bencana".

Trump telah berulang kali menyebut orang-orang yang ditangkap karena serangan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, sebagai “tahanan politik” dan “sandera”. Oleh karena itu, dia berjanji akan mulai mengeluarkan amnesti pada menit-menit pertama pemerintahan barunya.

Rencana Trump lainnya di hari pertama pemerintahan barunya adalah membatasi kewarganegaraan orang-orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan AS.

Janji Trump lainnya pada hari pertama pemerintahan kedua adalah dimulainya kembali undang-undang yang melarang umat Islam memasuki Amerika Serikat, yang ia tandatangani pertama kali pada tahun 2017.

Selain itu, berdasarkan janji kampanye Trump, dia akan melancarkan "perang budaya" yang mencakup menghentikan apa yang disebutnya "kegilaan transgender".

Di sektor ekonomi dan komersial, penerapan tarif terhadap barang-barang impor dari negara-negara sekutu dan sahabat merupakan salah satu rencana jangka pendek dan prioritas Trump.

Dia ingin menerapkan tarif yang luas termasuk hingga 60% pada barang-barang Cina. Trump juga berencana untuk menjalankan program deregulasi yang luas di industri Amerika.

Dia menganggap sejumlah undang-undang sebagai hambatan bagi bisnis dan meningkatkan biaya berlebih bagi konsumen Amerika.

Mengingat Trump telah berulang kali menyalahkan pemerintahan Biden atas kekacauan penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan, dia juga akan meminta pertanggungjawaban para pejabat atas penarikan tersebut.

Trump telah berulang kali menyatakan bahwa jika dia menjadi presiden, perang di Ukraina dan Gaza tidak akan terjadi. Meskipun ada gencatan senjata dalam perang Gaza, perang di Ukraina terus berlanjut.

Trump telah berjanji untuk mengakhiri perang ini dalam waktu 24 jam. Namun dalam beberapa hari terakhir, dia berbicara lebih hati-hati dan menggambarkan akhir perang ini sebagai hal yang lebih rumit dibandingkan dengan konflik Gaza.

Dengan demikian, dapat diprediksi bahwa seratus hari pertama masa jabatan Donald Trump pada masa jabatan keduanya akan penuh badai dan penuh tantangan, serta akan menimbulkan ketegangan politik dan sosial di Amerika Serikat, serta tantangan dalam kebijakan luar negeri negara ini.(sl)