Upaya Trump Paksakan Perdamaian kepada Ukraina melalui Pemutusan Bantuan Senjata
-
Trump dan Zelensky
Parstoday- Seiring dengan meningkatkan tensi dalam hubungan Amerika Serkat dan Ukraina, sejumlah pejabat yang terpercaya kepada media mengatakan bahwa bantuan militer Washington kepada Kiev akan dihentikan sementara.
Dikatakan bahwa jeda ini bersifat sementara sampai presiden Ukraina berubah pikiran tentang melanjutkan perang dengan Rusia. Sebelum mengumumkan berita ini, Donald Trump menulis di jejaring sosialnya, Truth Social, yang berisi kritik keras terhadap Volodymyr Zelensky, mitranya dari Ukraina, yang mengatakan bahwa berakhirnya perang dengan Rusia masih lama, dengan mengatakan: "Ini adalah hal terburuk yang bisa dikatakan Zelensky dan Amerika tidak akan menoleransinya lebih lama lagi."
Selama mendapat dukungan Amerika, ia tidak ingin perdamaian tercipta.

Pesan Trump menunjukkan bahwa pemerintah AS bermaksud menggunakan semua alatnya, termasuk bantuan militer ke Ukraina, untuk memaksa Zelensky berdamai dengan Rusia, meskipun Ukraina tidak memiliki peluang untuk melawan Rusia tanpa bantuan berkelanjutan. Amerika Serikat telah menjadi donatur terbesar bagi Ukraina, baik sebelum maupun sesudah invasi Rusia ke negara itu, dan penghentian bantuan ini akan memberikan pukulan fatal bagi Kiev.
Tentu saja, jika penolakan Zelensky terhadap tuntutan Trump berlanjut, pemerintah AS juga dapat menghentikan bantuan ekonominya kepada Ukraina, yang berarti aktivitas lanjutan pemerintah Ukraina secara praktis akan terhenti karena ketergantungan penuhnya pada bantuan asing.
Zelensky berupaya melanjutkan perang dengan Rusia hingga wilayah Ukraina direbut kembali dan Rusia kembali ke balik perbatasan internasional 2014, dan bahkan, jika memungkinkan, memeras Rusia atas ganti rugi perang yang besar.
Sementara Trump dan para penasihatnya menekankan bahwa mengingat kekuatan militer Rusia, termasuk kepemilikannya atas persenjataan nuklir terbesar di dunia, kekalahan militer Rusia dalam perang Ukraina adalah mustahil, kecuali jika Barat menerima risiko perang nuklir dengan Rusia, yang tidak ingin diterimanya.
Oleh karena itu, Trump mencoba memaksa Kiev untuk berdamai dengan Moskow sebelum bagian lain wilayah Ukraina direbut oleh Rusia, sehingga Amerika dapat mengeksploitasi mineral Ukraina yang sangat berharga.
Sementara itu, Zelensky telah menjadikan syarat persetujuan untuk mentransfer 50 persen sumber daya dari ekstraksi dan penjualan mineral berharga Ukraina ke Amerika Serikat guna menerima jaminan keamanan dari negara tersebut guna menghilangkan kemungkinan Rusia menyerang seluruh Ukraina lagi. Tentu saja, satu-satunya jaminan yang mungkin bagi keinginan Zelensky untuk terpenuhi adalah keanggotaan Ukraina di NATO, yang oleh pemerintahan AS saat ini dianggap sebagai langkah menuju perang nuklir dengan Rusia.
Namun, dengan kebuntuan dalam pembicaraan antara Trump dan Zelensky mengenai masa depan Ukraina dan prospek perdamaian dengan Rusia, Amerika Serikat bermaksud mengambil langkah praktis pertama untuk menekan presiden Ukraina.
Menurut Trump, selama Zelensky yakin akan kelanjutan bantuan Amerika, ia tidak akan menyerah pada perubahan metode terhadap Amerika dan Rusia, dan kini Trump ingin di tengah-tengah perang mengerikan di Ukraina, menekan tenggorokan pemerintah negara ini sehingga dengan memutus jalur pernafasannya, secepatnya mengakses sumber berharga tambang dan mineral Ukraina.
Waktu akan membuktikan berapa lama pemerintah Ukraina dapat meneruskan perang dengan Rusia, setelah kehilangan pendukung asing utamanya, tetapi baik Ukraina maupun Eropa menekankan bahwa mereka tidak dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan Amerika dalam perang dengan Rusia. Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa Zelensky pada akhirnya akan menyerah kepada Trump dengan memotong atau mengurangi bantuan AS ke Ukraina. (MF)