Pendekatan AS Jadi Hambatan Diplomasi Global
Setelah pertemuan baru-baru ini yang melibatkan perwakilan tiga negara, Rusia, Cina, dan Iran, para pakar dan analis Cina mengkritik kebijakan sepihak Amerika Serikat, dan menekankan bahwa pendekatan ini tidak hanya memperumit krisis internasional, bahkan menyebabkan melemahnya mekanisme diplomasi global.
Tehran,. Pars Today- Global Times menulis, Liu Zhongmin, pakar isu Timur Tengah di Studi Internasional Shanghai hari Sabtu (15/3/2025) menilai pertemuan hari Jumat antara perwakilan Republik Islam Iran, Cina, dan Rusia merupakan langkah penting menuju manajemen krisis dan mencegah eskalasi ketegangan terkait isu nuklir Tehran.
Zhongmin menekankan bahwa pertemuan itu diadakan dalam situasi di mana tekanan sepihak AS dan penarikannya dari perjanjian nuklir JCPOA telah menciptakan hambatan serius bagi solusi diplomatik.
"Amerika Serikat sedang berupaya mendapatkan lebih banyak konsesi dari Iran dengan mengadopsi kebijakan pemerasan, tetapi Tehran tetap teguh pada posisinya," ujar profesor Timur Tengah dari Cina.
Liu mengkritik kebijakan unilateral AS terhadap masalah internasional, dan menambahkan bahwa pendekatan yang dipaksakan dan tidak realistis negara itu tidak hanya membuat krisis lebih rumit, tetapi juga melemahkan mekanisme internasional untuk menyelesaikannya.
Dalam pertemuan dengan Sergei Ryabkov dan Kazem Gharibabadi, wakil menteri luar negeri Rusia dan Iran, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi memperingatkan negara-negara Barat tentang konsekuensi penggunaan mekanisme picu terhadap Tehran, dengan mengatakan,"Tindakan seperti itu akan menghancurkan hasil upaya diplomatik selama bertahun-tahun untuk mencapai perjanjian nuklir dengan Tehran".
Sun Degang, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Fudan, juga mengatakan terkait hal ini mengenai penerapan kebijakan tekanan maksimum oleh AS setelah menarik diri dari JCPOA yang menyebabkan Tehran mengambil tindakan kompensasi dalam kerangka hukum internasional.
Degang menekankan pentingnya solusi diplomatik dan kerja sama multilateral, dengan mencatat bahwa negosiasi dan keterlibatan internasional dapat menghasilkan kesepakatan yang berkelanjutan.
Pakar Cina menambahkan,"Cina, Rusia, dan pihak independen lainnya dapat memainkan peran efektif dalam memulihkan stabilitas proses ini".(PH)