Tarif Tinggi Trump, Mimpi Buruk Baru bagi Sekutu Eropa
Keputusan pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif baru pada impor, khususnya mobil dan suku cadangnya, telah memicu gelombang kekhawatiran di seluruh Eropa, dan kembali mengungkap kelemahan struktural ekonomi yang bergantung pada rantai pasokan global.
Tehran, Pars Today- Presiden AS Donald Trump dijadwalkan mengumumkan rencana tarif komprehensif baru pada hari Rabu, 2April 2024, selama konferensi pers pertamanya di White House Rose Garden.
Sebuah program yang telah diperkenalkan dengan judul promosi "Hari Pembebasan" dan berdasarkan itu, tarif sebesar 25% akan diterapkan pada mobil impor, termasuk dari Eropa.
Sementara itu, media Amerika telah melaporkan kemungkinan mengenakan tarif timbal balik terhadap negara sasaran. Sebuah langkah yang, menurut para kritikus, dapat menyebabkan "perang dagang skala penuh."
Institut Kebijakan Publik Inggris (IPPR) telah memperingatkan bahwa penerapan tarif ini dapat menyebabkan penurunan tajam dalam ekspor mobil ke Amerika Serikat dan mengancam lebih dari 25.000 pekerjaan langsung di industri otomotif negara tersebut.
Menurut laporan tersebut, pabrik Mini di Cowley dan Jaguar-Land Rover termasuk di antara sektor yang paling rentan terhadap kebijakan baru AS.
Menurut statistik resmi, Amerika Serikat adalah pasar ekspor terbesar bagi industri otomotif Inggris, dan pada tahun 2023, sekitar £6,4 miliar (setara dengan 18,4% dari total ekspor otomotif) diekspor ke Amerika Serikat.
Dari sudut pandang teknis, tarif adalah jenis pajak atas impor yang dibayarkan oleh perusahaan importir dan biasanya mengakibatkan kenaikan harga barang dan tekanan inflasi dengan mengalihkan biaya kepada konsumen. Situasi tersebut memicu resesi dan pengangguran, terutama dalam rantai pasokan global yang kompleks.
Menanggapi keputusan ini, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menekankan kelanjutan negosiasi ekonomi dengan Amerika Serikat, telah menahan diri untuk tidak mengambil reaksi tergesa-gesa untuk saat ini, dengan mengatakan. "Tidak seorang pun menginginkan perang dagang, tetapi semua opsi ada di atas meja".
Sikap konservatif ini muncul setelah para ahli, termasuk Pranesh Narayan dari Institut Kebijakan Publik Inggris, memperingatkan bahwa tarif Trump dapat sepenuhnya mengganggu stabilitas industri mobil Inggris dan menggagalkan rencana pertumbuhan ekonomi pemerintah.
Eropa khawatir dan siap menghadapi Amerika
Pada tingkat yang lebih luas, Uni Eropa, yang menyatakan kekhawatirannya tentang konsekuensi keputusan ini, juga telah mengumumkan bahwa mereka siap untuk menerapkan tindakan pembalasan yang tegas.
Komisi Eropa mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa jika tarif diterapkan, tanggapan pembalasan terhadap barang-barang Amerika akan menjadi agenda.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pidatonya di Parlemen Eropa kemarin mengatakan, "Eropa tidak memulai konfrontasi ini. Kami menganggap kebijakan ini salah. Tetapi kami memiliki semua yang kami butuhkan untuk melindungi rakyat kami, perekonomian kami, dan nilai-nilai kami."(PH)