Apa Prioritas Kebijakan Luar Negeri Terpenting Republik Islam Iran?
-
Peta Iran
Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menjelaskan prioritas dan isu terpenting kebijakan luar negeri Iran pada pertemuan Doha dan juga dalam pertemuan dengan berbagai pejabat dari negara-negara kawasan.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Sayid Abbas Araghchi, pergi ke Doha, Qatar, untuk berpartisipasi dalam sesi keempat "Konferensi Dialog Iran-Arab".
Dalam pidatonya di pertemuan tersebut, Araghchi memaparkan sejumlah isu dan prioritas terpenting kebijakan luar negeri Iran.
Sebelum berangkat ke Doha, Araghchi juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, dan membahas serta bertukar pandangan tentang hubungan bilateral dan cara-cara untuk memperkuatnya di berbagai bidang, serta perkembangan terkini di kawasan dan berbagai upaya yang telah dilakukan terkait hubungan tersebut.
Sesi keempat "Konferensi Dialog Iran-Arab" diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Mei, dengan tajuk "Hubungan Kuat dan Saling Menguntungkan" dengan kerja sama dan partisipasi dari "Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran" dan "Pusat Studi Al Jazeera".

Araqchi juga bertemu dengan "Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani", Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, di Doha dan membahas berbagai isu penting dengannya.
Menteri Luar Negeri Iran dan Qatar juga meninjau perkembangan regional terkini, khususnya bencana kemanusiaan di Gaza menyusul genosida rezim Zionis selama dua tahun dan upaya rezim ini untuk mencegah pengiriman bantuan makanan dan medis ke jalur tersebut, dan menekankan pentingnya kerja sama yang lebih besar antara negara-negara di kawasan untuk menghentikan penderitaan rakyat Palestina yang tertindas.
Putaran konsultasi baru Araghchi dengan pejabat Qatar dan Arab Saudi bertepatan dengan putaran keempat pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, yang akan diadakan hari Minggu, 11 Mei, di Muscat, ibu kota Oman.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, dalam pidatonya di Qatar dan pertemuan dengan pejabat regional, menguraikan pendekatan dan prioritas terpenting dari kebijakan luar negeri Iran.
Araghchi mengatakan pada pertemuan Doha, Republik Islam Iran menganggap perolehan dan penggunaan senjata nuklir dilarang dan selalu menjadi anggota yang berkomitmen dari rezim nonproliferasi internasional.
Namun pada saat yang sama, ia menegaskan haknya untuk penggunaan energi nuklir secara damai, termasuk pengayaan.
Menteri Luar Negeri Iran melanjutkan, Berdasarkan kebijakan berprinsip Republik Islam Iran, kami bersikeras pada realisasi persatuan regional. Dalam setahun terakhir, kami telah menyaksikan banyak perkembangan di kawasan Asia Barat. Terlepas dari semua kepahitan, perkembangan ini telah mendekatkan perspektif negara-negara di kawasan ini dan memberikan pemahaman bersama dalam menghadapi perkembangan dan ancaman.
Sembari menunjukkan bahwa tujuan rezim Zionis dalam agresi di Gaza juga bertujuan untuk menghancurkan, melemahkan, dan membunuh negara-negara Islam serta menduduki sebanyak mungkin wilayah negara-negara di kawasan ini, Araghchi menjelaskan, Menghadapi kejahatan ini adalah tugas hukum dan moral semua pemerintah di kawasan. Transformasi wacana ini harus sedemikian rupa sehingga prinsip kemitraan menggantikan kebijakan keseimbangan kekuatan.
Dalam putaran baru konsultasi Menteri Luar Negeri Iran di kawasan, kerja sama dan kemitraan yang lebih besar untuk menciptakan stabilitas dan konvergensi di antara negara-negara tetangga telah menjadi prioritas yang lebih tinggi.
Kejahatan rezim pendudukan Zionis telah membuat pentingnya kerja sama dan perhatian negara-negara Islam untuk melindungi hak-hak sah rakyat Palestina.
Di sisi lain, Republik Islam Iran menekankan penggunaan hak-haknya yang sah dalam penggunaan energi nuklir secara damai, dan dalam negosiasi tidak langsung dengan pihak Amerika, Iran juga telah menekankan pentingnya garis merah negaranya.
Membangun kepercayaan, membangun stabilitas, menentang intervensi asing, dan pentingnya kerja sama regional akan menjadi prioritas terpenting kebijakan luar negeri Iran dalam kerja sama dengan negara-negara regional.
Tren perkembangan politik dalam beberapa bulan terakhir di kawasan tersebut telah meningkatkan pentingnya konvergensi yang lebih besar di antara negara-negara tetangga, yang akan memainkan peran efektif dalam menghadapi konspirasi rezim Zionis.
Pendekatan diplomatik Iran terkait kebijakan luar negeri dalam beberapa tahun terakhir selalu memperluas kerja sama dengan negara-negara tetangga dan negara-negara Muslim, dan konsensus regional juga akan mengembangkan hubungan antara Iran dan negara-negara Arab.(sl)