Indonesia Mulai Mengantisipasi COVID-19 Varian Mu
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta penjagaan di pintu masuk Indonesia bagi pelaku perjalanan internasional diperketat.
Ia mengatakan, pengetatan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran varian baru virus corona Mu.
"Khususnya pengetatan di pintu masuk negara untuk WNA atau WNI yang dengan riwayat perjalanan ke negara terjangkit dan juga negara Kolombia dan Ekuador untuk dilakukan genom sequencing," kata Nadia sebagaimana dikutip Parstodayid dari Kompas, Selasa (07/09/2021).
Nadia mengatakan, pengetatan di pintu masuk bagi pelaku perjalanan internasional harus dilakukan meski Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah menerbitkan Permenkumham Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pembatasan Orang Asing Masuk ke Wilayah Indonesia dalam masa PPKM.
Selain itu, Nadia mengatakan, pihaknya akan meningkatkan screening bagi WNI sebagai bentuk kewaspadaan.
Pakar: Varian MU Sudah Masuk Indonesia
Varian Mu B1621 yang teridentifikasi di Kolombia Januari 2021 lalu, disebut pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman kemungkinan sudah masuk Indonesia. Hal ini dikarenakan rentang waktu ditemukan hingga kini sudah berjalan sembilan bulan di tengah pengetatan perbatasan yang dinilai belum begitu maksimal.
"Potensi itu ada dan sudah masuk tentu, karena ini kan Januari ya masalahnya (ditemukan di Kolombia). Bahkan sebelum akhir tahun ini sudah terdeteksi prediksi saya," jelas Dicky, yang dikutip dari Detik, Selasa (07/09/2021).
"Ini sudah 9 bulan, dan ini terdeteksi bahkan di Selandia Baru sudah, Jepang, Cina juga sebenarnya sudah (terdeteksi varian Mu), ini kan menunjukkan (ada potensi), apalagi Indonesia memang tidak ditutup ketat proteksinya," imbuhnya dia.
Meski begitu, Dicky mengingatkan strategi menghadapi sejumlah varian baru Corona termasuk varian Mu tetap sama. Masifnya testing, tracing dan treatment (3T), kedisiplinan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menghindari kerumunan (5M) dan cakupan vaksinasi.
Beda Varian MU dan Delta
Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi, mengatakan varian Mu atau B1621 sebagai penyebab COVID-19 tidak lebih ganas dengan varian delta.
Alasannya, Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyebutkan varian Mu sebagai kategori variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian.
Dibandingkan dengan varian Delta yang masuk kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai.
Meskipun varian baru ini belum terdeteksi di Indonesia, menurutnya perlu diantisipasi karena varian Mu diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.
Jokowi: Vaksin Datang Segera Habiskan
Presiden Joko Widodo menargetkan 70 persen warga di seluruh daerah telah divaksin Covid-19 pada akhir 2021.
Untuk mencapai target itu, Presiden meminta pemerintah daerah segera menghabiskan kuota vaksin Covid-19 yang dimiliki.
“Kita inginkan seluruh provinsi bisa tervaksin minimal 70 persen di akhir tahun ini. Dan setiap vaksin yang sampai tolong segera dihabiskan dan setelah itu minta lagi ke Kemenkes,” kata Jokowi saat menggelar video conference dengan 34 pondok pesantren terkait capaian vaksinasi di Pondok KH Syamsudin, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021).
Presiden Jokowi mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras menurunkan kasus Covid-19 dan mempercepat vaksinasi.
Harapannya, percepatan vaksinasi dapat memutus mata rantai penularan Covid-19. (Detik/Kompas)