Australia dan Indonesia Bekerja Sama Tangani Limbah Plastik di Lautan
Australia dan Indonesia akan bekerja sama untuk mencari solusi penanganan sampah plastik di Samudera Hindia dan Pasifik.
Produksi plastik masih terus meningkat. Pada 2019, sebanyak 368 juta ton plastik baru dibuat. Diperkirakan pada tahun 2050, produksi plastik baru dari bahan bakar fosil dapat menghabiskan 10 hingga 13 persen dari anggaran karbon dunia.
Padahal, berdasarkan kesepakatan Paris, anggaran ditetapkan untuk memastikan bahwa pemanasan global tidak naik di atas 1,5 derajat Celcius sebelum pra-industrialisasi.
"Melalui pendekatan partisipatif, limbah plastik dapat memberi manfaat ekonomi dan lingkungan," kata Larry Marshall, Direktur Eksekutif The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) hari Selasa (8/3/2022).
Menurut Program Lingkungan PBB, saat ini ada sekitar 75 hingg 199 juta ton plastik di lautan dunia.
CSIRO memperkirakan ada 5 hingga 10 miliar keping plastik di lepas pantai Indo-Pasifik.
Setiap tahun, 3 persen sampah plastik mencapai lautan. Pada 2010, jumlah ini mencapai sekitar 8 juta ton plastik.
“Kesehatan laut dan perairan kedua negara terkait dengan pertumbuhan ekonomi mereka. Australia dan Indonesia sama-sama negara kepulauan yang sadar dan mengkhawatirkan dampak pencemaran plastik.
Sebelumnya, muncul usulan penghentian produksi plastik baru pada tahun 2040, pembersihan ekonomi dari plastik, penghapusan volume lombah plastik yang signifikan, dan dimulainya pembuangan sampah plastik di seluruh dunia sebagai bagian dari kesepakatan global.(PH)