Bahas Peningkatan Kerja Sama Budaya, Kemendikbud RI Bertemu Wakil G20
https://parstoday.ir/id/news/indonesia-i122292-bahas_peningkatan_kerja_sama_budaya_kemendikbud_ri_bertemu_wakil_g20
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia mengadakan pertemuan dengan 20 Kedutaan Asing anggota G20 di Museum Nasional, Jakarta, pada Senin (30/5/2022).
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
May 31, 2022 11:17 Asia/Jakarta
  • Bahas Peningkatan Kerja Sama Budaya, Kemendikbud RI Bertemu Wakil G20

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia mengadakan pertemuan dengan 20 Kedutaan Asing anggota G20 di Museum Nasional, Jakarta, pada Senin (30/5/2022).

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, menyampaikan puncak dari G20 bidang Kebudayaan adalah Culture Ministers’ Meeting (CMM) yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 September dan 13 September 2022.

Dalam kesempatan itu, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menyampaikan akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang membawa semangat kebersamaan selaras dengan tema G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger, dengan mengadakan G20 Orchestra, melibatkan seniman dari berbagai negara yang dipimpin oleh Ananda Sukarlan dengan mengedepankan kesetaraan gender yang tercermin melalui komposisi seniman yang terlibat.

Selain itu akan dilaksanakan juga ruwatan bumi, kata lain ruwatan bumi berarti menjaga tempat kita hidup. Ritual tradisi Indonesia sebagai upacara mengembalikan kemurnian dan kesucian bumi.

Hilmar menyebutkan akan bersama meruwat bumi setelah dunia selama hampir 3 tahun dihantam pandemi COVID-19 yang luar biasa. Ditambahkan olehnya seluruh kegiatan budaya lain juga akan dilaksanakan di sekitar kawasan Candi Borobudur dengan melibatkan masyarakat sekitar.

“Semangat kebudayaan harus terus dibangun dan agenda internasional ini harus melibatkan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar Borobudur, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton,” ujarnya.

Hilmar menjelaskan bahwa hal itu selaras dengan pesan Presiden Joko Widodo yang meminta agar pertemuan G20 tidak hanya bersifat seremonial.

Ia menambahkan pada pertemuan tingkat menteri bidang kebudayaan ini Indonesia menginisiasi “pendanaan global untuk seni dan budaya” dengan mengajak seluruh negara bersama-sama gotong royong mendukung pemulihan kebudayaan di dunia.

Selain serangkaian kegiatan budaya yang keseluruhannya mengangkat soal kebudayaan untuk hidup berkelanjutan. Pada kesempatan tersebut, Hilmar juga menyampaikan bahwa makanan yang akan disuguhkan kepada delegasi seluruhnya mengangkat konsep from local farm to table.

“Inilah jalan kebudayaan yang ditawarkan Presidensi Indonesia di G20,” katanya.

Sebelumnya, Manajer G20 Bidang Kebudayaan Ananto Kusuma Seta mengatakan Indonesia akan membawa gagasan dana kebudayaan global yang bertujuan untuk pemulihan budaya pada pertemuan G20.

“Dalam pertemuan Culture Ministers Meeting (CMM) pada September mendatang, kita akan membawa gagasan mengenai dana kebudayaan global ini,” ujar Ananto dalam taklimat media di Bogor, Selasa.

Dia menambahkan selain untuk pemulihan budaya, dana global tersebut akan menyasar pada para pelaku budaya yang terdampak pandemi COVID-19. Selain itu juga untuk menghidupkan budaya baru yang berkelanjutan.

Pengelolaan dana kebudayaan global tersebut, lanjut dia, akan dikelola oleh UNESCO. Hal itu dikarenakan ada bagian dari organisasi internasional yang memiliki tanggung jawab dalam kebudayaan.

Indonesia, tambah dia, juga mengusulkan agar dana pemulihan kebudayaan global tersebut dimulai pada 2023 mendatang.

“Ini dikarenakan tahapannya sendiri mulai 2022, masih dalam bentuk pernyataan komitmen dari berbagai negara pada pertemyan G20 mendatang,” terang dia.

Dana kebudayaan global yang diperkirakan akan berlangsung selama lima tahun tersebut , diharapkan dapat membantu pelaku budaya yang terkena dampak pandemi secara global. Serta, mengangkat kembali budaya-budaya hidup berkelanjutan yang ada di masing-masing negara.(PH)