Deklarasi Bersama KTT GNB Soal Dampak Covid-19
(last modified Tue, 05 May 2020 01:29:13 GMT )
May 05, 2020 08:29 Asia/Jakarta
  • Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
    Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Senin malam, untuk membahas penanganan pandemi global COVID-19.

KTT GNB pada tahun ini diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, dan diawali oleh sambutan pembukaan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev selaku Ketua GNB, seperti dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, di Jakarta, Senin malam. Sebagaimana hasil pantauan Parstodayid dari Antaranews, Selasa (05/05/2020)

Tema dari KTT GNB kali ini adalah “Bersatu Melawan COVID-19” dan diikuti oleh sebagian besar pemimpin negara GNB, dan sejumlah organisasi internasional dan regional.

Adapun KTT GNB tahun ini bertepatan dengan momentum Peringatan 65 Tahun Dasasila Bandung pada 2020 dan Perayaan 60 Tahun berdirinya GNB pada tahun 2021.

Turut hadir dalam KTT tersebut yang disusun secara abjad, yaitu Presiden Azerbaijan selaku Ketua GNB Ilham Aliyev, Presiden Sidang Umum Ke-74 PBB Tijjani Muhammed Bande, Direktur Jenderal Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom, Ketua Komisi Uni Afrika Mousa Faki Mahamat, Presiden Afghanistan Ashraf Gani, Presiden Algeria Abdelmadjid Tebboune, Presiden Kuba Miguel Diaz Canel, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Mauritius Mohamed Ould Ghazouani, Presiden Nicaragua Daniel Ortega.

Hadir pula Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, Presiden Pakistan Arif Alvi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, Kepala Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah Abdelrahman Burhan, Presiden Togo Faure Essozimna Gnassingbe, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdimuhamedow, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, dan Wakil Presiden Namibia Nangolo Mbumba.

Adapun kepala pemerintahan yang hadir yaitu Perdana Menteri Belarusia Syarhey Rumas, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Malaysia Muhyidin Yassin, Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oil, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan Wakil Perdana Menteri Bahrain Mohammed bin Mubarak Al Khalifa.

Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia

3 Usulan Presidn Joko Widodo

Dalam KTT GNB ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tiga hal yang dapat diprioritaskan oleh Gerakan Non-Blok (GNB) untuk menangani pandemi global COVID-19.

"Pertama, perkuat solidaritas politik antara kita, karena hanya dengan bekerja sama, kita dapat memenangkan peperangan ini," ujar Presiden Jokowi, saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin malam.

Presiden Jokowi juga mengajak negara anggota GNB untuk memfokuskan energi dan waktu sepenuhnya guna mengatasi tantangan pandemi COVID-19.

Hal yang kedua, Presiden menekankan pentingnya kerja sama yang konkret antara negara GNB, terutama dalam perolehan obat dan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau.

“Kedua, terjemahkan solidaritas politik ini jadi kerja sama yang konkret. Kita harus berjuang untuk mendapatkan akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau,” kata Presiden Jokowi pula.

Lebih lanjut, Presiden juga menekankan agar rezim paten dan hak kekayaan intelektual terkait obat dan vaksin dapat diterapkan secara fleksibel demi kemanusiaan.

Selain itu, Kepala Negara RI itu juga mengajak untuk memperkuat kerja sama dalam pemulihan rantai pasokan global produk kesehatan dan kebutuhan pangan.

"Ketiga, penguatan kemitraan global bagi negara berkembang. Kita perlu suarakan dan perjuangkan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan, keringanan utang, maupun kewajiban pembayaran utang dari kreditur resmi (official creditors) dapat dialihkan untuk pembiayaan penanganan COVID-19," ujar Presiden.

Presiden menambahkan bahwa komitmen dari kelompok G-20 untuk penangguhan pembayaran utang bagi negara berpendapatan rendah perlu direalisasikan.

Pada akhir sambutannya, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa multilateralisme harus tetap menjadi landasan kerja sama internasional.

Deklarasi KTT GNB

Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT GNB) yang dihadiri 39 negara termasuk Indonesia dan diselenggarakan secara virtual, Senin (4/5) malam, menghasilkan sebuah deklarasi bersama terkait keprihatinan terhadap dampak COVID-19.

"KTT ini menghasilkan sebuah deklarasi yang pesan utamanya antara lain keprihatinan terkait penyebaran dan dampak COVID-19," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers melalui video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa dini hari, seusai mendampingi Presiden Jokowi mengikuti KTT GNB secara virtual.

Menlu menyampaikan diakui dalam deklarasi tersebut bahwa yang paling terdampak oleh COVID-19 adalah kelompok paling miskin dan paling rentan yang akan mengakibatkan kemunduran pembangunan yang sudah dilakukan oleh negara-negara berkembang serta menyebabkan sulitnya pencapaian sustainable development goals.

Selain itu deklarasi juga menegaskan dukungan terhadap multilateralisme dan WHO didalam penanganan COVID-19. Terkait hal tersebut, deklarasi juga menyambut baik resolusi Majelis Umum PBB Nomor 74/270 terkait Global Solidarity to Fight COVID-19 yang salah satu penggagasnya adalah Indonesia.

"Deklarasi juga menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama termasuk dalam memastikan ketersediaan obat dan peralatan medis dan mencegah dampak negatif COVID-19 terhadap ekonomi," ujar Menlu.

Adapun dalam deklarasi KTT GNB juga diangkat mengenai pentingnya pertukaran informasi dan best practices serta implementasi guideline WHO terkait COVID-19.

Selain itu dalam deklarasi juga disebutkan perlunya mencabut pemberlakuan mekanisme unilateral yang tidak sesuai dengan hukum internasional dan piagam PBB untuk memastikan agar penanganan COVID-19 dapat dilakukan secara efektif.

"Hal lain yang ditekankan dalam deklarasi adalah kesepakatan pembentukan gugus tugas GNB. Tugas gugus tugas ini adalah menyusun data base kebutuhan medis dan kemanusiaan negara GNB untuk selanjutnya disampaikan ke negara dan organisasi donor," jelas Menlu.

Menlu menyampaikan atas dasar itu, KTT GNB bukan hanya sekadar menghasilkan pernyataan politik, tapi juga menghasilkan gagasan konkret yaitu pembentukan gugus tugas GNB tersebut.