Jul 27, 2020 17:29 Asia/Jakarta

Sekolah-sekolah saat ini berjuang untuk membuat para murid tetap terlibat belajar selama pandemi. Upaya dilakukan agar siswa-siswi masih bisa belajar meski di tengah penyebaran Virus Corona, COVID-19.

Sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di pulau Jawa Indonesia membuka kelas untuk murid-murid dengan menggunakan bilik transparan darurat dan juga mengirim para guru untuk mengunjungi rumah-rumah siswa dengan tetap mentaati protokol kesehatan seperti menjaga jarak.

TK Permata Hati adalah sebuah taman kanak-kanak swasta dengan 135 murid di kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini memungkinkan enam murid per hari untuk menghabiskan waktu di kelas, dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bersekolah sekali setiap dua minggu. TK Permata Hati menyediakan program bimbingan yang mengalami kendala daring.

Jawa Tengah, berdasarkan data pemerintah, telah mencatat jumlah kasus Virus Corona tertinggi keempat di Indonesia dan setidaknya 287 orang telah meninggal di Semarang.

Ditemani oleh orang tua, siswa-siswi TK Permata Hati duduk di dalam kotak pelindung yang dibuat menggunakan lembaran plastik yang telah disemprot disinfektan. Anak-anak itu mendapatkan panduan untuk mengarahkan pembelajaran mereka.

"Kotak transparan adalah salah satu komitmen kami untuk memprioritaskan protokol kesehatan," kata Kepala Sekolah TK Permata Hati Hindarwati seperti dilansir Straitstimes.

Setiap orang yang menghadiri sekolah diwajibkan mengenakan masker, pelindung wajah (Face Shield), sarung tangan dan menjalani pemeriksaan suhu badan.

Orang tua yang tidak nyaman dengan risiko mengirim anak-anak mereka ke sekolah dapat memilih belajar di rumah dengan sesi online/daring melalui aplikasi konferensi video seperti Zoom.

"Saya tidak bosan sama sekali, karena saya bisa melakukan panggilan Zoom dengan semua teman saya, saya juga bisa bertemu guru saya. Saya menyukainya," kata Jihan Notharisa, yang berusia lima tahun.

Di antara sesi belajar adalah menari, musik dan membaca al-Quran. TK Permata Hati juga mengirim guru-guru untuk mengunjungi siswa di rumah mereka, dengan layar pelindung portabel untuk menjaga jarak.

"Sebagai orang tua, kami sangat mendukung kegiatan ini, sehingga anak-anak kami dapat bertemu langsung dengan guru mereka walaupun waktunya terbatas," kata Nita Dwi Nurhayati, seorang ibu dari seorang murid.

Sebagian besar sekolah di Indonesia belum melanjutkan kelas fisik secara penuh waktu, kecuali di lokasi "zona hijau" dengan lebih sedikit kasus COVID-19.

Secara keseluruhan, Indonesia telah melaporkan 98.778 kasus COVID-19 dan 4.781 kematian, di mana angka ini tertinggi di kawasan Asia Tenggara. (RA)

Tags