Memasuki Resesi, Tren Pertumbuhan Ekonomi RI Membaik di Kuartal III
(last modified Tue, 03 Nov 2020 03:16:48 GMT )
Nov 03, 2020 10:16 Asia/Jakarta
  • Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo
    Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo hari Senin (02/11/2020) melaksanakan siding kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta. Pembahasan yang menjadi sorotan adalah ekonomi, terutama mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi.

Dalam sidang kabinet paripurna itu, Presiden Joko Widodo menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 akan berada di kisaran minus tiga persen, namun realisasi tersebut lebih baik jika dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang menurun

“Jadi kuartal III mungkin minus tiga persen lebih sedikit, dan itu adalah trennya membaik, tren positif. Ini yg harus ditekankan nanti kalau ada pengumuman dari BPS, dari 5,32 persen (kuartal II) menjadi minus 3 sekian persen,” kata Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin. Demikian hasil pantauan Parstodayid dari Antaranews, Selasa (03/11/2020).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 pada 5 November 2020 mendatang.

Presiden Jokowi mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi, namun pada kuartal III 2020 pemulihan sudah terlihat. Realisasi pertumbuhan ekonomi di paruh ketiga akan membaik dibandingkan kuartal II 2020 yang merosot hingga 5,32 persen.

Investasi Minus

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan data pertumbuhan investasi di kuartal III-2020 minus lebih dari 5%. Melihat kenyataan ini, Presiden Jokowi menyinggung Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan terkait catatan itu.

Jokowi sendiri sebelumnya sudah memperingatkan Luhut bahwa kontraksi pertumbuhan investasi di kuartal III-2020 jangan lebih dari -5%. Namun menurut berita yang didapat Jokowi pertumbuhan investasi kuartal III-2020 bisa mencapai -6%

Meski Luhut tak bisa memuaskan keinginannya, Jokowi berharap Luhut dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bisa mendorong pertumbuhan investasi secara maksimal di kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021.

Jokowi juga meminta Luhut dan Bahlil agar memanfaatkan sebaik mungkin terkait keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memperpanjang fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia. Dia yakin fasilitas GSP bisa dimanfaatkan untuk mendorong masuknya investasi.

Genjot Realisasi Belanja Anggaran

Memperhatikan kenyataan yang ada, Presiden Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk menggenjot realisasi belanja anggaran pada kuartal IV atau paruh terakhir di 2020. Presiden Jokowi berharap dengan penyerapan anggaran yang signifikan di kuartal IV 2020, maka akan mendorong perputaran kegiatan ekonomi sehingga bisa membawa laju perekonomian ke level positif.

“Di kuartal IV 2020 ini saya sampaikan ini sangat penting sekali, agar kita lebih baik lagi, agar bisa memperbaiki lagi, syukur bisa masuk positif, sehingga belanja, spending, harus menjadi kejar-kejaran kita semuanya,” ujar Presiden Jokowi.

Untuk Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2020, Presiden Jokowi menyebutkan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi masih berada di level negatif. Maka pemerintah akan terus berupaya meningkatkan stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Sehingga menjadi kewajiban kita semua untuk memperkuat demand, (permintaan) sehingga konsumsi akan jadi lebih baik,” ujar Presiden Jokowi.